Gubernur Edy Sebut Dirinya Dilarang Orang di Sekitarnya Hadiri Konferda PDIP Sumut, Ini Alasannya
Gemuruh tawa para hadirin pecah saat Edy menuturkan saat ia dilarang oleh orang-orang di sekitarnya mendatangi konferensi tersebut.
Gubernur Edy Sebut Dirinya Dilarang Orang di Sekitarnya Hadiri Konferda PDIP Sumut, Ini Alasannya
TRIBUN-MEDAN.com-Konferensi Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumatera Utara dipenuhi gemuruh tawa para hadirin.
Kejadian tersebut, tatkala Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, memberikan kata sambutan di hadapan para kader partai berlambang banteng tersebut.
Gemuruh tawa para hadirin pecah saat Edy menuturkan saat ia dilarang oleh orang-orang di sekitarnya mendatangi konferensi tersebut.
"Saya tadi malam hingga subuh banyak mendapatkan Short Message Service (SMS) agar tidak datang ke sini. Kata mereka jangan datang pak, orang itu tidak ada yang memilih bapak kemarin," ujarnya, Sabtu (20/7/2019).
Sontak ungkapan tersebut membuat riuh ruangan konferensi yang diadakan di Santika Dyandra Hotel.
Edy menegaskan, kedatangannya tersebut merupakan sebuah bentuk demokrasi yang sehat.
"Mau senang dan tidak senang saya saat ini Gubernur.
Pak Djarot itu adalah sahabat saya, dulu beliau Wakil Gubernur saya Pangkostrad.
Kemudian kami bertanding, itulah demokrasi," ujarnya.
Baca: Puting Beliung Hantam Kelurahan Kota Matsum, Atap Ruko Terbang Dibawa Angin
Baca: Cemburu Istri hanya Urusi Anak, Suami Pilih Lompat dari Lantai 5 Apartemen hingga Tenggelamkan Diri
Baca: BMKG Tanggapi Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Ancam 584 Desa yang Dihuni 600.000 Jiwa
Edy juga mengungkapkan kilas hubungannya bersama salah satu Ketua DPP PDIP, Trimedya Pandjaitan.
"Saya sama bang Trimedya ini memiliki hubungan pasang surut, tetapi kami sama-sama memiliki jiwa anak Medan," imbuhnya.
Edy juga melontarkan joke kepada Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga.
Ia mengaku cemburu, melihat sosok Eriko yang dihormati segenap kader partai.
Baca: Hutama Hafiz Husein dan Ifani Helen Terpilih jadi Jaka Dara Kota Medan 2019
Baca: Wagub Ijek Temui Kepala BNPB di Jakarta, Bicarakan Soal Pengungsi Sinabung hingga Banjir kota Medan
Baca: 40 RS Swasta di Sumut Tipu Pemerintah Ratusan Miliar Lewat Pencairan BPJS, Ini Modus yang Dilakukan
"Saya melihat Pak Eriko ini sangat dihormati sekali.
Saya tanyakan ke pak Trimed, apa jabatannya?
Kayaknya Gubernur tak ada pengaruhnya terhadap partai.
Pak Eriko jangan percaya diri dulu, kalau saya yang diberikan wewenang saya nanti yang dihormati," katanya.
Sontak candaan tersebut menimbulkan gelak tawa para kader yang hadir.
Baca: Kelabui Petugas, Nunung Sempat Buang Barang Bukti Sabu ke dalam Toilet Hingga Harus Dijebol
Baca: SEKARANG BERLANGSUNG, Live Streaming via YouTube Semifinal Indonesia Open 2019
Edy juga melakukan kilas balik saat transformasi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi PDIP dahulu.
"Saya ingat betul PDI ini merupakan fusi beberapa partai, karena pertanyaan itu merupakan persyaratan kelulusan saya dulu.
Pada waktu perubahan PDI menjadi PDIP saya termasuk orang yang dilempar.
Pangkat saya mayor waktu itu," jelasnya.
Pada kesempatan itu Edy mengajak segenap unsur partai untuk membangun Sumatera Utara.
"Saya telah bertekad untuk kampung besar saya ini, ayo kita bangun Sumut bila ada ide untuk mengelola visi ini.
Persoalan kita tarung lagi lima tahun ke depan itu nanti saja, itupun kalau saya mau karena itu hak saya," ucapnya.
Baca: 8 Warga Binaan Pemasyarakatan Tanjung Gusta Terjangkit HIV/AIDS, Diduga karena Hubungan Seksual
Baca: Bank Mandiri Jamin Uang Nasabah Hilang dalam Rekening Akan Kembali Lagi dalam 3 Jam
Mantan Pangkostrad itu menjelaskan, ia meminta agar dapat bersinergi dengan PDIP.
"Saya minta agar kita klop dulu. Klop itu bahasa Medan, matching artinya.
Saya tak peduli siapapun yang terpilih menjadi Ketua yang penting kita klop dulu," ungkapnya.
Terakhir, Edy mengungkapkan komitmennya terhadap Pancasila.
"Saya memang bukan orang PDIP tapi jiwa saya Pancasila," jelasnya.
Sementara itu Ketua DPP PDIP, Trimedya Pandjaitan membalas statement Edy Rahmayadi di sambutannya.
"Pak Gubernur pekik merdekanya tiga kali karena PDIP nomor urut tiga.
Nanti kalau diundang lagi pekiknya tiga kali, itu artinya Pak Gubernur klop dengan PDIP," tambahnya.
Trimedya membenarkan hubungan yang pasang surut dengan Edy.
Namun ia mengajak agar bersama-sama mempertanggungjawabkan nasib PSMS Medan.
"Sebagai sama-sama anak Medan yang orangnya jago jago main bola, saya kita harus bertanggung jawab turunnya PSMS ke Liga 2," ucap Trimedya.
Gubernur Edy Sebut Dirinya Dilarang Orang di Sekitarnya Hadiri Konferda PDIP Sumut, Ini Alasannya
(gov/tribun-medan.com)