TKN Jokowi-Maruf Akan Bongkar Kecurangan Tim BPN Prabowo-Sandiaga, Terima 25 Ribu Pengaduan Warga
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf akan mengumumkan bukti kecurangan Pasangan 02
TRIBUN-MEDAN.COM - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf akan mengumumkan bukti kecurangan yang diduga dilakukan oleh pihak pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.
Direktur Hukum dan Advokasi TKN, Ade Irfan Pulungan mengaku sudah mengumpulkan bukti-bukti itu.
"Karena selama ini mereka begitu masif mengatakan ke publik bahwa kecurangan terjadi dan korbannya adalah 02. Kami akan buktikan, kecurangan-kecurangan itu justru dilakukan oleh pihak 02," ujar Irfan di Posko Cemara, Menteng, Rabu (24/4/2019).
Irfan mengatakan bukti ini berasal dari pengaduan masyarakat yang masuk ke hotlineTKN Jokowi-Ma'ruf.
Sejak dibuka pada 9 April, kata Irfan, sudah ada 25.000 pengaduan masyarakat terkait masalah penyelenggaraan pemilu. Saat ini TKN Jokowi-Ma'ruf sedang mengklasifikasi jenis pelanggarannya.
"Kami berupaya sedapat mungkin menyampaikan laporan terhadap pengaduan tersebut. Baik (kecurangan) itu (dilakukan) oleh simpatisan pendukung 02 dan yang menguntungkan 02. Artinya kerugian ada di kami," kata Irfan.
Irfan juga berkomentar soal narasi pemilu curang yang terus menerus digaungkan BPN Prabowo-Sandiaga.
Menurut dia, sikap ini berlawanan dengan klaim kemenangan Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019.
"Logikanya adalah kalau mereka mengklaim kemenangan 62 persen, kenapa meminta pemilu diulang? Kenapa khawatir dengan adanya kecurangan," kata dia.
Sebelumnya, sejumlah tokoh pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melontarkan kritikan terkait pelaksanaan pemilu.
Salah satunya adalah Bambang Widjojanto, dia menyampaikan pendapatnya tentang pelaksanaan pemilihan presiden dan pemungutan suara pada 17 April 2019 lalu.
"Pemilu kali ini oleh pengamat disebut pemilu terburuk pasca reformasi," ujar Bambang.
Menurut mantan anggota tim sukses Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada pilkada DKI itu, pemilu kali ini tidak memenuhi asas langsung, umum, bebas dan rahasia. Serta tidak memenuhi prinsip jujur dan adil (jurdil).
Selain itu, Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo, juga menilai bahwa penyelenggaraan Pemilu 2019 dilaksanakan jauh dari nilai jujur, adil dan transparan.
"Kami menilai Pemilu sekarang tidak jujur, tidak transparan, dan tidak adil," ujar Hashim.
TKN: Narasi Kecurangan yang Disampaikan BPN Wujud Kekalahan Prabowo
Pernyataan Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, mengenai kecurangan hasil Pemilu dinilai sebagai paradoks.
Sebab, di satu sisi BPN mengklaim menang atas pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf. Di sisi lain menyatakan ada kecurangan.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Ace Hasan Syadzily menanggapi pernyataan Sudirman Said yang mencurigai hasil Pilpres 2019 sebagai hasil dari proses yang tidak adil karena ada berbagai temuan kecurangan.
"Saya bilang paradoks di satu sisi mereka mengklaim menang, tetapi di sisi lain mereka juga mengatakan bahwa ada kecurangan. Jadi kemenangan mereka artinya kan harus dicurigai juga," kata Ace saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Ace mengatakan, pernyataan itu mencerminkan bahwa kubu Prabowo-Sandiaga mengakui sebagai pihak yang kalah.
Menurut dia, jika BPN menemukan kecurangan Pemilu, maka harus dibuktikan dan dilaporkan ke Bawaslu.
"Kalau ditemukan kecurangan, ya penyimpangan maka laporkan saja di mana letak penyimpangan itu. Jangan koar-koar saja tapi harus dilaporkan kepada pihak Bawaslu," ujarnya.
Ace memberikan contoh, jika beberapa TPS terjadi kecurangan, maka perlu dilakukan pemungutan suara ulang.
Meski demikian, ia tak merasa aneh dengan narasi yang disampaikan Sudirman Said.
Hal itu wujud dari kekalahan paslon nomor urut 02.
"Jadi menurut saya tidak aneh mereka menyampaikan narasi seperti itu. Narasi yang disampaikan oleh mereka adalah sebagai perwujudan dari kekalahan. Selalu akan disampaikan narasi seperti itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Sudirman mengatakan, pihaknya mencurigai hasil Pilpres 2019 sebagai hasil dari proses yang tidak adil.
Hal itu mengacu pada berbagai temuan kasus dugaan kecurangan dan pelanggaran yang terjadi selama pemilu.
"Jadi suasana sekarang itu sebetulnya angka apapun wajib dicurigai sebagai hasil dari ketidak-fair-an," ujar Sudirman saat ditemui di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019)
Menurut Sudirman, pihaknya menemukan banyak kejanggalan dan dugaan kecurangan selama proses pemungutan suara hingga rekapitulasi.
Dugaan kecurangan itu terjadi di banyak tempat, mulai dari sabang sampai merauke.
Sumber selengkapnya di sini.