Seluruh Pengurus Suara USU Dipecat Rektorat Gara-gara Sebuah Tulisan Cerpen
Nama Yael Stefani Sinaga tiba-tiba saja booming dalam beberapa hari terakhir. Bahkan se-antero Indonesia membicarakan cerita pendek
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
"Kemarin kami ditanyai dari fakultas mana dan jurusan apa. Nggak tahu itu ancaman atau intimidasi juga," terangnya.
Perempuan berkacamata dan berambut ikal ini menceritakan bahwa Suara USU pernah mengunggah tema cerpen serupa pada 2017 lalu. Tapi cerpen itu tak terdeteksi kampus. Malahan cerpen milik Yael yang jadi memicu kampus melakukan penelusuran terhadap karya-karya di laman suarausu.co.
"Cerpen itu yang buat mereka menganggap kami ini nggak bener. Karena mempublikasikan hal seperti itu. Rektor tidak bisa terima pendapat kami," jelas Yael.
Sampai saat ini Surat Keputusan pembubaran itu belum di terima pengurus Suara USU. Mereka diberikan waktu dua hari pascapertemuan untuk mengosongkan sekretariat Suara USU yang berada di Pintu 1, Jalan Universitas, USU.
Sementara itu, Rektor USU Runtung Sitepu membenarkan soal pembubaran. Keputusan diambil merujuk pada pertemuan mereka dengan Yael dan pengurus Suara USU.
"Tulisan itu sudah memicu reaksi publik. Polemik terjadi di kalangan mahasiswa, dosen hingga masyarakat luas. Ini kan sangat mengganggu nama baik USU. Kenapa bisa jadi begini. Ini yang saya tanyakan kepada mereka,” kata Runtung.
USU juga sudah bertanya kepada pendapat ahli sastra Haris Sutan yang ikut dalam pertemuan.
Dalam pertemuan itu, lanjut Runtung, ahli sastra juga meradang. Hasil karya sastra Yael dianggap mengandung unsur pornografi.
“Kalau dikonsumsi sendiri (cerpen) itu bisa. Tulislah cerpen seporno apapun, buat lukisan seporno apapun. Simpan dilacimu," katanya.
"Kalau kau rindu baca itu bisa. Tapi jika diumumkan ke publik bertentangan dengan hak cipta apalagi dengan sekarang ini ada Undang-undang Pornografi,” tegas Runtung.
Masih kata Runtung, karena pengurus tidak mengakui karya itu adalah sebuah kesalahan sehingga dibubarkan. Runtung khawatir perbuatan itu bisa terulang kembali dan merusak nama baik kampus.
“Bagi saya tidak mungkin saya pertahankan mereka menjadi pengelola Suara USU," tuturnya.
Lebih lanjut, Runtung juga sudah memerintahkan jajarannya untuk merekrut kepengurusan yang baru. Pengurus dipilih dari mahasiswa yang sudah mengikuti pelatihan jurnalistik. Nantinya ada 36 nama yang dipilih. Lalu Runtung sendiri yang akan memilih 18 di antaranya sebagai pengurus Suara USU yang baru. Sekretariat Suara USU juga akan direnovasi.
“SK pemberhentian mereka akan saya tandatangani hari ini,” ujar Runtung.
Menurut Runtung, Suara USU harus tetap eksis. Karena Selama ini, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang telah berdiri sejak Juli 1995 silam, banyak melahirkan jurnalis yang andal berkiprah di media nasional.