Gubernur Edy Sebut Dirinya Dilarang Orang di Sekitarnya Hadiri Konferda PDIP Sumut, Ini Alasannya
Gemuruh tawa para hadirin pecah saat Edy menuturkan saat ia dilarang oleh orang-orang di sekitarnya mendatangi konferensi tersebut.
Saya tanyakan ke pak Trimed, apa jabatannya?
Kayaknya Gubernur tak ada pengaruhnya terhadap partai.
Pak Eriko jangan percaya diri dulu, kalau saya yang diberikan wewenang saya nanti yang dihormati," katanya.
Sontak candaan tersebut menimbulkan gelak tawa para kader yang hadir.
Baca: Kelabui Petugas, Nunung Sempat Buang Barang Bukti Sabu ke dalam Toilet Hingga Harus Dijebol
Baca: SEKARANG BERLANGSUNG, Live Streaming via YouTube Semifinal Indonesia Open 2019
Edy juga melakukan kilas balik saat transformasi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi PDIP dahulu.
"Saya ingat betul PDI ini merupakan fusi beberapa partai, karena pertanyaan itu merupakan persyaratan kelulusan saya dulu.
Pada waktu perubahan PDI menjadi PDIP saya termasuk orang yang dilempar.
Pangkat saya mayor waktu itu," jelasnya.
Pada kesempatan itu Edy mengajak segenap unsur partai untuk membangun Sumatera Utara.
"Saya telah bertekad untuk kampung besar saya ini, ayo kita bangun Sumut bila ada ide untuk mengelola visi ini.
Persoalan kita tarung lagi lima tahun ke depan itu nanti saja, itupun kalau saya mau karena itu hak saya," ucapnya.
Baca: 8 Warga Binaan Pemasyarakatan Tanjung Gusta Terjangkit HIV/AIDS, Diduga karena Hubungan Seksual
Baca: Bank Mandiri Jamin Uang Nasabah Hilang dalam Rekening Akan Kembali Lagi dalam 3 Jam
Mantan Pangkostrad itu menjelaskan, ia meminta agar dapat bersinergi dengan PDIP.
"Saya minta agar kita klop dulu. Klop itu bahasa Medan, matching artinya.
Saya tak peduli siapapun yang terpilih menjadi Ketua yang penting kita klop dulu," ungkapnya.
Terakhir, Edy mengungkapkan komitmennya terhadap Pancasila.