UPDATE KERUSUHAN 22 Mei, 4 Pelaku Kerusuhan Positif Gunakan Narkoba, 2 Tersangka Terafiliasi ISIS
UPDATE KERUSUHAN 22 Mei, 4 Pelaku Kerusuhan Positif Gunakan Narkoba, 2 Tersangka Terafiliasi ISIS
Untuk saat ini, jenderal bintang dua itu menyebut 185 orang yang diamankan masih diperiksa oleh jajarannya.
Baca: Artis TikTok Tewas Ditembak di Toko Fotokopi, Aksi 3 Pelaku Terekam CCTV
"Benda-benda berbahaya lainnya juga dilempar, ada berupa tombak dan sebagainya," terangnya.
"Menurut petugas, kemarin dari beberapa massa yang kita amankan tadi malam bahwa alat-alat tersebut sudah dipersiapkan," imbuhnya.
Preman Tanah Abang Terlibat
Sebelumnya, Mabes Polri mengungkap keterlibatan preman-preman Tanah Abang dalam aksi 22 Mei yang berakhir ricuh di sejumlah wilayah Ibu Kota.
Mereka turut andil dalam kerusuhan, selain dari para pelaku yang berasal dari luar daerah seperti dari Jawa Barat hingga Banten.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, para preman dibayar sebesar Rp 300 ribu per hari untuk membuat kerusuhan.
Baca: KISAH PILU PEDAGANG, Kios Dijarah Perusuh, Fakta di Balik Kerusuhan 21 dan 22 Mei
"Sisanya (selain dari luar daerah) itu betul preman Tanah Abang. Preman Tanah Abang ya, dibayar. Rp 300 ribu per hari, sekali datang, dikasih duit," ujar Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2019).
Para perusuh bayaran itu mengaku menerima uang sebagai imbalan atas perbuatannya. Hal ini disebut Dedi Prasetyo tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) para pelaku.
Mereka juga mengaku menyusup atau mendompleng ke dalam kelompok-kelompok atau massa pendemo.
Baca: Artis TikTok Tewas Ditembak di Toko Fotokopi, Aksi 3 Pelaku Terekam CCTV
Tak hanya itu, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan para perusuh bayaran tersebut berusaha memprovokasi dan mempengaruhi psikologi massa.
"Dari hasil pemeriksaannya juga, para tersangka tersebut mengakui bahwa uang yang diterimanya tersebut sebagai imbalan untuk melakukan aksi yang rusuh," jelasnya.
"Karena mereka masuk menyusup dan melakukan provokasi berupa pelemparan, penyerangan, perusakan, pembakaran secara masif oleh kelompok tersebut," papar Dedi Prasetyo.
Baca: KISAH PILU PEDAGANG, Kios Dijarah Perusuh, Fakta di Balik Kerusuhan 21 dan 22 Mei
"Akhirnya massa sesuai dengan psikologi massa terpengaruh. Crowd itu terpengaruh oleh provokasi-provokasi para pelaku tersebut," jelasnya.
Sebelumnya, para tersangka kerusuhan aksi 22 Mei ditampilkan ke publik oleh aparat Polda Metro Jaya pada rilis kerusuhan 22 Mei dini hari.