News Video

VIDEO: Emak-emak Beratribut PKS Sebut Pelajaran Agama Dihapus Jika Jokowi Menang, TONTON VIDEO. .

Aksi kampanye hitam, seorang perempuan berbaju logo PKS terdengar mengajak pemilik rumah untuk memilih pasangan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno.

Tribun Medan
Kampanye hitam dilakukan emak-emak yang menggunakan atribut PKS 

TRIBUN-MEDAN.COM - Penetapan tiga tersangka kampanye hitam oleh Polres Karawang ternyata tak jadi pembelajaran.

Rekaman aksi kampanye hitam kembali ramai diperbincangkan di media sosial.

Seorang perempuan berbaju logo PKS terdengar mengajak pemilik rumah untuk memilih pasangan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno.

Dalam ajakannya, ia menyebut, jika Joko Widodo- Ma'ruf Amin menang, maka pelajaran agama di sekolah-sekolah akan dihapuskan.

Tonton video lengkapnya;

Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV

Fadli Zon Sebut 3 Perempuan yang Fitnah Jokowi Bukan Melakukan Kampanye Hitam, Ini Reaksi Mahfud MD

Tiga Emak-emak dalam Video yang Viral Diduga Kampanye Hitam pada Jokowi-Maruf Jadi Tersangka

Kapolri Tito Karnavian Ultimatum Pendukung Capres, Ditindak Jika Kampanye Hitam

Informasi dihimpun www.tribun-medan.com, kejadian ini terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.

Rekaman ini beredar di linimasa facebook.

Berikut petikan ucapan pelaku;

Kalau kita memilih Prabowo itu, kita pikirkan nasib agama kita.

Lima tahun, sepuluh tahun yang akan datang, apakah kita mau pelajaran agama dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya? Itu kan salah satu programnya mereka.

Pertama, pendidikan agama dihapus dari sekolah-sekolah. Terus, pesantren itu akan dijadikan sekolah umum

Melansir kompas.com, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional ( TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan terkait munculnya video berisi kampanye hitam yang menyasar Jokowi-Ma'ruf.

TKN Jokowi-Ma'ruf berencana untuk mengambil langkah hukum atas kasus ini.

"Kami sedang menyiapkan langkah hukum untuk melaporkan kepada Polri karena ini masuk dalam ranah pidana umum," ujar Arsul ketika dihubungi, Rabu (6/3/2019).

Arsul mengatakan pihaknya berharap polisi tidak hanya menelusuri penyebar hoaks ini di lapangan.

"Harapan TKN adalah agar penindakan hukum tidak hanya berhenti pada pelaku di lapangan tetapi justru yang lebihh penting terhadap dalangnya," kata Arsul.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan kampanye itu dilakukan pendukung Prabowo-Sandiaga untuk menutupi kelemahan pasangan calon yang didukungnya.

"Sebenarnya hoaks itu untuk menutup kelemahan dari mereka. Ketika mereka menggunakan isu Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin tidak Islami, bagaimana mungkin seorang ulama besar tidak Islami? Itukan untuk menutup mereka (Prabowo-Sandi) yang tidak Islami," ujar Hasto melalui keterangan tertulis, Rabu (6/3/2019).

Hasto mengajak semua pihak untuk berkampanye secara positif. Dia berharap kampanye hitam seperti ini tidak mencoreng Pemilihan Presiden 2019.

Hasto mengingatkan ini bukan pertama kalinya kampanye hitam terkait agama menimpak Jokowi-Ma'ruf.

Sebelumnya ada hoaks yang menyebut azan tidak akan terdengar lagi jika Jokowi-Ma'ruf terpilih.

"Bagaimana mungkin Kiai Ma'ruf mau melarang azan?" kata dia.

Teranyar Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ade Irfan Pulungan, menyambangi Kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).

Kedatangannya dalam rangka melaporkan dugaan kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'ruf.

"Melaporkan yang terjadi beberapa hari ini ada tiga kejadian, dua video, satu rekaman suara yang viral di medsos yang akan kami laporkan ke Bareskrim," ujar Ade.

Mereka juga melaporkan sebuah rekaman suara yang mengatakan bahwa Jokowi bukan seorang Warga Negara Indonesia (WNI).

Menurut Ade, berdasarkan fakta tersebut, ada upaya penyebaran fitnah serta kebencian terhadap paslon Jokowi-Ma'ruf.

"Ketiga-tiganya kami anggap melakukan fitnah kepada paslon 01, kedua menyebarkan hoaks dan juga kebencian," jelasnya. 

Ketua Bawaslu Makassar Nursari yang dikonfirmasi, Rabu (6/3/2019) mengatakan, pihaknya baru mendapat video kampanye itu dari wartawan yang hendak melakukan konfirmasi pada Selasa (5/3/2019) kemarin.

Hanya saja, sampai sekarang belum ada pihak yang melaporkan kampanye hitam tersebut ke Bawaslu.

“Kami juga baru dapat video itu dari teman-teman wartawan yang mau konfirmasi. Belum juga ada yang datang melapor ke Bawaslu. Meski begitu, kami masih selidiki lokasi kampanye hitam tersebut. Sebab, kalau dilihat lokasinya berada di daerah di Sulsel,” ujarnya.

Nursari belum bisa memastikan lokasi kampanye hitam ibu-ibu tersebut. Ia pun telah menyerahkan bukti rekaman video ke Bawaslu Sulsel untuk dibantu dalam melakukan penyelidikan.

Aparat kepolisian di jajaran Polda Sulsel juga melacak lokasi dan mencari pelaku kampanye hitam tersebut.

“Saya sudah serahkan video tersebut ke Bawaslu Sulsel untuk dibantu selidiki. Ketua Bawaslu Maros juga kemarin menelepon mencari tahu soal lokasi kampanye hitam itu. Demikian pula kepolisian sedang melakukan penyelidikan, termasuk kami di Bawaslu Makassar,” tambahnya.

Tanggapan PKS Sulsel

Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan, Surya Darma membantah ibu tua berhijab kuning yang melakukan kampanye hitam terhadap pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'aruf Amin itu adalah kader PKS.

"Saya tidak kenal orang itu yang ada di video. Itu bukan kader, apalagi pengurus PKS. Lagi pula, kami melarang dengan tegas penyebarkan dusta, hoaks apalagi namanya fitnah. Itu di luar tanggung jawab PKS dan menjadi tanggung jawab sendiri,” tegas Surya yang dikonfirmasi Kompas.com via telepon, Rabu (6/3/2019).

Surya mengaku ia sering menyampaikan kepada kader atapun pengurus PKS agar tidak melakukan kampanye yang sifatnya dusta, hoaks, fitnah dan ujaran kebencian.

Kalau pun ada kader atau pengurus PKS yang melakukan pelanggaran aturan partai, itu merupakan tanggung jawab masing-masing yang bersangkutan.

Saat ditanya soal sikap PKS yang nama baiknya terbawa-bawa dalam video tersebut, Surya mengaku belum memikirkannya.

"Kami belum berpikiran sampai ke situ, sampai melaporkan ibu dalam video itu,” tutupnya.

VIDEO Lengkap Emak-emak: Kalau Jokowi Menang Azan Masjid akan Dilarang, PELAKU DITANGKAP POLISI
VIDEO Lengkap Emak-emak: Kalau Jokowi Menang Azan Masjid akan Dilarang, PELAKU DITANGKAP POLISI (Tribun Medan)

Prabowo Subianto Blak-blakan Dapat Surat Cinta Dari Emak-emak dan Anak-anak

Sandiaga Uno Sumbang Uang 3 Kali Lebih Banyak dari Prabowo untuk Dana Kampanye, INI RINCIANNYA. .

PELAKU DITETAPKAN TERSANGKA

Tiga wanita yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'aruf Amin telah dinyatakan menjadi tersangka oleh pihak kepolisian.

"Kita tetapkan jadi tersangka," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/2/2019).

Ketiga wanita asal Karawang yang diketahui berinisial ES, IP dan CW ini diamankan sejak Minggu (24/2/2019).

Penetapan tersangka ketiganya ini berdasarkan dua alat bukti yang telah diperiksa penyidik, yakni video dan ponsel.

Penyidikan terhadap kasus ini akan dilanjutkan di Polres Karawang dengan tetap dibantu dari Ditreskrimsus dan Ditreskrimum Polda Jabar.

"Sekarang proses penyidikan dilakukan oleh Polres Karawang," katanya.

Andi Arief Direhabilitasi, Fahri Hamzah Sebut Merugikan Capres 01 dan Begini Pesan Sandiaga Uno

Sandiaga Uno Mengaku Tak Kenal dengan Keluarga Uno yang Mendukung Jokowi, BPN Prabowo Sebut Hal Ini

Menurutnya ketiga orang ini dikenakan Pasal 28 ayat (2) Jo pasal 45A ayat (2) UU RI No. 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; dan/atau pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 atau pasal 15 UU RI No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Mekanisme undang-undang pemilu kita ketahui adanya dugaan dilaporkan ke Bawaslu kemudian akan dianalisa dengan tim gakumdu (Penegak Hukum Terpadu)," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Karawang dan netizen dihebohkan video sosialisasi yang diduga mengarah pada kampanye hitam terhadap pasangan capres dan cawapres nomor urut 01.

Video tersebut diunggah pemilik akun twitter @citrawida5.

Dalam video tersebut tampak dua orang perempuan tengah berbicara kepada salah seorang penghuni rumah dalam bahasa sunda.

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui Nu make tiyung. Awewe jeung Awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (tidak ada lagi suara adzan, tidak ada alagi yang pakai kerudung, wanita dan wanita boleh menikah, laki-laki dan laki-laki boleh menikah," kata wanita dalam video tersebut.

Video itu diduga dibuat dan diunggah @citrawida5 pada 13 Februari 2019.

Tercatat sebuah alamat rumah di Perumahan Gading Elok 1, Blok 014 Nomor 12A, RT 004 RW 029, Karawang. 

Kapolri Tito Karnavian Angkat Bicara, Sikat Mafia Sepak Bola, Pengaturan Skor Liga Indonesia
Kapolri Tito Karnavian Angkat Bicara, Sikat Mafia Sepak Bola, Pengaturan Skor Liga Indonesia (tribunnews)

ULTIMATUM KAPOLRI

Kampanye hitam atau Black Kampanye kerap tersaji dalam gelaran pilpres 2019 terutama dalam media sosial, yang kerap menjadi sebuah polemik.

Karena hal ini Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan akan menindak tegas pihak yang menggunakan kampanye hitam atau black campaign dalam masa kampanye Pemilu 2019.

Tito menjelaskan, kampanye hitam dan negatif punya arti yang berbeda.

Bedanya kampanye negatif menggunakan data dan fakta yang benar. Sementara, kampanye hitam (black campaign) menyebarkan kabar yang tak ada faktanya, alias berita bohong atau hoaks.

“Kalau ada negative campaign sebatas tertentu masih bisa kita tolerir, artinya kampanye tentang sesuatu tentang kelemahan pihak lain yang memang ada faktanya, supaya masyarakat paham dalam memilih nanti ada kelebihan dan kekurangan, yang akan dipilih,” ujar Tito di Gedung Auditorium STIK-PTIK Polri, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).

“Yang tidak boleh adalah black campaign, kampanye yang fakta tidak ada diada-adakan itu pidana, pasti akan kita tindak,” sambung Tito.

Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Musyawarah Nasional Alim Ulama serta Konferensi Besar NU di Pondok Pesantren Al Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019) siang.
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Musyawarah Nasional Alim Ulama serta Konferensi Besar NU di Pondok Pesantren Al Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019) siang. (Fabian Januarius Kuwado/KOMPAS.com)

Tito menuturkan, pihaknya tetap melakukan monitoring dan pengawasan secara maksimal dalam rangka mengamankan Pemilu 2019 dapat berlangsung aman.

Tito meminta aparat Kepolisian di setiap daerah untuk memetakan potensi kerawanan-kerawanan Pemilu.

Selain itu, Tito mengatakan, aparat Kepolisian juga akan melakukan deteksi untuk mencegah aksi-aksi kekerasan, anarki, serta konflik menjelang Pemilu 2019.

“Jadi semua wilayah agar bermitra, Kapolda dengan Pangdam Danrem, Kapolres dengan Dandim, sekaligus menyiapkan langkah-langkah untuk pencegahan mendinginkan suasana,” kata Tito.

Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto saat membesuk musisi Ahmad Dhani di Rutan Medaeng, Sidoarjo, Selasa (192/2019).
Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto saat membesuk musisi Ahmad Dhani di Rutan Medaeng, Sidoarjo, Selasa (192/2019). (HANDOUT VIA TRIBUNNEWS.COM)

Kemudian, lanjut Tito, pihaknya juga mewaspadai kemungkinan kerawanan saat proses pengambilan suara.

“Kita juga mewaspadai kemungkinan pasca pemilihan suara. Pasca pengambilan suara itu, kita mendorong tentunya kalau ada komplain masalah hukum,” tutur Tito.

Pada kesempatan itu, Tito juga mengimbau kepada seluruh pihak terkait untuk mengedepankan cara-cara yang santun dan positif dalam berkampanye.

“Saya mengimbau kepada seluruh tokoh - tokoh masyarakat, media, semua pihak partai, calon tolong kedepankan cara - cara santun, lakukan positif campaign , kampanye tentang program dan keunggulan masing-masing,” kata Tito.

(hen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved