ANCAMAN IRAN setelah Tankernya Diserbu Marinir Inggris saat Mengangkut Minyak Mentah ke Suriah
Penyitaan kapan Grace 1 sepanjang 330 meter terjadi di tengah keputusan Iran untuk melanggar batas pengayaan uranium sesuai perjanjian nuklir 2015.
ANCAMAN IRAN setelah Tankernya Diserbu Marinir Inggris saat Mengangkut Minyak Mentah ke Suriah
TRIBUN-MEDAN.com - Militer Kerajaan Inggris dilaporkan menggelar misi "berani" untuk menyita sebuah kapal tanker super yang membawa minyak mentah dari Iran ke Suriah.
Misi itu dilaksanakan oleh pasukan dari Komando 42 yang merupakan bagian dari unit Marinir Inggris menggunakan helikopter dan speedboat di kawasan Gibraltar.
Dilansir Sky News Kamis (4/7/2019), sekitar 16 Polisi Gibraltar juga membantu dalam misi menyusul kecurigaan kapal bernama Grace 1 itu melanggar sanksi Uni Eropa.
Berangkat 17 April lalu, kapal itu diduga menempuh rute 23.335 km menyusuri Afrika daripada melewati Terusan Suez yang hanya berjarak 6.598 km untuk menghindari deteksi.
Berdasarkan peta, diketahui kapal itu berangkat dari Iran. Jika terkonfirmasi, maka kapal tanker itu juga melanggar sanksi Amerika Serikat (AS) tentang larangan ekspor minyak Iran.
Diketahui Badan Intelijen Pusat AS (CIA) sudah melakukan pemantauan terhadap pergerakan tanker itu dari Iran ke Suriah, dan meminta bantuan Inggris menangkapnya.
Menteri Utama Gibraltar Fabian Picardo mengatakan, mereka punya alasan untuk meyakini bahwa Grace 1 membawa minyak mentah ke kilang minyak Banyas di Suriah.
"Kilang minyak itu merupakan properti dari entitas yang menjadi subyek sanksi Uni Eropa terhadap Suriah," ujar Picardo dalam pernyataan resmi.

Marinir Inggris menaiki kapal tanker Grace 1/MINISTRY OF DEFENCE.
Sementara Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt dikutip Daily Mirror memuji "keberanian" dari anggota Komando 42 serta polisi Gibraltar untuk menghentikan pasokan minyak ke "rezim pembunuh".
Namun, Menteri Luar Negeri Spanyol Josep Borrell berujar dia bakal memperhatikan penyerbuan dan penyitaan kapal tanker yang berada di perairan negaranya.
Sanksi Uni Eropa terhadap Suriah mulai diterapkan pada Mei 2011 setelah Presiden Bashar al-Assad menangkal demonstran anti-dirinya yang berujung pada perang sipil.
Iran yang merupakan sekutu dekat Assad juga berada dalam sanksi Washington yang melarang seluruh negara untuk membeli minyak, atau berisiko dihukum.
Sanksi itu diberlakukan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan keluar dari perjanjian nuklir 2015 pada Mei tahun lalu, dengan menyebutnya sebagai "kesepakatan terburuk".
Iran mengecam aksi penyerbuan yang dilakukan Marinir Inggris terhadap kapal tanker super mereka yang berada di kawasan Gibraltar Kamis (4/7/2019).

Foto dari Kementerian Pertahanan Inggris menunjukkan perahu-perahu cepat yang membawa marinir Inggris menyita kapal tanker Grace 1/EPA
Penyitaan kapan Grace 1 sepanjang 330 meter terjadi di tengah keputusan Iran untuk melanggar batas pengayaan uranium sesuai perjanjian nuklir 2015.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Moussavi di Twitter menyatakan, mereka sudah memanggil duta besar Inggris untuk menyampaikan protes.
"Setelah aksi ilegal terhadap kapal kapal tanker Iran di Selat Gibraltar oleh pasukan Inggris, duta besar mereka dipanggil," ulas Moussavi dikutip AFP.
Meski begitu, penyitaan yang juga mendapat bantuan dari kepolisian Gibraltar mendapat sambutan positif dari Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat ( AS), John Bolton.
"Berita bagus. Inggris sudah menahan kapal tanker super Grace 1 dengan minyak Iran ke Suriah karena melanggar sanksi Uni Eropa," kata Bolton di Twitter.
Kapal itu diserbu di lokasi empat km selatan Gibraltar yang dianggap sebagai perairan Inggris meski Spanyol menyatakan itu juga masuk dalam wilayahnya.
Terbaru Iran mengancam melakukan aksi balasan kepada Inggris jika kapal tanker super mereka yang disita tidak pada pekan ini tidak dikembalikan.
Begitulah peringatan yang disampaikan seorang komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Mohsen Rezai, di Twitter seperti dikutip Reuters Jumat (5/7/2019).
"Jika Inggris tidak mengembalikan kapal tanker Iran, maka otoritas Iran seharusnya juga berhak menyita kapal mereka," kata Rezai yang juga Sekretaris Dewan Kemanfaatan Iran.
Rezai menuturkan selama 40 tahun sejarah negara itu, mereka tidak pernah melakukan sikap bermusuhan. Namun mereka siap untuk membalas para pengganggu.
ANCAMAN IRAN setelah Tankernya Diserbu Marinir Inggris saat Mengangkut Minyak Mentah ke Suriah
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Marinir Inggris Sita Kapal Tanker Super Miliknya, Iran Protes","Iran Ancam Sita Kapal Inggris jika Kapal Tankernya Tak Dibebaskan"
