Paman Prada DP Mendadak Hilang dan Tak Bisa Bersaksi, Ini Fakta Persidangan Seputar Dodi Karnadi
Seorang kerabat Prada Deri Pramana (DP), terdakwa kasus mutilasi pacarnya sendiri, Vera Oktaria, mendadak hilang.
Elsa meminta agar orangtua Deri datang ke rumahnya dulu untuk memberitahu mengenai apa yang telah dilakukan Deri terhadap Vera.
"Ibu Deri mau ketemu anaknya. Akhirnya kami ke Sungai Lilin lagi dan ketemu sama Deri jam 21.00 malam," jelasnya.
"Setelah itu kami pulang. Deri sempat ikut sama kami. Tapi dia dan Dodi minta diturunkan di simpang. Sedangkan Imam pulang naik motor. Setelah itu saya tidak tahu lagi mereka mau ke mana, karena saat ditanya mereka tidak menjawab dengan jelas," ungkapnya.
Namun, Dodi sempat meminta uang ke Elsa sebesar Rp.2 juta dengan alasan akan diberikan ke Prada DP. "Saya baru dengar kabar sekitar dua minggu kemudian. Kemungkinan kalau Deri sudah ada di Banten. Tapi alamatnya, saat itu saya kurang tahu dimana," katanya.
Baca: Uki Umumkan Hengkang dari NOAH, Bagikan Cerita Persahabatannya Bersama Ariel sejak SMP
Baca: TERNYATA HAMIL, Polisi Ungkap Fakta Baru Pembunuhan, Pria (EF)Tikam Kekasiih 22 Kali Usai Bersetubuh
Baca: AKHIRNYA PARTAI DEMOKRAT Angkat Bicara tak Diundang PDI P di Kongres Bali, Beda Gerindra dan PAN
Kronologi Lengkap
Terungkap di persidangan, pada 8 Mei 2019 pagi, Prada DP terlihat panik usai menghabisi Vera Oktaria.
Pukul 06.00, Prada DP kemudian keluar dari kamar dan menuju teras belakang penginapan. Setelah sempat mondar-mandir, Prada DP lalu masuk ke gudang yang tak ada orang di sana.
Di dalam gudang tersebut, Prada DP kemudian mengambil gergaji besi bekas yang tidak bergagang.
Dia kemudian nekat memotong mayat Vera Oktaria di dalam toilet kamar yang dia tempati. "Terdakwa lalu memotong siku tangan kanan korban dengan gergaji yang diambilnya dari gudang. Sebelum tangan korban putus, gergaji yang digunakan patah," kata Oditur.
Prada DP pun kebingungan untuk melenyapkan mayat Vera. Selanjutnya, pada pukul 08.00, Prada DP keluar kamar dengan membawa patahan gergaji besi dibungkus pakaian dengan tas ransel.
Dengan mengendarai sepeda motor milik Vera, Prada DP pergi ke Jembatan Sungai Lilin. Di sanalah Prada DP membuang pakaian dan gergaji besi itu.
Setelah itu Prada DP pergi ke rumah Dodi, paman terdakwa. Kepada Dodi, Prada DP mengakui telah membunuh Vera Oktaria.
Prada DP lalu memberi uang pada Dodi untuk membeli plastik besar untuk membuang mayat Vera.
Setelah mendapatkan kantong plastik itu, Prada DP berangkat ke pasar Sungai Lilin. "Terdakwa membeli jeruk dan salak 1 kilogram dan gergaji besi Rp 50 ribu dan kembali ke penginapan," katanya.
Sampai di penginapan, Prada DP sempat memberi salak kepada petugas resepsionis. Ia lantas kembali menggergaji tubuh korban di kamar. Ia melanjutkan memotong siku Vera sampai putus.