Pensiunan Polisi Bangkit Sembiring Sekeluarga Dibacoki Lima Pria Bersebo, Satu Korban Kritis
Gerombolan tersebut selanjutnya berjalan mendekati posisi Ristiani dan Abraham dan langsung membacok kepala dan badan keduanya.
"Aku rasa ada sekitar lima orang yang membacok kami itu. Mereka pakai penutup muka. Saat itu, mereka enggak ada bersuara (bicara-red) apapun," ungkap Ristiani lagi.
Ristiani mengatakan, usai membacok dan memukul mereka, sebagian anggota gerombolan tersebut keluar dan menyerang suaminya yang tidur di kabin mobil pikap mereka di teras rumah.
Bangkit Sembiring yang ditemui tribun-medan.com/Tribun Medan mengatakan, dirinya juga tak menyangka penyerangan tersebut.
Ia terbangun setelah tubuhnya menerima bacokan parang.
''Sebelum aku dibacok, mereka memukul kedua pintu mobil pikap terlebih dahulu.
Setelah kacanya pecah, barulah pintu dibuka, lalu aku dibacok," tutur pensiunan polisi ini saat ditemui di IGD RSUD Sidikalang.
Usai membacok, sambung mantan Kapospol Pardomuan ini, gerombolan bersebo tersebut kabur menggunakan mobil minibus ke arah Desa Kendit Liang.
"Ada satu anakku yang selamat.
Dia sempat melawan anggota gerombolan itu.
Kata anakku itu, mereka kabur ke arah Liang Kendit pakai mobil," ucap Bangkit.
Saat disinggung, Bangkit mengaku tengah berselisih paham terkait masalah tanah dengan seseorang.
Sebelumnya pun mereka pernah mendapat penyerangan.
Namun, berbentuk perusakan.
"Saya masih ingat, tanggal 5 April 2018. Rumah dan mobil pikap kami dilempari pakai batu," katanya.
Dikatakannya, kasus tersebut sudah ia laporkan ke polisi dan sudah tahap P-21.
