UPDATE Dampak Gempa Banten hingga Tadi Malam, Daftar Kerusakan Rumah dan Bangunan Retak-retak
UPDATE Dampak Gempa Banten hingga Tadi Malam, Daftar Kerusakan Rumah dan Bangunan Retak-retak
UPDATE Dampak Gempa Banten hingga Tadi Malam, Daftar Kerusakan Rumah dan Bangunan Retak-retak
TRIBUN-MEDAN.COM - UPDATE Dampak Gempa Banten hingga Tadi Malam, Daftar Kerusakan Rumah dan Bangunan Retak-retak.
//
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB bergerak cepat setelah terjadinya gempa pada Jumat (2/7/2019).
Baca: Nasib Youtuber KImi Hime Terkini Setelah Disuspsend dan Ditegur Menkominfo, konten Dianggap Vulgar
Baca: Daftar Nama Perwira Polri Dimutasi, Jabatan Baru 115 Pati/Pamen Keputusan Kapolri Tito Karnavian
Hingga pukul 22.10 WIB tercatat 7 rumah rusak berat, 3 rusak sedang dan 5 lainnya rusak ringan.
Data rumah rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat.
Kerusakan rumah sebanyak 5 unit rusak berat di Desa Neglasari dan 1 unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur.
Rumah rusak berat lain tercatat 1 unit di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat.
Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat dan Cililin. Satu rumah rusak ringan di Desa Cirawa Mekar Kecamatan Cipatat, sedangkan 4 lainnya di Kecamatan Cililin.
Sementara itu, dua unit rumah mengalami rusak ringan dan rusak sedang di Kabupaten Sukabumi. Rincian kerusakan 1 unit di Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu dan 1 lagi di Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak. Kerusakan juga terjadi pada bangunan Majelis Ta’lim di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, dengan kategori rusak ringan.
Di Kota Bogor, BPBD setempat melaporkan 1 unit rumah mengalami retak-retak.
Berdasarkan pantauan Pusdalops BNPB, sejumlah 1.000 warga mengungsi di halaman Kantor Gubernur Provinsi Lampung. Sejumlah 50 lainnya di Kabupaten Lampung Selatan mengungsi di EX Hotel Lima Enam.
Gempa bumi bermagnitudo 6,9, yang sebelumnya dirilis bermagnitudo 7,4 ini dirasakan dengan durasi berbeda di beberapa wilayah. Warga di Kabupaten Pandeglang merasakan getaran 5 – 10 detik.
Warga panik dan keluar rumah; sebagian mereka mengungsi ke dataran yang tinggi.
Warga di Kabupaten Lampung Selatan merasakan gempa 1 – 5 detik. Mereka juga panik namun tetap waspada. Sedangkan warga Sukabumi, mereka merasakan getaran lebih lama yaitu 15 – 20 detik.
Masyarakat terpantau panik dan keluar rumah. Demikian juga dengan warga Kabupaten Cianjur yang juga merasakan getaran sekitar 20 detik.
Durasi pendek dirasakan warga Kabupaten Bandung dan Bandung Barat dengan waktu 5 – 7 detik, sedangkan Kota Bogor 15 – 25 detik.
Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bahwa peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB.
Gempa magnitudo 6.9 ini terjadi pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten.
Siaran pers ini dikeluarkan oleh Agus Wibowo, Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB.
Badan Meteoroogi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) merevisi sejumlah keterangan mengenai gempa bumi berkekuatan cukup signifikan yang mengguncang bagian wilayah Banten Jumat (02/08/2019) malam.
Dalam narasi pertama yang dikeluarkan BMKG, gempa pukul 19.03 WIn tadi itu berkekuatan M 7,4 dengan pusat di 147 km arah barat daya Sumur, Banten. Narasi yang dikeluarkan tersebut juga menuliskan bahwa kedalaman gempa 10 km dengan potensi tsunami.
Namun, setelah dilakukan sejumlah pemutakhiran, terdapat sejumlah revisi mengenai keterangan gempa tersebut.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo awal M 7,4 selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo M 6,9," ungkap Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Baca juga: Gempa Banten Jumat Malam, BMKG Sebut Dipicu Lempeng Indo-Australia
Tak hanya kekuatannya yang berbeda, Daryono juga menyebut kedalaman gempa yang berbeda dari hasil analisis awal. Dalam analisisnya, Daryono mengatakan kedalaman gempa 48 km.
"Episenter lindu tersebut terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya, berlokasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman 48 km," ujarnya.
Seperti yang diketahui, sebelumnya, dalam narasi yang beredar, gempa pukul 19.23 WIB tadi berada pada kedalaman 10 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia," kata Daryono.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik," sambungnya.
Dalam pantauan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," tutur Daryono.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa berpotensi tsunami dengan level SIAGA untuk wilayah Lebak dan Pandeglang bagian Selatan, dan level WASPADA untuk wilayah Pandeglang Utara, Tanggamus-Lampung," tegasnya.
BMKG Revisi Kekuatan Gempa
Badan Meteoroogi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) merevisi sejumlah keterangan mengenai gempa bumi berkekuatan cukup signifikan yang mengguncang bagian wilayah Banten Jumat (02/08/2019) malam.
Dalam narasi pertama yang dikeluarkan BMKG, gempa pukul 19.03 WIn tadi itu berkekuatan M 7,4 dengan pusat di 147 km arah barat daya Sumur, Banten. Narasi yang dikeluarkan tersebut juga menuliskan bahwa kedalaman gempa 10 km dengan potensi tsunami.
Namun, setelah dilakukan sejumlah pemutakhiran, terdapat sejumlah revisi mengenai keterangan gempa tersebut.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo awal M 7,4 selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo M 6,9," ungkap Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Baca: Nasib Youtuber KImi Hime Terkini Setelah Disuspsend dan Ditegur Menkominfo, konten Dianggap Vulgar
Tak hanya kekuatannya yang berbeda, Daryono juga menyebut kedalaman gempa yang berbeda dari hasil analisis awal. Dalam analisisnya, Daryono mengatakan kedalaman gempa 48 km.
"Episenter lindu tersebut terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya, berlokasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman 48 km," ujarnya.
Seperti yang diketahui, sebelumnya, dalam narasi yang beredar, gempa pukul 19.23 WIB tadi berada pada kedalaman 10 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia," kata Daryono.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik," sambungnya.
Dalam pantauan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," tutur Daryono.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa berpotensi tsunami dengan level SIAGA untuk wilayah Lebak dan Pandeglang bagian Selatan, dan level WASPADA untuk wilayah Pandeglang Utara, Tanggamus-Lampung," tegasnya.
Baca: Nasib Youtuber KImi Hime Terkini Setelah Disuspsend dan Ditegur Menkominfo, konten Dianggap Vulgar
Baca: Daftar Nama Perwira Polri Dimutasi, Jabatan Baru 115 Pati/Pamen Keputusan Kapolri Tito Karnavian
UPDATE Dampak Gempa Banten hingga Tadi Malam, Daftar Kerusakan Rumah dan Bangunan Retak-retak
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive
UPDATE Dampak Gempa Banten hingga Tadi Malam, Daftar Kerusakan Rumah dan Bangunan Retak-retak