2 Mahasiswa Menyerah Bertahan Hidup di Hutan, Kerap Pingsan karena Kelaparan hingga Tertebas Parang
Dua orang sahabat di universitas ini memutuskan untuk menghabiskan tiga minggu di hutan Malaysia, telanjang dan tanpa makanan
2 Mahasiswa Menyerah Bertahan Hidup di Hutan, Kerap Pingsan karena Kelaparan hingga Tertebas Parang
TRIBUN-MEDAN.com - Hidup di alam bebas, tanpa bekal makan dan minum, adalah hal yang sedikit mustahil dilakukan sekarang ini.
Tapi dua orang turis asal Inggris, Daniel Olifi dan James Moynihan ini nekat melakukan hal itu.
Tidak satu atau dua hari, keduanya nekat melakukannya selama selama 3 minggu.
Dua orang sahabat di universitas ini memutuskan untuk menghabiskan tiga minggu di hutan Malaysia, telanjang dan tanpa makanan, untuk menunjukkan bahwa itu bisa dilakukan.
Daniel Olifi berusia 26 tahun, seorang pekerja di perusahaan teknologi keuangan, bersama sahabatnya James Moynihan seorang penghibur kapal pesiar berusia 27 tahun, ingin melihat apakah mereka dapat bertahan hidup di hutan yang keras dengan hanya persediaan minim, tanpa makanan dan juga pakaian.
Namun, tantangan itu terbukti jauh lebih sulit daripada yang mereka perkirakan.
Dalam beberapa jam setelah mendirikan kemah, Oktober lalu, mereka hampir kehabisan air.
Belum lagi keberadaan hewan kecil seperti nyamuk yang mengerogoti tubuh tak berbusana milik mereka, kedinginan dan tentunya kelaparan.
Mereka akhirnya harus berhenti setelah 16 hari, setelah Daniel tak sengaja melukai tangannya dengan parang dan lukanya mulai berbau seperti daging busuk.
Kepada media SWNS, Daniel Olifi kemudian menceritakan pengalaman mereka, yang dianggapnya menakutkan.
“Kadang-kadang menakutkan. Pergi tidur di malam hari, dengan ular yang mungkin berdatangan dan kemungkinan tak bisa lagi bangun di keesokan paginya, " ucap Daniel Olifi
"Anda dapat benar-benar menginjak ular kapan saja dan tidak mengetahuinya, atau hipotermia dapat membuat Anda. Anda menyadari: ‘Sial! Beginilah cara para idiot mati di alam liar dan tidak pernah ditemukan '”.
Selama menjalani tantangan ini, dua orang petualang itu kehilangan berat badan hingga 20 kilogram, karena hanya mengonsumsi berbagai buah beri dan serangga selama 16 hari.
Keduanya bahkan tak jarang pingsan karena kelaparan.
Selama di hutan, mereka hanya memanfaatkan persediaan yang mereka bawa yakni, batu batu, parang, kelambu, panci air dari logam dan peralatan P3K.
Suatu hari, saat hendak memotong daun besar untuk digunakan sebagai pakaian pelindung, Daniel Olifi tak sengaja menggores tangannya dengan parang.
Dia mencoba menggunakan lem untuk menutup lukanya dan mencegah bakteri memasuki aliran darahnya, tetapi hari berikutnya tangannya terasa lebih buruk dan sudah mulai berbau seperti daging busuk.
Mereka memutuskan untuk memotong perjalanan berkemah ekstrim mereka lebih awal dan kembali ke kehidupan nyata.
Sekembalinya di Kuala Lumpur, keduanya menghabiskan beberapa hari untuk pulih dan memakan camilan berkalori tinggi seperti burger, pizza, dan kue, sebelum terbang kembali ke Inggris.
Terlepas dari semua kesulitan yang mereka hadapi, termasuk kedinginan, gigitan nyamuk dan kelaparan, keduanya ini masih berpikir bahwa petualangan mereka tidak sia-sia.
“Semua orang akan menghadapi tantangan hidup, dan juga kematian.
Tapi tak satupun dari mereka merencanakan semua itu, seperti ini," kata James Moynihan.
"Aku sudah, dan aku bisa memberitahumu bahwa Malaysia adalah tempat bertaruh hidup yang sangat berharga yang pernah aku lakukan.
Sekarang aku bisa mengatakan aku sudah merasakan bagaimana rasanya hidup," tambahnya.
(cr12/tribun-medan.com)
Artikel ini sudah terbit di dailymail dengan judul Two university friends braved the Malaysian jungle stark NAKED as they battled machete wounds, hypothermia and thunderstorms for three weeks