Tuan Guru Bajang (TGB) Tanggapi Ijtima Ulama III Minta Diskualifikasi Paslon No 1, Simak Video TGB
Tuan Guru Bajang (TGB) Tanggapi Ijtima Ulama III Minta Diskualifikasi Paslon No 1, Simak Video TGB
TRIBUN-MEDAN.COM - Tuan Guru Bajang (TGB) Tanggapi Ijtima Ulama III Minta Diskualifikasi Paslon No 1, Simak Video TGB.
//
M Abdul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) memberi respons terkait hasil ijtima ulama 3 yang membuat penonton di studio riuh.
Baca: Prabowo Gak Hadir, Mahfud MD dan Sederet Tokoh Ini Diterima SBY, Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura
Baca: OTT KPK TERBARU - Hakim Bebaskan Terdakwa Kasus Penipuan Tanah, Penjelasan KPK 5 Orang Diciduk
Hal tersebut tampak ketika menjadi narasumber acara Rosi Kompas Tv soal Ijtima Ulama III yang tayang pada Kamis malam (2/5).
Saat itu, Koordinator GNFP Ulama Yusuf Muhammad Martak menjelaskan alasan sebenarnya Ijtima Ulama III digelar setelah pilpres 2019.
Yusuf Muhammad Martak menuturkan, ijtima ulama 3 sebenarnya tak perlu digelar apabila tak ada dugaan berbagai kecurangan yang terjadi di pilpres 2019.
Meski demikian, terdapat sejumlah informasi keresahan warga mengenai dugaan kecurangan yang sampai ke pihaknya.
Untuk itu, ia bersama timnya berinitisiatip untuk melakukan ijtima ulama 3 yang hasilnya direkomendasikan untuk BPN Prabowo-Sandiaga.
"Maksudnya umat mengadu kepada ulama yang mendukung paslon 02?" tanya Rosiana Silalahi selaku pembawa acara.
"Sebagian mengadukan, mempertanyakan dan apa tindak lanjut BPN serta informasi-informasi yang kita baca, itu yang menjadi awal mula kita harus membuat ijtima. Selain itu, tanggal 6 Mei juga sudah masuk bulan puasa," beber Yusuf Muhammad Martak.
"Mengapa tak diarahkan informasi tersebut ke BPN Prabowo-Sandiaga?" cecar Rosiana Silalahi.
Yusuf Muhammad Martak mengemukakan, apabila informasi tersebut diserahkan ke BPN Prabowo-Sandiaga Uno maka masyarakat menyampaikannya masing-masing dan tak ada yang mewadahi.

"Tidak terwadahi nantinya karena kami dan beberapa alumni 212 terdaftar di BPN maka kami berinisiatip agar masyarakat yang resah mau mendengar pemaparan dari kita," ungkap Yusuf Muhammad Martak.
Menanggapi mengenai digelarnya ijtima ulama ketiga, M Abdul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menyayangkan adanya hal tersebut.
TGB lantas menjelaskan jika dirinya diajarkan mengenai ilmu, hikmah dan adab.
Baca: Kericuhan Pecah Nyaris Terjadi Adu Jotos Antara Petugas PPK dan Komisioner Bawaslu Saat Rapat Pleno
"Ilmu itu tentang benar atau salah, hikmah mengenai kebijaksanaan, adab soal kepantasan...saya termasuk orang yang menyayangkan adanya ijtima ulama tiga," ucap TGB.
TGB menyatakan sikapnya yang menyayangkan ijtima ulama tiga digelar itu karena ada beberapa hal yang melampaui batas.
"Walaupun saya menganggap itu murni perhelatan politik tetapi menggunakan nama tajuk ijtima ulama tiga. Ada beberapa hal yang melampaui batas, misalnya mengenai poin ke-4 yakni meminta diskualifikasi paslon nomor satu" ungkap TGB.
Menurut TGB, ada satu aspek setelah pilpres 2019 yang perlu diperhatikan masyarakat terkait jelang bulan puasa sehingga seharusnya seluruh pihak mereda panasnya suhu politik.
"Khususnya umat Islam kan sedang menghadapi jelang bulan puasa sehingga kita memiliki kewajiban untuk cooling down," tutur TGB.
"Kalau alasannya untuk menjadikan kanalisasi umat yang resah, apakah itu tak bisa diterima?" kata Rosiana Silalahi.

"Kalau memang niatnya seperti itu, mestinya tercermin di hasil rekomendasi yang disampaikan. Jadi mestinya ada hal yang menyejukkan dan mengingat kalau kita harus bersatu sebagai bangsa setelah pilpres 2019," papar TGB.
Sontak penjelasan TGB tersebut membuat penonton Rosi bertepuk tangan.
Reaksi TKN Jokowi-Maruf
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin mengkritik pelaksanaan Ijtima Ulama III yang digelar hari ini, Rabu (1/5/2019) di Sentul, Bogor.
Selain itu, TKN juga menganggap aneh hasil Ijtima Ulama III yang meminta Bawaslu untuk mendiskualifikasi Jokowi dari Pemilu 2019.
"Pertemuan timses kubu 02 yang berkedok Ijtima Ulama jelas sebuah politik akal-akalan dan ugal-ugalan yang tujuannya justru menyesatkan umat. Segala upaya dilakukan untuk tidak mengakui kekalahan versi hitung cepat mulai dari delegitimasi KPU, meminta pemilu ulang sampai dengan meminta Pak Jokowi didiskualifikasi," kata Jubir TKN Jokowi-Maruf, Ace Hasan Syadzily, saat dikonfirmasi, Rabu (1/5/2019).
Politikus Golkar ini menilai, Ijtima Ulama III adalah bentuk manuver politik kalap dari Timses 02, Prabowo-Sandiaga.
Ia juga mengkritik timses 02 yang tak siap kalah dan tak siap menerima hasil Pemilu.
"Anehnya, walaupun secara kasat mata mereka melakukan delegitimasi KPU, tapi justru mereka minta KPU-Bawaslu untuk mendiskualifikasi Pak Jokowi. Ini artinya mereka merengek-rengek pada lembaga yang kredibilitasnya sedang mereka hancurkan," ucap Ace Hasan Syadzily.
Ace pun memprediksi ada sejumlah skenario timses 02 jelang penetapan hasil Pemilu pada 22 Mei 2019.
Ia menyebut, jika timses 02 akan menuduh timses 01 melakukan kecurangan dalam Pemilu 2019.
"Ini semakin mengkonfirmasi skenario 02 menjelang 22 Mei, yakni meminta Bawaslu untuk mendiskualifikasi 01 dengan alasan kecurangan yang bersifat Terstruktur, Sistematis dan Massif (TSM). Sejalan dengan itu, kubu 02 mengerahkan massa pendukungnya bermain presiden-presidenan. Skenario diskualifikasi ini ingin menjalankan skenario pilkada Kota Waringin Barat yang saat itu Bambang Widjajanto terlibat menjadi pengacara salah satu paslon," papar Ace Hasan.
"Dengan didiskualifikasi calon terpilih, maka calon penantang yang otomatis dilantik. Akal bulus ini jelas tidak punya pijakan obyektif karena kecurangan TSM yang mereka tuduhkan hanya ilusi tanpa fakta. Kita ingat gertak sambel Prabowo pada saat sengketa tahun 2014 yang mengklaim membawa bukti berkontainer ke MK. Nyatanya hanya ilusi. Jangankan bukti kecurangan, mengumpulkan C1 saja plintat-plintut. Ngaku-ngaku punya real count, tempatnya tidak jelas entah di mana. Skenario kota Waringin Barat jelas halusinasi juga," tutupnya.
Simak videonya:
Baca: Kronologi Bayi Lemas Meninggal Dibawa ke Puskesmas, Luka-Luka di Tubuh, Ternyata Dibunuh Suami
Baca: Prabowo Gak Hadir, Mahfud MD dan Sederet Tokoh Ini Diterima SBY, Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura
Baca: KPK TERKINI Jadi Sorotan soal Penyidik Internal, Pimpinan KPK Angkat Bicara, 3 Sumber Penyidik
Baca: Sejoli Bukan Suami Istri Digerebek di Kamar Kos-kosan, Operasi Gabungan Jelang Ramadan
Tuan Guru Bajang (TGB) Tanggapi Ijtima Ulama III Diskualifikasi Paslon No 1, Simak Video TGB