2 Tewas 87 Rumah Dibakar; Pasukan Elite Yonif Raider Dikirim ke Buton, Polri Terjunkan 3 SSK Brimob
Kodam XIV/Hasanuddin menerjunkan pasukan elite dari Batalyon Infanteri Raider untuk membantu pengamanan di lokasi bentrok antardesa di Kabupaten Buton
Kesalahpahaman warga dua desa berlanjut keesokan harinya atau seusai salat Idul Fitri hingga terjadi pembakaran puluhan unit rumah warga setempat.
Terpisah, Gubernur Sultra Ali Mazi memerintahkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov setempat membentuk tim khusus untuk membantu korban kerusuhan dan membangun kembali puluhan rumah warga yang sudah terbakar pasca-kerusuhan.
Pemprov Sultra juga bakal dibantu pihak TNI-Polri guna mendukung upaya tersebut. "Kami akan mengirim tim, membangun kembali rumah yang rusak. Kami kebetulan ada bantuan untuk pembangunan rumah di desa-desa, warga tidak perlu ragu dan khawatir sudah tidak ada tempat tinggal," kata Ali Mazi di rumah jabatannya, Kamis (6/6/2019) malam.
Baca: Kapolda Sultra dan Danrem Masih Ikut Berjaga di Lokasi Konflik Buton, Polisi Mulai Buru Provokator
Berikut fakta-fakta bentrok warga antardesa di Buton:
1. Gara-gara memainkan gas motor
Menurut keterangan polisi, bentrokan warga Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo diawali aksi ugal-ugalan sekelompok pemuda dari Sampuabalo saat melintasi Desa Gunung Jaya dengan sepeda motor.
“Karena kesalahpahaman antara Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo, yang diawali dari pemuda Sampuabalo yang melintas di Desa Gunung Jaya, karena memainkan gas motor. Masyarakat Gunung Jaya terganggu dan tidak terima sehingga masyarakat mengeluarkan pernyataan yang tidak mengenakan," kata Kapolda Sultra Brigjen Pol Irianto.
2. Aksi lempar batu dan bakar rumah
Tidak terima dengan perkataan para warga Desa Gunung Jaya, para pemuda tersebut kembali datang untuk menyerang. "Kejadian tersebut berlanjut, tak lama kemudian, masyarakat Sampuabalo tiba-tiba datang ke Gunung Jaya terjadi lemparan batu. Masyarakat Desa Gunung Jaya sangat sedikit penghuninya, sehingga ada pembakaran,” ujar Irianto.
Menurut Bupati Buton, La Bakri, ada sekitar 700 warga Desa Gunung Jaya mengungsi di rumah-rumah warga Desa Laburunci. Lalu ada sekitar 87 rumah warga yang dibakar oleh sekelompok pemuda dari Sampuabalo.
3. Ratusan warga ketakutan dan mengungsi
Warga Desa Gunung Jaya terpaksa mengungsi sejak Rabu (5/6/2019) sekitar pukul 14.00 WIB. Pasalnya, rumah mereka dibakar oleh sekelompok pemuda Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina. Saat peristiwa pembakaran terjadi, ratusan warga Desa Gunung Jaya, ketakutan sehingga lari menyelamatkan diri ke dalam hutan.
4. Sempat reda, bentrokan kembali terjadi
Setelah sempat kondusif, bentrokan antarwarga Desa Gunung Jaya dan warga Desa Sampuabalo kembali terjadi di Desa Sampuabalo, Kamis (6/6/2019) sore. Akibat bentrokan tersebut, dua warga Desa Gunung Jaya tewas dan delapan orang lainnya mengalami luka-luka.
5. Polisi tetapkan status Siaga 1
Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhardt mengatakan, penetapan status siaga I ini untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat dan juga mengantisipasi terjadinya konflik sosial yang dikhawatirkan akan timbul di wilayah itu.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasca-rusuh di Buton, Kodam XIV Hasanuddin Kirim 100 Personel Raider"