Serikat Perempuan Indonesia Universitas Sumatera Utara Terdepan Memperjuangkan Hak Perempuan
Saat ini banyak wadah yang menampung aspirasi dan pemikiran perempuan, untuk berkembang dan mengambil bagian dalam perubahan zaman.
TRIBUN-MEDAN.com-Perempuan menjadi bagian dalam sejarah panjang kemerdekaan. Bahkan keterlibatan perempuan sudah ada semenjak Indonesia belum mengenal kata merdeka.
Seiring perubahan zaman, maka keterlibatan perempuan juga berubah secara dinamis. Di Era Millenial, perempuan dituntut untuk serba fleksibel dan partisipatif.
Saat ini banyak wadah yang menampung aspirasi dan pemikiran perempuan, untuk berkembang dan mengambil bagian dalam perubahan zaman.
Serikat Perempuan Indonesia Universitas Sumatera Utara (Seruni USU) merupakanorganisasi massa kaum perempuan progresif yang aktif melaksanakan kegiatan positif tentang perempuan.
“Awal terbentuknya di USU bermula dari kongres tahun 27 April 2017 saat itu Seruni mengadakan pemilihan kepengurusan baru di Jakarta, namun sebelumnya di tahun 2004 sudah banyak perempuan-perempuan di Indonesia yang sadar akan pentingnya perempuan berorganisasi. Jadi sebenarnya sudah ada bibitnya. Namun baru dilaksanakannya kongres di tahun 2017,” ujar Ketua Seruni USU, Desy Maya Sari Rabu (20/3/2019).
Prajurit TNI Cuci Uang Persembahan Gereja di Sentani Viral di Media Sosial, TONTON VIDEONYA. .
Hasil Survei Litbang Kompas, Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun dan Elektabilitas Prabowo-Sandi Naik
Speaker Ini Mampu Ciptakan Suara Berkelas di Ruangan Anda
Mahasiswi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB USU) ini menceritakan awal mula terbentuknya Seruni di USU.
“Awalnya kan saya anggota Front Mahasiswa Nasional (FMN), jadi ada perwakilan seluruh Indonesia untuk kongres Seruni di Jakarta, siapa yang tertarik akan isu perempuan dipilih jadi perwakilan Medan, namun sebelumnya kami sudah aktif di Sekolah gerakan perempuan, disitulah kita berdiskusi tentang sejarah, pergerakan maupun isu-isu tentang perempuan, kemudian saya dan rekaan saya Indah Simbolon, berangkat ke Jakarta menghadiri kongres pertama, sepulang dari sana kami sepakat membentuk Seruni USU,” ujarnya.
Desy juga mengatakan alasannnya ingin membentuk Seruni sebagai wadah perjuangan perempuan. “Karena kami menyadari bahwa, perempuan itu penting untuk berorganisasi, melihat sekarang banyak persoalan-persoalan perempuan yang masih kurang menjadi perhatian masyarakat, intinya berangkat dari kesadaran,” ujarnya.
Udar 7 Fakta Viral Pengemis Tua yang Tertangkap Basah Pulang dengan Mobil Sendiri Bercat Hijau
Suntik Jus Buah ke Tubuh untuk Dapatkan Manfaat Kesehatan Instant Wanita Ini Justru Nyaris Tewas
Fahri Hamzah Apungkan Terima Kasih atas Pencerahannya, Mahfud MD: Biasanya Kita Saling Kritik
Ia menuturkan bahwa Seruni beranggotakan khusus perempuan, karena mengkaji tentang isu-isu perempuan maupun Gender, namun tidak menutup kemungkinan apabila disetiap kegiatan banyak lelaki yang ikut berpartisipasi.
“Saat ini bentuknya kan masih KPO (Komite Persiapan Organisasi) dan tujuan utamanya dibentuk ingin mewujudkan kesadaran, kesetaraan, dan hak yang sama antara perempuan dan lelaki, sehingga peran lelaki juga diperlukan,” ujarnya
Ia juga mengatakan untuk saat ini anggotanya berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).
Fahri Hamzah Apungkan Terima Kasih atas Pencerahannya, Mahfud MD: Biasanya Kita Saling Kritik
Jadwal Perempat Final Piala Presiden 2019, Bhayangkara vs Arema, Persela vs Madura United
“Kegiatannya ada banyak, yang rutin kami laksanakan itu diskusi tentang perempuan, bedah buku yang temanya perempuan, bedah film tentang perempuan, yang terakhir itu perayaan hari perempuan Internasional, kita mengadakan kampanye tentang isu perempuan, baik itu dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan politik, karena diaspek tersebut hingga saat ini perempuan masih mengalami diskriminasi,” ujarnya
Bagi Desy perempuan saat ini masih belum bisa memerdekakan diri dengan pilihannya. “Perempuan masih dihatui dengan kemauan umum, seperti standar perempuan cantik, maupun standar lainnya seperti standar perempuan baik dalam budaya patriarki, sehingga saya rasa untuk tetap mencerdaskan perempuan, keterlibatan perempuan dalam berorganisasi itu sangat penting,” ujarnya
Ia juga bercerita bahwa hingga saat ini pekerja perempuan masih banyak mendapatkan diskriminasi. “Kemarin melalui infestigasi sosial Seruni Riau,di salah satu perkebunan di riau, buruh-buruh perempuan yang ingin mendapatkan cuti haid itu susah, kemaluannya harus disenter atau diraba, untuk menunjukkan ia itu benar-benar menstruasi, ini harus jadi perhatian kita bersama,” ujarnya.
Teater ‘O’ Gelar Lomba dan Baca Puisi Sambut Hari Puisi Sedunia
Survei Terbaru Capres; Litbang Kompas: Elektabilitas 01 Turun 3,4%, 02 Naik 4,7% Ini Pemicunya
VIDEO: Fenomena Langka, Air Laut Terpisah di Perairan Indonesia Viral di Medsos
Saat ini Seruni sedang memasuki tahap menanam ilmu dan pengetahuan anggota melalui kegiatan-kegiatan positif. “Sebelum mengedukasi orang, kita harus cerdas dahulu. Melalui berbagai kegiatan seperti, diskusi, bedah buku, pengabdian masyarakat dan lainnya. Karena Seruni ini membahas pemasalahan perempuan dari berbagai profesi, ada Guru, Tani, Migran, buruh perkebunan, pabrik dan lainnya,” ujarnya
Ia juga berharap agar kedepannya semakin banyak perempuan-perempuan yang terlibat dalam Seruni. “Agar semakin sadar, bahwa permasalahan perempuan di era Millenial ini belum berhenti. Dan Seruni tdak hanya terbuka bagi mahasiswa saja, bagi siapaun perempuan yang tertarik dan ingin bergabung kita sangat terbuka, karena untuk mewujudkn kesetaraan perempuan dan laki-laki harus beragandengan tangan,” ujarnya.(cr21/tribun-medan.com)