Breaking News

Curhat Pedagang Warkop Elisabeth yang Digusur: Kami Sudah 3 Generasi Berjualan di Sini

"Orang tua dulu sudah berjualan sejak tahun 70-an. Kalau saya sekitar tahun 80-an. Sekarang dilanjutkan anak saya," ujar Tiomsi Pangaribuan.

Tribun Medan/Muhammad Fadli Taradifa
Satpol PP Kota Medan menertibkan lapak pedagang warkop Elisabeth dengan alat berat, Kamis (1/8/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com-Jerit dan tangisan mewarnai pedagang di depan Rumah Sakit Santa Elisabeth, Kecamatan Medan Maimun, atau yang lebih dikenal Warkop Elisabeth, Kamis (1/8/2019) pagi.

Seorang pedagang yang lapaknya ikut digusur, Tiomsi Pangaribuan atau yang karib disapa Mamak Albert, yang memiliki warung 77 mengatakan bahwa dirinya sudah tiga generasi berjualan di sini.

"Sejak saya kecil, sudah berjualan di sini bantuin orang tua saya. Orang tua dulu sudah berjualan sejak tahun 70-an. Kalau saya sekitar tahun 80-an. Sekarang dilanjutkan anak saya," ujarnya.

Air mata wanita berambut merah ini terlihat menetes saat diwawancarai oleh Tribun Medan di lokasi.

"Kami di sini ada koperasinya. Ada ketua dan lengkaplah struktur organisasi kepengurusan. Iuran ya cuma uang sampah Rp 25 ribu per bulan, kutipan perminggu Rp 5 ribu," ungkapnya.

Untuk lapak sendiri, sambung Boru Pangaribuan, pedagang yang berjualan di Warkop Elisabeth tidak ada membayar uang lapak.

"Kami tidak ada bayar uang lapak. Karena kami ada koperasinya. Sebelum penggusuran sebelumnya memang ada surat edaran. Ini sebenarnya ada ketidak-senangan pihak tertentu."

"Yang kami minta, adanya relokasi entah di mana ditempatkan. Kalau memang mau ditata. Kalau untuk kaya, tidak bisa dari sini. Berjualan di sini untuk kebutuhan hidup, biaya sekolah anak dan kebutuhan sehari-hari," ucap wanita berambut merah ini.

Petugas Satpol PP Kota Medan tertibkan lapak pedagang warkop Elisabeth dengan alat berat, Kamis (1/8/2019).
Petugas Satpol PP Kota Medan tertibkan lapak pedagang warkop Elisabeth dengan alat berat, Kamis (1/8/2019). (TRIBUN MEDAN / M FADLI TARADIFA)

Penertiban yang sebelumnya mendapat penolakan perlahan mulai berjalan kondusif.

Terlihat pedagang tengah mengangkat barang-barang miliknya untuk dibawa pergi.

Petugas Satpol PP Kota Medan pada saat penertiban lapak pedangan menurunkan alat berat.

Kini, warkop Elisabeth yang sudah menjadi ikon kuliner rata dengan tanah.

Aksi protes juga dilakukan para pedagang di depan ruang IGD RS Elisabeth. Namun, akhirnya amarah pedagang dapat diredam oleh petugas kepolisian.

(mft/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved