AKHIRNYA Tim UGM Ungkap Penyebab Kematian Ratusan Petugas KPPS dan Usul Libatkan Mahasiswa KKN

''Kami lihat di lapangan, kalau petugas pemilunya itu adalah anak muda, mereka biasanya bekerja lebih efisien dalam waktu lebih singkat."

Editor: Tariden Turnip
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
AKHIRNYA Tim UGM Ungkap Penyebab Kematian Ratusan Petugas KPPS dan Usul Libatkan Mahasiswa KKN. Seorang aktivis dari mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar aksi solidaritas untuk para petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang meninggal dunia, di depan Kampus USU, Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/5/2019). 

Tim peneliti UGM mengungkap, meninggalnya petugas KPPS tidak hanya disebabkan karena sakit, tetapi juga karena faktor psikologis.

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa tuntutan dan keterlibatan petugas KPPS sangat tinggi sehingga menyebabkan kelelahan yang berujung pada sakit atau bahkan kematian.

"Mereka merasakan, menilai, tuntutan untuk mengerjakan tugas sebagai petugas pemilu di lapangan berat, tinggi," kata Peneliti Fakultas Psikologi UGM Faturcohman di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).

"Tuntutannya tinggi, keterlibatannya tinggi, sehingga secara psikologis juga muncul kelelahan di atas rata-rata," ujar Faturochman.

Tim peneliti UGM menemukan, petugas KPPS yang memiliki multiple morbidity (pernah mengalami sakit secara berulang) lebih rentan mengalami sakit dalam mengikuti proses penyelenggaraan pemilu.

Baca: Kades Korupsi Dana Desa Rp 878 Juta, ternyata Anggota DPRD juga Kecipratan, Begini Modusnya

Baca: Kerap Disebut Ibunya Jelek, Model Ini Balas Dendam, 300 Kali Operasi, Ini Perubahan Wajahnya!

Sakit yang dialami petugas KPPS itu bisa saja kambuh ketika penyelenggaraan pemilu, bahkan berujung pada kematian.

Hal ini menjadi salah satu penelitian yang diungkap oleh tim peneliti UGM mengenai penyebab meninggalnya KPPS, yang disampaikan KPU.

"Yang kami temukan sementara adalah bahwa petugas dengan multiple morbidity yaitu sakit yang lebih dari satu kali, itu lebih rentan untuk mengalami kesakitan dan meninggal pasca pemilu," kata Gaffar.

Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa seluruh petugas KPPS yang sakit memiliki kecenderungan multiple morbidity.

Oleh karena hal tersebut, tim peneliti merekomendasikan KPU untuk tak menugaskan petugas KPPS yang memiliki multiple morbidity pada jabatan yang krusial.

Sebab, mereka lebih berisiko untuk mengalami sakit kambuhan.

"Jadi kalau pun sulit untuk menemukan yang seratus persen sehat, kita harapkan orang yang seminimal mungkin memiliki riwayat sakit," ujar Gaffar.

Tim peneliti juga merekomendasikan KPU untuk membekali petugas KPPS dengan keterampilan manajemen risiko yang baik.

Karena, penelitian membuktikan, petugas yang sakit ataupun meninggal memiliki kelemahan dalam menangani stres yang ditimbulkan akibat beban kerja yang tinggi.

"Jadi kalau ada orang yang sakit tidak jelas mau dibawa ke mana, manajemennya seperti apa, sehingga tidak mengerti ditanganinya seperti apa, sehingga menyebabkan meninggal petugas.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved