Kapolda Sultra dan Danrem Masih Ikut Berjaga di Lokasi Konflik Buton, Polisi Mulai Buru Provokator
Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Iriyanto dan Danrem 143 Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto masih ikut berjaga-jaga di lokasi konflik.
TRIBUN MEDAN.com - Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Iriyanto dan Danrem 143 Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto masih ikut berjaga-jaga di lokasi konflik bentrokan antardesa di Kabupaten Buton.
Kedua pejabat Polri dan TNI tersebut turun ke lokasi konflik di Kecamatan Siotapina, Buton sejak Kamis (6/6/2019) siang.
Meskipun lokasi konflik berangsur kondusif pada Jumat (7/6/2019) siang, Kapolda dan Danrem belum beranjak dari lokasi konflik yang mengakibatkan dua korban jiwa, terbakarnya puluhan rumah, serta 700 warga dua desa terpaksa mengungsi.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart mengatakan, korban meninggal dunia dari pertikaian warga dua desa sebanyak satu orang dan luka-luka dua orang karena disasar busur dan senjata tajam parang.
"Kami imbau warga yang bertikai untuk menahan diri. Kepolisian, TNI serta pemerintah daerah terus berupaya membangun rekonsiliasi demi kepentingan dan keselamatan warga," kata Harry Goldenhart di Kendari, Kamis malam.
Baca: Andi Arief Bongkar Penyebab Kekalahan Prabowo Subianto, Memilih Sandiaga Uno Sebagai Wakilnya
Baca: UPDATE CPNS 2019, Bandingkan Jumlah Pelamar CPNS 2018 Berikut Instansinya, 2019 Butuh 254 Ribu ASN
Baca: Ini Rumah Baru Raffi Ahmad Seharga Rp 70 Miliar dengan Luas Tanah 2.000 Meter Persegi
Goldenhart menegaskan, saat ini penyidik sedang mengumpulkan alat bukti untuk mengungkap pelaku.
Aparat kepolisian masih memburu provokator terjadinya perusakan dan penganiayaan dalam peristiwa bentrokan tersebut.
"Prioritas menenangkan warga agar tidak terhasut informasi yang meresahkan. Polisi bekerja mengumpulkan bukti, termasuk mengorek informasi dari saksi yang menyaksikan peristiwa memilukan tersebut," kata Goldenhart.
Baca: Bunuh 85 Pasien Dengan Obat-obatan, Perawat Ini Divonis Penjara Seumur Hidup
Baca: Susi Pudjiastuti Siap Kembali Jadi Menteri: Insya Allah Kalau Badan Masih Sehat
Konflik antarwarga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya yang mengakibatkan seorang warga meninggal dunia, dua orang luka-luka dan 87 rumah terbakar dipastikan ada oknum pelaku yang harus bertanggung jawab.
"Setiap peristiwa pasti ada yang melatarbelakangi. Polisi dibantu masyarakat sedang merangkum bukti-bukti untuk mengungkap siapa oknum provokator dan pelaku perusakan rumah warga hingga pelaku penganiayaan yang menyebabkan seorang warga meninggal dunia," katanya.
Baca: Mesut Oezil dan Pacarnya Galang Dana Bantuan Sosial untuk Rayakan Pernikahan
Baca: Annisa Bagikan Foto Lebaran Keluarga SBY Tanpa Ani Yudhoyono: Kami Berusaha Tersenyum di Foto Ini
Ia menambahkan, personel gabungan TNI dan Kepolisian dikerahkan untuk meredam konflik yang melibatkan warga dua desa di Buton.
"Situasi sudah kondusif. TNI-Polri bersama pihak terkait bersinergi meredam keselahpahaman warga dua desa," kata Goldenhart.
Informasi yang dihimpun penyelidik bahwa motif konflik yang mengakibatkan 87 rumah terbakar adalah sekelompok pemuda Desa Sampuabalo menggelar konvoi kendaraan bermotor serangkaian malam takbiran Idul Fitri memancing ketersinggungan warga Desa Gunung Jaya.
Kesalahpahaman warga dua desa berlanjut keesokan harinya atau seusai salat Idul Fitri hingga terjadi pembakaran puluhan unit rumah warga setempat.
Baca: WOW ! Dibeli Manchester United Pemain Ini Dapat Kenaikan Gaji hingga 16 Kali Lipat
Baca: Danru Provost Yonif Sertu AS Tewas Diduga OD, Roboh setelah Masuk Diskotek di Pinggiran Kota Binjai
Terpisah, Gubernur Sultra Ali Mazi memerintahkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov setempat membentuk tim khusus untuk membantu korban kerusuhan dan membangun kembali puluhan rumah warga yang sudah terbakar pasca-kerusuhan.
Pemprov Sultra juga bakal dibantu pihak TNI-Polri guna mendukung upaya tersebut.
"Besok kami akan mengirim tim, membangun kembali rumah yang rusak. Kami kebetulan ada bantuan untuk pembangunan rumah di desa-desa, warga tidak perlu ragu dan khawatir sudah tidak ada tempat tinggal," kata Ali Mazi di rumah jabatannya, Kamis (6/6/2019) malam.

Berikut fakta-fakta bentrok warga antardesa di Buton:
1. Gara-gara memainkan gas motor
Menurut keterangan polisi, bentrokan warga Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo diawali aksi ugal-ugalan sekelompok pemuda dari Sampuabalo saat melintasi Desa Gunung Jaya dengan sepeda motor.
“Karena kesalahpahaman antara Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo, yang diawali dari pemuda Sampuabalo yang melintas di Desa Gunung Jaya, karena memainkan gas motor. Masyarakat Gunung Jaya terganggu dan tidak terima sehingga masyarakat mengeluarkan pernyataan yang tidak mengenakan," kata Kapolda Sultra Brigjen Pol Irianto.
Baca: Direktur BPN Sudirman Said Ogah Mudik lewat Jalan Tol Trans Jawa, Dulu Sebut Proyek Ini Dipaksakan
Baca: Bayi Ini Ditemukan Tewas, Tertinggal di Mobil Selama 15 Jam
2. Aksi lempar batu dan bakar rumah
Tidak terima dengan perkataan para warga Desa Gunung Jaya, para pemuda tersebut kembali datang untuk menyerang.
"Kejadian tersebut berlanjut, tak lama kemudian, masyarakat Sampuabalo tiba-tiba datang ke Gunung Jaya terjadi lemparan batu. Masyarakat Desa Gunung Jaya sangat sedikit penghuninya, sehingga ada pembakaran,” ujar Irianto.
Menurut Bupati Buton, La Bakri, ada sekitar 700 warga Desa Gunung Jaya mengungsi di rumah-rumah warga Desa Laburunci.
Lalu ada sekitar 87 rumah warga yang dibakar oleh sekelompok pemuda dari Sampuabalo.
Baca: Bradley Cooper dan Supermodel Asal Rusia Irina Shayk Putus
Baca: Dai Kondang Ustaz Syahrul Syah Meninggal saat Salat Tahajud Jelang Jadi Khatib Salat Idul Fitri
3. Ratusan warga ketakutan dan mengungsi
Warga Desa Gunung Jaya terpaksa mengungsi sejak Rabu (5/6/2019) sekitar pukul 14.00 WIB. Pasalnya, rumah mereka dibakar oleh sekelompok pemuda Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina.
Saat peristiwa pembakaran terjadi, ratusan warga Desa Gunung Jaya, ketakutan sehingga lari menyelamatkan diri ke dalam hutan.
4. Sempat reda, bentrokan kembali terjadi
Setelah sempat kondusif, bentrokan antarwarga Desa Gunung Jaya dan warga Desa Sampuabalo kembali terjadi di Desa Sampuabalo, Kamis (6/6/2019) sore.
Akibat bentrokan tersebut, dua warga Desa Gunung Jaya tewas dan delapan orang lainnya mengalami luka-luka.
Baca: Mudik Lebaran Lancar, Kapolri Tito Karnavian Ungkap Penyebabnya, Fadli Zon Curiga: Jangan-Jangan . .
Baca: HASIL Belanda vs Inggris, Reaksi Harry Kane Gol Dianulir, Terungkap Video Alat Bantu Wasit atau VAR
5. Polisi tetapkan status Siaga 1
Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhardt mengatakan, penetapan status siaga I ini untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat dan juga mengantisipasi terjadinya konflik sosial yang dikhawatirkan akan timbul di wilayah itu.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Kejar Provokator Kerusuhan yang Akibatkan 87 Rumah Dibakar di Buton"