Djarot Ungkap Kejamnya Perlakuan Soeharto Terhadap Makam Bung Karno, Sengaja Ciptakan Suasana Angker
Tak hanya itu, menurut Djarot kondisi makam dikelilingi kaca, yang membatasi jarak antara peziarah dengan pusara Putera Sang Fajar itu.
Djarot mengungkapkan, kala itu para ahli waris Bung Karno menyetujui dan menyambut baik rencananya.
"Setelah itu, saya dan teman-teman membuka kaca itu serta merenovasi makam tersebut.
Kami juga saat itu merancang pembuatan museum di sana," jelasnya.
Namun menurut Djarot langkah pembukaan area makam itu menemukan beberapa kendala.
Di antaranya, tim kesulitan menemukan cara untuk pemindahan batu berbobot 15 ton yang diletakkan tepat di atas makam itu.
"Saya tidak tahu ya fenomena klenik apa yang dipakai penguasa saat itu.
Namun batu berbobot 15 ton diletakkan di atas tanah kuburan itu," tambahnya.
Suami Happy Farida itu menjelaskan batu seberat 15 ton itu tidak dapat diangkat menggunakan ekskavator, melainkan menggunakan ilmu kebatinan tujuh orang.
"Batu yang bertuliskan 'Di sini dimakamkan Bung Karno Proklamator' itu telah dipindahkan ke luar pusaranya," katanya.

Selain itu, kata Djarot, di atas makam diletakkan sebuah lampu sorot besar.
"Cahaya lampu itu tepat di atas makam. Lampi itu besar sekali. Saya memerintahkan untuk dipindahkan," katanya.
Djarot mengatakan, suasana 'suram' di area pemakaman sengaja dibuat agar rakyat enggan mendatangi lokasi tersebut.
Suasana angker dibuat agar makam tokoh kharismatik dan juga bapak bangsa itu tak banyak dikunjungi orang.
"Saya berkomitmen agar makam itu menjadi magnet wisata Kota Blitar.
Dahulu tidak ada yang menjual kaus, buah tangan di sekitar makam.