Setelah Diperiksa Polda Metro Jaya, Amien Rais Sebut People Power Itu Bukan Mau Menjatuhkan Presiden
Amien Rais sebut People power itu enteng-entengan. Jadi bukan seperti people power yang mau mengganti rezim atau menjatuhkan presiden.
Ia mengatakan, aparat TNI dan Polri hari ini manunggal dan tidak berkepentingan dengan politik.
"Aparat, Anda harus menjaga kemanunggalan TNI Polri dan rakyat seluruh Indonesia, jangan rusak kemanunggalan ini," kata dia.
Ia juga merasa prihatin adanya kericuhan yang berimbas dari aksi unjuk rasa di Bawaslu pada Selasa (21/5/2019) malam.
Amien menyebut bahwa peristiwa itu merusak demokrasi Indonesia.
Adapun, aksi unjuk rasa terkait hasil Pemilu 2019 berlangsung pada Selasa (21/5/2019) hingga Rabu (22/5/2019).
Aksi yang awalnya damai kemudian ricuh.
Mereka merusak pagar besi di Gedung Bawasu.
Polisi pun bergerak membubarkan paksa massa.
Menurut polisi, kericuhan karena ulah provokator yang baru datang malam hari.
Penjelasan Permadi
Politikus Partai Gerindra, Permadi Satrio Wiwoho atau biasa dikenal Permadi (74) di Polda Metro Jaya, Senin (20/5/2019).
Sementara, Politikus Partai Gerindra, Permadi Satrio Wiwoho atau biasa dikenal Permadi (74), diperiksa sebagai saksi selama 8,5 jam oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus makar dengan tersangka Eggi Sudjana.
Permadi keluar dari ruangan penyidik pada Senin (20/5/2019) sekitar pukul 23.30. Ia mengaku dicecar 50 pertanyaan oleh penyidik terkait seruan people power Eggi Sudjana.
"Ada 50 pertanyaan. Pertanyaan pertama itu apakah saya kenal dengan Eggi Sudjana. Saya bilang kenal, tapi tidak akrab dan belum tentu setahun sekali bertemu (Eggi Sudjana)," kata Permadi di Polda Metro Jaya.
Kepada penyidik, Permadi mengatakan, dirinya mempunyai pemahaman ideologi yang berbeda dengan Eggi Sudjana.
Oleh karena itu, ia memiliki pemahaman berbeda terkait arti people power tersebut.