LAPAS NARKOTIKA RUSUH
Napi Ini Beberkan Chaos Lapas Narkotika Langkat dan Alasan Menolak Kehadiran Polisi Pascarusuh
Tadi gara-gara dipukuli warga kami bang, capek lah bang, sampe peyot-peyot lah. Sama makanan
Penulis: Dedy Kurniawan |
Kerusuhan mereda Kamis (16/5/2019) sekitar pukul 17.00 WIB, setelah permintaan napi bernegoisasi dipenuhi.
Hasil negoisasi terdapat 27 poin tuntutan dan protes yang dialami para narapidana.
Di antaranya terkait perlakuan petugas terhadap napi yang tidak manusiawi, fasilitas kesehatan minim dan berbayar, Justice collaboration regulasi, pengurusan remisi sesuai aturan, fasilitas dipungut biaya dan minim, kunjungan keluarga dibatasi, jangan ada lagi jual beli makanan, ada perpindahan ruangan tanpa alasan, pungli administrasi, ibadah dibatasi, pengurusan pembebasan bersyarat sudah bayar tapi tidak dibebaskan, dan keluhan terkait lapas yanh over kapasitas.
Dalam tuntutannya yang dituangkan dalam beberapa secarik kertas, napi minta Kalapas (B. Sitepu) dicopot, pergantian Kepala Trantib karena suka aniaya napi wanita, waktu tutup kereng ditambah, remisi jangan diundur, pengurusan PB administrasi minta jangan dipersulit, register F tidak ada, harga kantin diturunkan, dan minta Karupam jangan non-muslim semua.
Dari tuntutan juga diketahui, Kalapas bisnis pulsa, dan ada dugaan istri Kalapas ikut campur urusan di dalam Lapas.
Istri Kalapas diduga berbisnis jualan makanan dan minuman di dalam lapas, dan tanpa wewenang ikut-ikutan melakukan razia hingga menelanjang narapidana.
Menanggapi puluhan tuntutan ini, Kepala Divisi Administrasi Kanwil Kemenkumham Sumut, Indah Rahayu Ningsih diwawancarai belum bisa memberikan data pasti dan keterangan lebih rinci.
Pihaknya masih melakukan pendataan dan mengumpulkan informasi terkait tuntutan para napi.
Sejauh ini, pihaknya mendapat informasi terkait tuntutan fasilitas air dan makanan yang tidak layak sehingga napi protes.
"Yang jelas kita harus memberikan fasilitas dan melayani dengan baik.
Fasilitasnya air harus lancar dan makanan harus diperhatikan.
Nanti kita cari solusinya, kita mau cek dulu kebenarannya. Soal narkotika dan dugaan pemukukan masih akan kita cek dan cek Kebenaran,"pungkansya.
(dyk/tribun-medan.com)