TRIBUNWIKI
TRIBUNWIKI: Kantin Ini Sangat 'Bersejarah' bagi Mahasiswa dan Alumni USU
Pemilik Kantin MAM, Ermiyati yang sering disapa Mam merupakan almuni D3 Bahasa Inggris USU.
TRIBUN-MEDAN.com - Kantin juga merupakan kebutuhan sebagian mahasiswa/i di kampus, untuk Membeli dan mencari makanan dan minuman. Kantin juga tak hanya menawarkan menu makanan dan minuman saja. Melainkan suasan kantin yang dibangun untuk tempat santai sambil berdiskusi.
Sudah tak asing lagi kantin menjadi sarana tempat berdiskusi para mahasiswa/i, sambil menikmati makanan, cimilan dan minuman. Akan tetapi, masalah harga yang ditawarkan kepada mahasiswa/i selalu menjadi persoalan preoritas bagi mahasiswa/i di kampus.
Sebab, Tak banyak kantin yang menjual menu makanan dan minumannya yang murah. Begitu juga pemilik kantin yang membangun susana kekeluargaan kepada konsumennya. Apabila kantin yang menjual murah menu makanan dan minumannya serta enak, pasti kantin ini menjadi pilihan mahasiswa.
Nah, ternyata di zaman milineal ini masih ada kantin kampus yang menjual menu makanan dan minumannya dengan harga murah kepada mahasiswa/i serta mahasiswa/inya bisa berhutang.
Nama kantinnya kantin MAM, bisa dibilang sebagai kantin termurah di Universitas Sumatera Utara (USU). Bahkan kantin tersebut sudah tak asing lagi bagi para alumni USU yang sudah menjadi pejabat dan menjadi orang ternama, begitu juga bagi para mahasiswa/i saat ini di USU.
Satu di antaranya merupakan pejabat yang menduduki sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum Sumut, Yulhasni, mengatakan bahwa kantin MAM merupakan kantin perjuangan.
“Wah aku kalau ke Fakultas Sastra yang sekarang menjadi Fakultas Ilmu Budaya USU pasti singgah ke kantin MAM. Karena, aku menganggap kantin MAM ini merupakan kantin perjuanagan, kemudian kantin yang penuh sejarah lah. Aku itu baru bisa bayar utang di kantin MAM setelah, aku udah kerja. Begitu mulianya si MAM pemilik kantin yang menjual makanan dengan murah dan bisa dihutangi,” ucapnya, Selasa, (9/4/2019).
Tak hanya Yulhasni yang sering berkunjung ke kantin MAM, tetapi Aktor Teater ternama seperti, Win Ariyoga juga sering berkunjung ke kantin MAM walaupun sudah tak berkuliah lagi di USU. Win juga menjelaskan bahwa kantin MAM merupakan kantin perjuangan dan kantin yang menerima bon hutang para mahasiswa/i perantauan.
“Ya masa-masa sulit bagi kami dahulu sebagai mahasiswa itu ialah uang terutama, terkadang uang itu tak cukup untuk makan. Nah, di kantin MAM ini lah kami berhutang dan ngebon. Kalau soal harga boleh ditanya seluruh mahasiswa USU ini, pasti kantin MAM yang termurah di kampus USU ini, sudah murah enak lagi. Dimana kantin yang menjual teh manis dingin seharga Rp 2 ribuan dan nasi pakai telur Rp 5 ribuan, ” ujarnya.
Begitu juga dengan pendapat mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya, Dwi, menjelaskan kantin tersebut merupakan kantin yang penuh dengan pelanggan dari berbagai fakultas di USU.
“Menurutku kantin MAM, kantin yang penuh dan banyak pelanggannya dari berbagai Fakultas di USU. Kantin MAM ini sangat membantu sekali bagi mahasiswa seperti kami, membantunya karena harga yang ditawarkanya sangat murah kali pun. Jadi kalau makan siang aku selalu di sini, salahnya tak buka pada malam hari kalau buka makan sini juga aku,” katanya.
Tak hanya mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya saja yang jajan di kantin MAM, dari mahasiswa Fakultas Pertanian, Bagus juga jajan di kantin MAM. Ia mengatakan bahwa kantin malaikat yang suka menolong mahasiswa lagi tak beruang. Ia juga sering makan ke kantin MAM tersebut bersama rekan-rekannya.
“Ya kami sering makan di sini bangda, karena harganya murah. Dengan uang delapan ribuan sudah bisa dapat semuanya, dapat nasi pakai telur, teh manis dingin dan rokok sebatang. Ya kantin malaikat lah ini karena sering membantu mahasiswa yang tak punya uang untuk makan,” ucapnya.
Pemilik Kantin MAM, Ermiyati yang sering disapa Mam merupakan almuni D3 Bahasa Inggris USU.
Mam mengatakan, kantinnya ini sudah ada semenjak 12 September 1997. Dalam hal ini juga Mam menjelaskan bahwa kantin MAM pertama kali dibuka dengan nama kantin Darma Wanita yang terletak di sebelah ruang Darma Wanita dan dekat Mushallah Fakultas Sastra yang sekarang menjadi Fakultas Ilmu Budaya.