Fira Fatmasiefa si Anak Medan Penggemar Astrofisika yang Diperebutkan 5 Kampus Terkenal di Amerika

Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional.

Tribun Medan/ Danil Siregar
Fira Fatmasiefa Anak Medan Penggemar Astrofisika yang Diperebutkan 5 Kampus Terkenal di Amerika. Fira Fatmasiefa, sosok perempuan yang menginsiprasi. Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional. 

Fira berpartner dengan adiknya, hingga mendapatkan
apresiasi dari masyarakat dengan diterimanya banyak permintaan untuk memesan dan dibuatkan
alat ini.

"Ada lomba Kalbe kompetisi target anak SD, sains jadi saya dan adik coba ikuti itu dan teryata setelah mengikuti lomba itu saya suka sama penelitian. Saya suka sains dari sisi meneliti dan mempelajari hal-hal baru. I really like dan sangat menghargai sains karena saya bisa tahu kenapa hal itu bisa terjadi. Melalui sains kita bisa tahu, bisa meneliti dan menemukan sesuatu," ungkapnya.

Sejak saat itu, Fira menyukai lomba-lomba dan orangtuanya selalu mendukung dan menyemangatinya agar tak pernah menyerah.

Tukang Pangkas Rambut Ditangkap Polisi saat Konsumsi Sabu di Gubuk Milik Warga

Prabowo-Sandi Pecundangi Jokowi - Maruf Amin di Kota Medan, Kuasai 14 Kecamatan, Ini Rinciannya

"Setelah saya ikut KJSA (Kalbe Junior Scientist Award) saya suka research, SMP dan SMA saya ikut kompetisi Lomba Peneliti Belia Sumatera Utara (LPBSU), lomba nasional dan internasional," katanya.

Saat kelas dua SMP, Fira melakukan riset bidang environmental
science, tentang pembuatan kertas daur ulang dari bahan limbah tebu (Eco-friendly paper from Bagasse). Selanjutnya ia melakukan riset bidang Fisika, meneliti tentang kapasitas absorbsi panas oleh berbagai jenis dan type rambut untuk mencari kesimpulan seberapa maksimum derajat panas yang mampu ditolerir oleh rambut manusia.

Selain itu, Fira juga melakukan riset bidang environment science, yang
meneliti optimalisasi daur ulang limbah kulit kerang simping atau windows pane oyster, sebagai
bahan pngganti pembuatan gypsum relief yang lebih bernilai ekonomis dengan utilisasi yang
lebih berdaya guna.

Selain itu, Fira dinyatakan sebagai peraih score tertinggi se-Indonesia di periode ujian May-June 2017 oleh Cambridge International Education. Edexcel International A-Levels (2016 hingga 2018), dengan hasil overal memuaskan.

"Saya pernah juga ikut lomba tingkat provinsi, saat saya enggak menang saya coba ikut lomba lagi. Saya ikut lagi sampai tahun keempat. Saya belajar lebih banyak, hingga di nasional menang dapat medali emas. Lalu kami ikut lomba International tahun 2017, kami pergi ke Jerman untuk ikut kompetisi yang internasional, untungnya kami bisa mendapat medali emas juga," kata Fira.

"Bayangin kalau tahun keempat ini saya beneran nyerah enggak lanjut lagi apa yang akan terjadi, pasti saya enggak akan sampai internasional, enggak bisa mencapai mimpi. Jadi saya berpikir hidup itu seperti tangga. Ketika saya kalah, saya kembali lagi di titik awal tetapi kalau saya sudah jatuh berarti saya sudah pernah naik di atas. Kalau saya sudah sempat naik ke atas tapi terjatuh, saya masih bisa naik ke atas lagi," tambahnya.

Bersama adiknya, Fira mampu melakukan project riset yang membuat alat bantu
pembelajaran umtuk mengenal dan memahami huruf Braille bagi penyandang tuna netra (Braille Literacy Helper) dan B2VR (Braille to Voice Reader), sebuah project membuat alat pembaca
berprinsip scanner, yang mengubah character huruf braille yang tercetak menjadi bisa
disuarakan.

"Di sekolah ada baksos, jadi kami mengunjungi Panti Asuhan Yapentra. Para tunanetra kebanyakan buta bukan sejak lahir tapi karena kecelakaan jadi mereka (tunanetra) kurang mampu membaca huruf braille. Jadi kita mencari solusi untuk bisa menyelesaikan masalah mereka," kata Fira.

Dalam hal belajar, Fira suka berdiskusi bersama teman-temannya. Ia juga memiliki tips khusus dalam mencatat pelajaran.
"Kalau belajar itu saya pakai timer biar fokus tapi enggak penat juga.
Misalnya 25 menit itu benar-benar belajar jadi enggak boleh teralihkan lalu lima menit kemudian bisa istirahat, lalu belajar lagi," ucapnya.

Bagi Fira, sukses itu susah, tidak mudah, susah untuk diraih tapi selalu ada kemungkinan untuk diraih. Walaupun susah tapi selalu ada kemungkinan berarti itu harus diupayakan dengan kerja kerja (hard word) dan keseimbangan (balance).

"Mimpiku diantara bintang-bintang, jujur saya pintar karena hard work.
Enggak ada yang enggak bisa diraih kecuali kita banyak berlatih, kata kuncinya konsisten, kemauan dan tidak menyerah," kata Fira.

Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional.
Di usianya yang masih belia, Fira sudah memiliki prestasi-prestasi di kancah nasional hingga internasional. (Tribun Medan/ Danil Siregar)

Keinginan Fira kedepannya, ia ingin berkeliling dunia bukan cuma untuk jalan-jalan tapi juga untuk meneliti. Ia juga ingin meraih pendidikan setinggi-tingginya dan meraih penghargaan nobel. "Semua perempuan bisa menggapai cita-citanya. Jangan biarkan gender membatasi kamu. Hidup ada pilihan," tutupnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved