Suaranya Hilang, Caleg Kerahkan Massa Bentrok dengan Tentara, 4 Orang Tewas, Ini Penjelasan TNI
"Saat ini pelaku sementara diamankan oleh Propam TNI Angkatan Darat di Distrik Agats, Kabupaten Asmat," ujarnya.
Suaranya Hilang, Caleg Kerahkan Massa Bentrok dengan Tentara, 4 Orang Tewas, Ini Penjelasan TNI
TRIBUN-MEDAN.com - Kerusuhan terjadi di Distrik Fayit, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (27/5/2019) sekitar pukul 10.00 WIT.
Kerusuhan mengakibatkan empat warga tewas.
Kapendam 17 Cenderawasih Letkol Inf M Aidi mengatakan, dari informasi dihimpun, kericuhan berawal dari seorang caleg dari salah satu parpol merasa dirinya mendapatkan kursi.
Namun, nama yang bersangkutan digantikan oleh orang lain dari partai yang sama oleh ketua partai.
Tidak terima dengan keputusan tersebut, caleg yang bersangkutan mengerahkan massa sekitar 350 orang.
Massa menggunakan senjata tajam dan senjata tradisional, serta melakukan penyerangan ke kantor distrik yang mengakibatkan kerusakan kantor distrik dan rumah salah seorang anggota DPRD Asmat atas nama Handayani.
Melihat situasi anarkis yang terjadi secara tiba-tiba, empat anggota Pos Koramil Fayit keluar dari pos untuk berusaha mengendalikan massa.
"Letak Pos Ramil sekitar 50 meter dari kantor distrik dan berada dalam kepungan massa," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Senin malam.

Seorang anggota posramil kemudian mengeluarkan tembakan ke atas untuk menghalau massa.
Namun, massa justru semakin beringas dan berbalik menyerang anggota TNI tersebut.
Dalam situasi terancam salah seorang anggota posramil mengeluarkan tembakan sambil mundur ke arah pos untuk menyelamatkan diri dan mengamankan pos dengan kekuatan yang sangat terbatas.
Kejadian itu mengakibatkan jatuh korban dari perusuh antara lain, Jhon Tatai (25) dengan luka tembak di siku tangan kanan dan kiri.
Korban saat ini sudah dievakuasi RSUD Asmat.
Sementara empat warga meninggal dunia yakni, Xaverius Sai (40), Nikolaus Tupa (38), Matias Amunep (16), dan Frederikus Inepi (35).
"Selanjutnya untuk mengamankan situasi, telah tiba di Distrik Fayit gabungan TNI/Polri 25 orang dan Kesbangpol dari Distrik Agats.
Sampai laporan ini diterima massa sudah berhasil ditenangkan dan situasi sudah kondusif," ujarnya.
Setelah menerima laporan tersebut, kata Aidi, Pangdam XVII/Cenderawasi Mayor Jenderal TNI Yosua Pandit Sembiring segera bertidak cepat dan berkoordinasi dengan Kapolda Papua serta Komnas HAM Papua untuk membentuk tim investigasi guna mendapatkan keterangan yang akurat.
Tim investigasi yang terdiri dari unsur Pomdam XVII/Cenderawasih, Kumdam XVII/Cenderawasih, Kesdam XVII/Cenderawasih, Korem 174/ATW, Polda Papua dan Komnas HAM Papua akan berangkat ke Fayit.
"Tim akan dipimpin langsung oleh Danrem 174/ATW Brigjen TNI R Agus Abdurrauf," ujar Aidi.
Kodam XVII/Cenderawasih mengirimkan tim investigasi untuk mengungkap kasus penembakan warga oleh oknum TNI saat terjadi rusuh di Distrik Fayit, Kabupaten Asmat, Papua.
Tim investigasi ini terdiri dari Kodam XVII/Cenderawasih, Polda Papua, Komnas HAM Papua dan tim Kesehatan Kodam XVII/Cenderawasih bertolak menuju Asmat menggunakan helikopter milik TNI AD dari Lanud Silas Papare Jayapura, Selasa (28/5/2019).
Aidi mengatakan, tim investigasi yang dibentuk ini untuk mengungkap kronologis kejadian yang sebenarnya.
"Sehingga publik mengetahui peristiwa sebenarnya,” kata Aidi kepada wartawan di Jayapura, Selasa (28/5/2019) pagi.
Menurut Aidi, tim investigasi akan bekerja kurang lebih tiga hari.
Tim ini akan mengumpulkan bukti-bukti penyebab kejadian dan memeriksa saksi yang berada di lokasi saat kejadian.
Selain itu, tim ini juga nantinya akan meminta keterangan pelaku penembakan terkait alasan menembak warga sipil, apakah dalam keadaan terpaksa atau ada alasan lain.
Apabila dalam pemeriksaan nantinya pelaku terbukti bersalah, maka akan diproses hukum bahkan bisa dikenakan sanksi pemecatan sebagai anggotaTNI.
"Saat ini pelaku sementara diamankan oleh Propam TNI Angkatan Darat di Distrik Agats, Kabupaten Asmat," ujarnya.
Sementara Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey yang ikut dalam rombongan menyampaikan untuk masyarakat bersabar menunggu hasil investigasi.
“Tunggu setelah kami sampai dan lakukan investigasi baru kami akan sampaikan ke publik," katanya.
Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal meminta semua pihak untuk tidak terpancing dan tetap menjaga situasi tetap tenang pasca tewasnya empat warga di Distrik Fayit, Kabupaten Asmat.
"Kita tidak harapkan situasi seperti itu, Seandainya ada kasus itu bersifat kasuistik dan terjadi antar pibadi ke pribadi. Tidak ada hubungan dengan institusi," kataan di Kota Jayapura, Selasa (28/05/2019).
Klemen pun meminta semua pihak untuk bersabar, karena saat ini sudah ada tim gabungan yang turun ke lokasi kejadian.
"Semua pihak yang terlibat diperiksa, supaya semua pihak mendapatkan rasa keamanan dan keadilan," tuturnya.
Kepada oknum caleg yang merasa tidak puas dengan keputusan KPU, Klemen meminta yang bersangkutan tidak menempuh langkah anarkis dan mengikuti setiap prosedur hukum yang ada.
"Ini bukan akhir. Ini hanya perlombaan, lima tahun lagi akan ada lagi pemilu, (jadi) lebih siapkan diri. Kontrol dari masyarakat juga harus lebih baik sehingga tidak ada kecurangan seperti itu supaya kualitas Pemilu di Papua lebih baik," cetusnya.
INI VIDEONYA:
Artikel ini dkompilasi dari Kompas.com dengan judul "Seorang Caleg Kerahkan 350 Warga Bikin Rusuh, 4 Orang Tewas", "Ungkap Penembakan Warga oleh Oknum TNI, Tim Investigasi Bertolak ke Asmat",