Viral Medsos
Sudah 15 Tahun Ibu-ibu Katolik di Jember Sediakan Menu Buka Puasa untuk Umat Islam yang Kurang Mampu
Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) menggelar bakti sosial selama bulan Ramadan dengan membuka Warung Kasih (Warsih)
TRIBUN-MEDAN.COM - Menebar kasih kepada sesama adalah hal mutlak yang harus dilakukan manusia kepada sesamanya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) menggelar bakti sosial selama bulan Ramadan dengan membuka Warung Kasih (Warsih) di depan halaman Klinik Pratama Panti Siwi, Jember, Jawa Timur.
Acara bakti sosial ini telah berlangsung selama 15 tahun.
Para ibu-ibu umat umat Katolik itu menyediakan ratusan porsi makanan untuk berbuka puasa setiap harinya.
Makanan berbuka puasa ini disediakan sebagai bentuk wujud kebersamaan antar umat beragama.
Merekan menyediakan menu makanan setiap harinya berganti dan bergizi.
"Kami menyediakan makanan murah bagi saudara-saudari muslim yang miskin, supaya mereka bisa menikmati makanan enak dan bergizi.
Jadi kami membantu mereka yang miskin dan berkekurangan.
Kami bertoleransi sekaligus bersolidaritas.
Toleransi dengan umat beragama non katolik (muslim), solidaritas dengan yang miskin dan berkekurangan,"ujar Romo Antonius Denny, O.Carm yang dikutip dari tayangan Kompas TV.
Menu buka puasa ini disediakan bagi umat Islam yang hendak berbuka puasa, terutama untuk kalangan dari ekonomi ke bawah, seperti tukang becak, pengamen, tuna wisma, pedagang asongan, dan sebagainya.
“Kami sudah merintis kegiatan ini sejak 15 tahun lalu. Kegiatan ini berawal dari kami bertanya, apakah sudah berbuka? Bapak tukang becak itu menjawab belum. Dari situlah hati kami terpanggil, dan membuat Warsih untuk menyediakan sajian bagi saudara-saudari kami yang belum berbuka,” kata Antonia Sukarmin, pencetus Warung Kasih (Warsih) tersebut yang dikutip dari Suryamalang.com (Grup Tribun-Medan.com)
Setiap harinya Warung Kasih menyediakan 250 porsi makanan seharga Rp 2.500 per porsi dengan menu lengkap, mulai nasi, lauk, dan segelas minuman.
“Awalnya kami gratiskan. Tapi kami menghargai mereka yang sudah bekerja seharian. Jadi kami beri dengan harga yang sangat terjangkau,” ujar Antonia.
Bakti sosial ini pun sangat diapresiasi masyarakat.