Breaking News

Sebut Selamatkan Adiknya, Anggota Polres Langkat Brigadir TP Bantah Todong dan Aniaya Dua Remaja

Brigadir TP personel Sat Res Narkoba Polres Langkat membantah telah melakukan pemukulan dan penodongan terhadap RE yang berstatus pelajar

Penulis: Dedy Kurniawan |
TRIBUN MEDAN/DEDY KURNIAWAN
Remaja yang mengaku dianiaya oknum anggota Polres Langkat saat bikin laporan polisi. 

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Oknum Polisi Brigadir TP personel Sat Res Narkoba Polres Langkat membantah telah melakukan pemukulan dan penodongan terhadap RE yang berstatus pelajar, warga Jalan Cemara, Jati Negara, Kecamatan Binjai Utara, Minggu (21/4/2018).

Hal ini menyusul setelah RE yang telah membuat laporan ke Polres Binjai dengan nomor STPL/ 146/ IV/ 2019/ SPKT-A Polres Binjai, Jumat (19/4/2019). Teddy juga membantah telah melepaskan tembakan ke lantai.

Brigadir TP mengatakan saat itu dirinya sedang menjemput adiknya yang dikeroyok oleh puluhan orang di Kebun Lada, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, Kamis (18/4) malam. Ia ditelepon oleh istrinya tentang adiknya dikeroyok 10 orang hingga babak belur.

"Tidak benar saya melakukan penganiayaan terhadap RE dan penodongan senjata kepada Meru. Tidak ada itu, apalagi dibilang melepaskan tembakan ke lantai pada saat itu," ujarnya.

Awalnya TP berada di rumah dan sedang tidur. Tiba-tiba, istrinya mendapat telfon dari keluarga yang mengatakan adiknya dikeroyok oleh sekelompok pemuda sebanyak 10 orang di Simpang Kebun Lada Binjai.

"Saya langsung ke lokasi dan saat itu saya melihat adik saya sudah berlumuran darah di bagian kepala. Selanjutnya saya membawa adik saya untuk mencari pelaku, dua pemuda dapat mengaku ikut memukuli," kata TP.

Lanjut TP kedua remaja tersebut dibawanya ke Polsek Binjai Utara dalam keadaan sehat. Namun, Polsek Binjai Utara menyarankan untuk dibawa ke Polres Binjai bersama personel Polsek Binjai Utara.

"Sampai di Polres Binjai, pihak Polres Binjai menyarankan untuk tidak malam itu membuat laporan, dengan alasan juper masih banyak berkas. Saya membawa adik saya berobat ke rumah sakit. Sedangkan kedua laki-laki terduga pelaku saya titipkan kepada piket SPKT," ungkapnya.

Setelah membawa adiknya berobat, TP kembali lagi ke Polres Binjai. Namun, kedua laki-laki itu sudah tidak ada. Berdasarkan keterangan petugas piket SPKT, bahwa mereka dibawa oleh keluarganya untuk membuat Laporan ke Polres Langkat.

"Keluarganya melapor atas tuduhan saya ada memukul kedua laki-laki tersebut dengan senjata dan juga ada salah satu warga yang membuat pengaduan menuduh saya juga melakukan penembakan. Padahal saya tidak ada melakukan kekerasan," katanya.

Pengakuan Brigadir TP berbanding terbalik dengan dua pelajar yang dibawanya, yakni RE dan Meru. Menurut RE, mereka hanya memisah perkalihan adik Teddy dengan Nugi (teman RE). Setelah berhasil memisah, adik Teddy dan Nugi pergi meninggalkan lokasi.

Berselang 30 menit, Teddy datang bersama temannya dan mendatangi RE di lokasinya berjualan, tak jauh dari Simpang Kebun Lada.
Teddy langsung menodongkan senjata dan memukul RE. Bahkan RE diseret untuk masuk ke dalam mobilnya.

Akibat pukulan dengan pistol itu, RE mengalami luka robek di kepala. Sementara Meru juga ditodong. Bahkan kedua pelajar serta sejumlah temannya yang lain mengaku Teddy meledakkan senjata api.

Sebelumnya diberitakan Tribun Medan, dalam laporan dan pengakuan RE, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.00 malam. RE menceritakan, saat ditodong dan dipukul, dia dan tiga orang temannya sedang berjualan burger di Jalan T Amir Hamzah, Simpang Kebun Lada, Kecamata Binjai Utara. Tiba-tiba, terjadi keributan di sekitar tempat mereka berjualan. Selanjutnya korban dan teman-temannya mendatangi lokasi keributan untuk melihat yang sedang adalah perkelahian temannya.

"Malam itu, warga sudah ramai-ramai. Ketika kami lihat rupanya yang berkelahi itu teman saya si Nugi. Akhirnya kami pisah dan Nugi beserta lawan berkelahinya meninggalkan lokasi," ungkapnya.

Pasca peleraian, tiba-tiba dua orang pemuda (satu di antaranya mengaku polisi) berinisial TP menghampiri korban dan langsung menodongkan senjata ke arah kepalanya. RE menjadi takut, dan tak melawan ketika terancam dan dipukul dengan pistol.

"Pas kejadian ada dua orang, satu mgaku polisi nodongkkan pistol. Saya hanya bisa diam. Leher dan kepala saya dipukul. Kepala saya luka dipukul menggunakan pistol. Saya juga diseret ke mobil milik polisi itu. Sampai di dalam mobil ada temannya, saya juga dipukul sama teman-teman polisi itu," ungkapnya.

Aksi oknum polisi itu tak berhenti seolah sedang melakukan penangkapan, oknum polisi itu masuk ke rumah pemilik usaha burger yang tak jauh dari lokasi. Tak hanya RE, reknannya Meru juga ditodong pistol.

"Begitu masuk di dalam rumah, oknum itu menodong pistol ke teman kami si Meru. Bahkan polisi itu mengeluarkan tembakan ke lantai," bebernya.

Usai melakukan tindakan tersebut, oknum polisi itu membawa korban ke Polsek Binjai Utara. Tak lama di polsek, oknum polisi itu membawa korban ke Polres Binjai. Laporan ini dilaporkan oleh Jumiato Oktavia yang diterima oleh Kepala SPKT Polres Binjai Irwan Sudianto.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Wirhan Arif dikonfirmasi terkait laporan korban mengatakan perkara ini masih dalam penyelidikan. Kasat membenarkan ada laporan yang masuk ke pihanya.

(dyk/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved