Sempat Video Call dengan Keluarga, Ayah-Anak Jadi Korban Tewas Laka Maut Tol Cipali

Dua korban meninggal adalah Heruman (59) dan anaknya, Reza Pahlevi (22). Keduanya berada di mobil Mitsubishi Xpander B 9173 PI, bersama saudara lainny

Editor: Juang Naibaho
Tribun Jabar
Amsor berani serang sopir bus sampai kecelakaan maut di Tol Cipali, ia mengaku akan dibunuh. 

TRIBUN MEDAN.com - Tragedi kecelakaan maut di ruas Tol Cikampek Palimanan (Cipali) KM 150+900 menyisakan duka mendalam bagi keluarga para korban.

Sebanyak 12 orang meninggal dunia dalam insiden kecelakaan yang melibatkan empat kendaraan pada Senin (17/6/2019) dini hari.

Dua di antara korban meninggal adalah Heruman (59) dan anaknya, Reza Pahlevi (22). Keduanya berada di mobil Mitsubishi Xpander B 9173 PI, bersama empat orang lainnya yang merupakan memiliki hubungan saudara.

Adapun keenam penumpang Xpander itu semuanya meninggal dunia.

Febri Dwi Prayogi (28), anak kandung Heruman, mengatakan sebelum tragedi tersebut, dirinya sempat menghubungi ayah dan adiknya melalui video call.

Momen itu jadi kontak terakhir dirinya dengan sang ayah dan adik kandungnya.

Baca: TERKUAK Motif Penumpang Serang Sopir Bus di Tol Cipali, hingga Berujung Laka Maut 12 Tewas 37 Luka

Baca: Diego Michiels Umumkan Pernikahan dengan Gadis Cantik Boru Simatupang 29 Juni Mendatang

Baca: Kasus Ustaz Lancip Naik ke Penyidikan, Sebut 60 Orang Tewas Saat Rusuh 22 Mei

Dalam kontak video call itu, Heruman dan Reza memberitahukan kabarnya kepada Febri. Menurut Febri, saat itu keduanya tengah menempuh perjalanan pulang dari pergi berlibur di kawasan Dieng Wonosobo.

"Liburan bareng keluarga besar sama sepupu, paman sama bibi juga, ada dua mobil berangkat ayah saya nyupirin mobil Xpander merah, mobil satunya lagi paman saya naik Pajero," kata Febri di rumah duka di Perumahan Taman Wisma Asri, Bekasi Utara, Senin (17/6/2019).

Febri menceritakan, ayah dan adik kandungnya bertolak dari Bekasi menuju Tempat Wisata Dieng Wonosobo sejak Kamis (13/6/2019). Ketika telah tiba di tempat wisata, korban sempat menghubungi keluarga di rumah pada Jumat (14/6/2019).

"Video call ke sepupu di rumah kalau mereka udah sampe lagi di Dieng, sambil makan, terakhir itu aja kasih kabar," jelas dia. Menurut Febri, empat korban lainnya di Xpander adalah sepupunya yakni Rafi (22), Radit (22), Dafa (21) dan Irfan (22).

Febri mengungkapkan dirinya mendapatkan kabar meninggalnya ayah dan adiknya akibat kecelakaan beruntun pada Senin (17/6/2019) sekitar pukul 07.00 WIB.

Ia sontak kaget dan langsung berangkat menuju rumah duka dari rumah kontrakannya di Daerah Cibinong, Bogor. "Kejadian informasinya tengah malam, saya baru dapat kabar jam 7 pagi," katanya.

Adapun jenazah korban hingga pukul 16.00 WIB masih dalam perjalanan dari RS Cideres Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Rencananya, Heruman dan Reza dikebumikan di TPU Perwira, Bekasi Utara.

Pantauan Wartakota, di rumah duka di Kawasan Perumahan Wisma Asri RT 01 RW 16, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, sudah terpasang bendera kuning dan berdiri tenda.

Terlihat papan nisan sudah dibuat bertuliskan nama kedua korbam meninggal ayah dan anak tersebut.

Baca: Eks Kapolda Metro Jaya Sofyan Jacob Drop dan Pusing Saat Diperiksa, Pengacara: Itu Bukan Cari Alasan

Serangan Penumpang
Diketahui kecelakaan maut di Tol Cipali melibatkan empat kendaraan. Bus PO Safari pindah ke jalur berlawanan, lalu menabrak mobil Innova, Xpander, dan truk pengangkut ayam.

Usut punya usut, ternyata sopir Bus PO Safari diserang oleh seorang penumpang. Selain itu, penumpang itu berupaya mengambil alih kemudi.

Akibatnya, bus PO Safari oleng dan melaju hingga ke jalur berlawanan. Bus tersebut menabrak mobil Toyota Innova kemudian Xpander. Insiden ini menewaskan 12 orang dan melukai 37 orang lainnya. Korban meninggal di antaranya enam penumpang Xpander dan 3 penumpang mobil Innova.

Aparat kepolisian sudah melakukan pemeriksaan awal terhadap Amsor (29), pelaku penyerangan sopir bus Safari.

Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudy Sufahriadi, memastikan penyerang sopir Bus Safari akan ditetapkan tersangka.

"Yang bersangkutan pasti jadi tersangka," ujar Rudy Sufahriadi saat ditemui di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (17/6/2019) siang.

Alasan utama penetapan tersangka ialah tindakan yang dilakukan Amsor mengakibatkan kecelakaan maut.

Namun, Rudy mengakui saat ini Amsor belum ditetapkan sebagai tersangka. Pasalnya, pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan meminta keterangan saksi mata.

"Sekarang belum ditetapkan tersangka karena masih proses pemeriksaan," kata Kapolda.

Menurut dia, Amsor menyerang sopir bus karena merasa terancam dibunuh. Niatan itu diketahui Amsor dari perbincangan telepon sopir dan kenek bus.

Karenanya, begitu perbincangan telepon itu selesai Amsor langsung menyerang sopir bus dan berusaha mengambil alih kemudi.

Baca: Terekam CCTV, Pejambret Pakai Jaket Mirip Driver Grab Bawa Kabur Ponsel Seorang Bocah

Namun, tindakannya itu justru memicu kecelakaan maut. Bus yang melaju dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah itu akhirnya pindah ke jalur berlawanan.

"Diduga akibat perebutan kemudi itu bus akhirnya oleng kemudian menerobos ke jalur kendaraan dari arah Jateng menuju Jakarta," ujar Kapolda.

Direktur Ditlantas Polda Jabar, Kombes M Aris, mengatakan, enam orang penumpang Mitsubishi Xpander meninggal dalam tabrakan tersebut. Tiga orang penumpang Innova bernasib sama. "Dan, tiga penumpang bus meninggal dunia," ujar Aris.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jabar, Kompol Lukman Syarif, mengatakan, truk pengangkut ayam sempat membantingkan kendaraannya menghindari tabrakan dengan Innova. Sehingga sopir dan penumpang truk tersebut tidak mengalami luka.

"Posisi truk pengangkut ayam ini di belakang Innova yang ditabrak bus Dharma yang datang dari Jakarta dan menyebrang ke jalur arah Jakarta," ujar Lukman Syarif via ponselnya.

Saat menghindar dari tabrakan, di belakang truk pengangkut ayam, ada mobil mini bus Xpander. Nahas, pengemudi Xpander tak bisa menghindari insiden tersebut. Mobil Xpander itu akhirnya menabrak Innova.

Setelah Xpander menabrak Innova, insiden masih terus terjadi. Kali ini, Bus PO Safari yang menghantam Xpander.

"Setelah menabrak Innova, bus menabrak Xpander. Dari tabrakan itu, enam penumpang Xpander meninggal dunia, kemudian tiga orang penumpang Innova dan tiga penumpang bus Dharma meninggal dunia, total 12 orang yang tewas," ujarnya.

Baca: Ternyata Kanker Otak yang Diderita Agung Hercules Kebanyakan Menyerang Laki-Laki Dewasa

Dikutip dari Bid Humas Polda Jabar, berikut identitas korban meninggal dunia;

Enam penumpang Xpander;
1. Heruman Taman (Sopir), 59 Tahun, pekerjaan wiraswasta, alamat Taman Wisma Asri D 33 / 50, RT 01 RW 16, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
2. Rafi, 22 tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
3. Reza, 22 tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
4. Radit, 22 Tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
5. Dafa, 21 Tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
6. Irfan, 22 tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Tiga penumpang Innova;
7. Uki, 45 tahun, swasta, Desa Tarub, RT 10/05, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.
8. Amar, 37 Tahun, swasta, alamat Desa Tarub, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.
9. Daryono, 70 tahun, swasta, alamat Desa Tarub, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

Adapun tiga korban lainnya yang meninggal dunia dari bus Dharma Raya masih didata oleh polisi. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Korban Kecelakaan Maut di Tol Cipali Sempat Video Call dengan Keluarga di Rumah

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved