TRIBUNWIKI

TRIBUNWIKI: Kantin Ini Sangat 'Bersejarah' bagi Mahasiswa dan Alumni USU

Pemilik Kantin MAM, Ermiyati yang sering disapa Mam merupakan almuni D3 Bahasa Inggris USU.

Tribun Medan/Aqmarul Akhyar
Aktifitas jual beli di Kantin MAM. Kantin ini berada di sekitaran Fakultas Ilmu Budaya USU, Selasa (9/4/2019). 

Kemudian, kantin MAM ini pindah di dekat gedung N Fakultas Ilmu Budaya dan namanya sebenaranya kantin Darma Wanita tetapi para pengunjung sering menyebutkannya kantin MAM. Sebutan kantin MAM itu mulai ramai semenjak tahun 2000, semua pengunjung hampir rata menyebutkannya kantin MAM.

“Dahulu kantin ini namanya kantin Darma Wanita Fakultas Ilmu Budaya sampai sekarang tetapi orang-orang mengenalnya dengan sebutan kantin MAM. Itu mulai sebutan kantin MAM, pada tahun 2000 sampai saat ini masih disebut para mahasiswa/i dan alumni, ya kantin MAM. Mungkin orang-orang menyebutkan itu karena saya merupakan alumni D3 Bahasa Inggris, karena MAM itu dalam Bahasa Inggris artinya diIndonesiakan menjadi Ibu,” ujarnya.

Mam juga menambahkan, dari tahun 1997 mahasiswa/i menyebutnya kantin Kak Emi. Sebutan itu bertahan dari tahun 1997 sampai tahun 2000. Ia juga menjelaskan bahwa tahun 2018 awal kantin MAM pindah lagi di samping Jurusan Etno Musikologi Jalan Perpustakaan.

Adapun alasan Mam membuka kantin dengan harga murah yang sesuai dikatakan para mahasiswa dan alumni. Sebenarnya dalam pengakuan Mam, harga menu yang ditawarkan itu merupakan harga yang standard. Namun, para mahasiswa/i serta alumni mengaku harga tersebut murah dan menolong mereka.

“Ya di satu sisi saya ingin menolong mahasiswa, mungkin itu lah yang dapat saya tolong kepada mahasiswa dan saya juga dahulu mahasiswa yang mersakan sulit uang jajan atau uang makan. Saya menjual makanan itu kalau sudah dapat utung walaupun berapa-berapa, dan bisa dapat belanja dan berputar uang itu dan membantu mahasiswa, ya kira-kira begitula alasannya,” katanya.

Mam menjelaskan pertama menjual nasi pakai telur di tahun 1997 dengan harga Rp 1.000, dan harga teh manis panasnya Rp 100 serta teh manis dinginnya Rp 200. Kemudian nasi pakai telur naik dari Rp 1.500 sampai sekarang di tahun 2018 menjadi harganya Rp 5.000 untuk nasi pakai telur dan pakai tempe Rp 4.000.

“Ya kalau sekarang, nasi pakai ayam Rp 7000, nasi pakai ikan Rp 6000, teh manis panas Rp 2000 dan teh manis dingin Rp 2000, kue-kue dari harga Rp 500 sampai Rp 1000. Kalau untuk harga Indomie kuah Rp 6000, kalau pakai nasi Indomienya jadi Rp 7000, Indomie goreng Rp 5 ribu dan pakai nasi Rp 6000, kopi Rp 3000 dan teh susu Rp 4000. Menu minuman baru ada Es lengkong Rp 2000. Yang penting bisa bantu mahasiswa dengan harga yang murah dan bisa menggaji anak buah serta bisa belanja untuk besok,” ujarnya.

Dalam hal ini juga Mam menjelaskan tentang pernyataan alumni dan mahasiswa bahwasanay kantin MAM dapat dihutangi. Mam pun menjelaskan sebenarnya Mam tidak memberi hutang kepada mereka, namun Mam melihat kalau mereka tak makan Mam merasa sedih dan kasihan kepada mereka yang tak memiliki uang untuk makan pada saat kuliah.

Kemudian, Mam juga mengatakan sebenarnya mereka tak tega juga dan tak mau berhutang karena  harga yang ditawarkan Mam sudah sangat murah. Tetapi, kadang-kadang ada juga karena mereka belum dapat kiriman dari orangtuanya di kampung halamannya.

“Di situ lah saya tak tega melihatnya, karena langganan-langganan saya ini sudah saya anggap seperti saudara saya sendiri. Ya saya memeberikan itu semata karena saya pernah juga jadi mahasiswa dan saya tahu masa-masa sulit tentang keuangan tersebut. Ada lagi mahasiswa pagi minum kopi aja sampai jam 15.00 WIB dengan kue dua, siang makan nasi dia kan sampai besok siang lagi dia makan. Jadai sekali aja makannya,” ucapnya.

Terkait tanggapan para mahasiswa dan alumni yang menyebut Kantin Mam sebagai malaikat penolong di Kampus USU, Mam menilai pujian tersebut cukup berlebihan baginya.

“Kalau menolong sesama mahasiswa itu wajar saja, tetapi kalau soal harga memang termasuk murah di kantin saya. Akan tetapi soal rasa tinggal mereka lah yang memilih. Hanya satu yang saya tanamkan pada diri saya dalam berdagang, Ikhlas lah dalam berdagang karena rezeki itu sudah ada diberikan Allah SWT. Nah jadi kuncinya bertahan sampai saat ini, karena doa dan keikhlasan,” pungkasnya.

Alumni USU, Bovi berharap semoga kantin MAM  selalu ada sampai Ia memiliki anak yang akan berkuliah di USU. Karena kantin MAM merupakan kantin perjuangan dan Malaikat penolong sebab dengan harga yang ditawarkan kantin tersebut sangat murah bagi kalangan mahasiswa.

Mam pun mempunyai harapan agar kantin MAM bisa terus melayani para mahasiswa/i serta alumni USU yang berkunjung ke kantin tersebut. Dengan harga yang murah dan pelayanan yang penuh ramah tamah.

Kantin MAM setiap harinya beroprasional pada pukul 07.00 sampai pukul 18.00 WIB, bagi pengunjung biasanya memesan menu dengan cara mengambil sendiri dan dilayani oleh anggota kantin MAM yang berjumlah 11 orang dengan cekatan dan penuh ramah tamah.

Nah, Jadi bagi kamu yang belum mengetahui kantin MAM silahkan berkunjung ke USU di Fakultas Ilmu Budaya, rasakan sendiri sensasi kekeluargaan kantin tersebut dan nikmatnya menu makanan dan minuman yang sangat dibandrol dengan harga murah.

(cr22/Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved