Miris, Sekolah Dasar di Simalungun Rentan Roboh, Dinding Papan Lapuk dan Plafon Bolong
Tembok yang berbahan papan juga tampak sudah lapuk dan mudah remuk. Plafon sekolah juga tampak sudah bolong dan triplek terkelupas.
Penulis: Tommy Simatupang |
TRIBUN-MEDAN.com, SIMALUNGUN - Kondisi sekolah Dasar (SD) Yayasan Perguruan Al-Wasliyah Bahal Batu Moho Kecamatan Jawa Maraja Bahjambi Kabupaten Simalungun tampak tidak layak.
Sekolah yang beridiri selama 60 tahun ini dalam kondisi memperihatinkan.
Amatan tribun-medan.com, sekolah yang berbahan dasar kayu ini tampak tidak berdiri dengan tegak.
Tembok yang berbahan papan juga tampak sudah lapuk dan mudah remuk. Plafon sekolah juga tampak sudah bolong dan triplek terkelupas.
Tak hanya itu, alat sekolah seperti bangku hanya dari kayu yang lapuk.
Bangku guru juga hanya hanya berbahan dasar plastik. Lantai sekolah tidak menggunakan keramik hanya dengan semen yang mulai mengeluarkan pasir-pasir.
Papan tulis kapur tampak sudah sangat tua. Sekolah ini hanya memiliki lima ruangan dari kelas 1 hingga kelas VI.
Hanya ada 36 pelajar yang dididik di sekolah ini. Sekolah ini masuk dalam areal perkebunan. Proses belajar berjalan dengan tidak baik.

Posisi bangku juga tidak begitu teratur. Para murid ada yang belajar tidak mengenakan sepatu. Buku tampak hanya sedikit.
Kepala Sekolah SD Al - Wasliyah Intan Muliani Pohan mengungkapkan terus mengupayakan proses belajar berjalan dengan baik. Meskipun, fasilitas tidak mendukung.
Intan menjelaskan telah mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah untuk anggaran perbaikan sekolah.
Intan mengatakan permohonan itu sudah diajukan lebih dari dua tahun. Namun, tidak pernah mendapatkan respon.
"Sudah beberapa kali kami mengajukan permohonan bantuan untuk sekolah kami ini, namun hingga saat ini masih belum terealisasi, ya terpaksalah kami gunakan peralatan yang ada, yang penting proses belajar mengajar tidak terganggu dan murid murid kami bisa mendapatkan ilmu yang mereka butuhkan"katanya, Kamis (1/8/2019).
Intan mengungkapkan setiap satu kelas hanya menampung enam siswa. Sementara, hanya ada enam guru yang setia mengajar 36 murid. Bahkan, Intan sebagai kepala sekolah juga turut membantu mengajar.

Intan mengaku tidak ada pungutan uang sekolah bagi setiap siswa. Katanya, biaya operasional guru ditampung di Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).