Kisah Perempuan Jadi Budak S3ks ISIS, Disiksa saat Hendak Kabur hingga Makan Bayinya Sendiri
Bukan hanya jadi budak seks, para perempuan juga harus melihat anggota keluarga habis tak bersisa di tangan kekejaman ISIS.
Dia mengaku dihajar menggunakan kabel setelah mencoba lari dari ISIS.
Lamiya Haji Bashar (18) meminta keadilan di depan pengadilan syariah yang memimpin pelarian bersama beberapa gadis lainnya.
"Ia bilang, mereka harus membunuhku atau memotong kakiku untuk menghentikanku melarikan diri," tambah Vian.
Meski demikian, dia tak akan pernah menyerah untuk mencari keadilan.

Meski banyak perempuan berakhir tragis di tangan ISIS, ada pula perempuan yang telah bebas.
Adalah Nadia Murad, seorang etnis Yazidi yang selamat dari kekejaman terburuk dan kebrutalan yang menimpa kaumnya.
Dikutip dari GridHot.ID, ia menjadi satu dari sekitar 6.500 perempuan Yazidi yang diperlakukan sebagai budak seks oleh ISIS.
Selain diperjual-belikan di pasar, perempuan Yazidi dilelang melalui layanan pesan WhatsApp dan Telegram.
Entah bagaimana, setelah tiga bulan menjadi budak seks, dipukuli dan disiksa, Nadia Murad dapat melarikan diri.
Ia kemudian bergabung dengan pengungsi etnis Yazidi yang ada di sana.
Setelah itu, Nadia Murad mendapat bantuan dari sebuah organisasi dan tinggal di Jerman, berkumpul dengan saudarinya yang sempat terpisah.
Sejak tinggal di Jerman, Nadia Murad mendedikasikan dirinya sebagai aktivis anti kekerasan terhadap perempuan bernama "Perjuangan Rakyat Kami".

Dikutip dari BBC Indonesia, Selasa (11/12/2018), Nadia Murad dipuji karena secara terbuka berani membeberkan dan membagikan pengalaman menjadi budak seks ISIS.
Nadia Murad pun resmi menerima Penghargaan Nobel Perdamaian dalam satu upacara di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2018. (*)
Artikel ini sudah tayang di Grid.pop.id dengan judul: Tiga Hari Ditahan Tanpa Makan dan Air, Budak Seks ISIS Akui Tak Sengaja Menyantap Balitanya yang Disajikan dengan Sepiring Nasi