FAKTA TERBARU Prada DP Akui Vera Sempat Hamil Saat Pacaran, Ibu Korban Meradang: Tidak Pernah

Fakta baru terungkap dalam persidangan kasus pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan Prada DP terhadap pacarnya

KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA
Prada DP memperagakan cara mencekik Vera Oktaria (21) kekasihnya sendiri ia telah ia bunuh saat di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com - Fakta baru terungkap dalam persidangan kasus pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan Prada DP terhadap pacarnya, Fera Oktaria (21).

Prada DP mengaku Fera sempat hamil sebelum dirinya menjadi seorang anggota TNI. Kehamilan itu ia ketahui setelah keduanya melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.

Namun, ia tak mengingat pasti kapan kejadian tersebut berlangsung. Namun, Prada DP menyebutkan bahwa hal itu terjadi karena hubungan asmara mereka yang kelewat batas.

"Selama pacaran kami sering keluar malam, kami melakukan itu (berhubungan). Tahu hamil setelah cek ke dokter. Setelah itu saya suruh makan buah," kata Prada DP dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (16/8/2019).

Sampai Prada DP lulus menjadi seorang TNI, ia mengaku tak pernah berhubungan badan dengan korban sampai malam peristiwa pembunuhan tersebut berlangsung.

"Ketika di Palembang sebelum ketemu Fera, Serli datang ke kosan. Saya juga berhubungan badan dengannya empat kali,"ucapnya.

Sementara itu, Suhartini ibu dari Fera meradang mendengar penjelasan Prada DP.

Ia mengutarakan bahwa prajurit TNI tersebut selalu berkata bohong di dalam sidang.

"Dibilang anak saya sering keluar malam, padahal tidak pernah. Banyak bohong anak itu," ucap Suhartini dengan nada kesal setelah sidang.

Suhartini mengatakan, semasa hidup, Fera lebih banyak di rumah sebelum ia bekerja. Hal itupun diketahui keluarganya yang lain begitu juga dengan terdakwa.

Ia berharap hakim dapat memberikan hukuman seberat-beratnya kepada Prada DP yang telah menghilangkan nyawa Fera.

"Untuk apa berdamai, hukum mati saja. Anak saya juga tidak kembali lagi,"katanya.

Prada DP sebut Dodi sarankan jenazah Fera dipotong dua

Prada DP menyampaikan pernyataan mengejutkan saat menjalani sidang ke-5 di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8/2019).

Seluruh keterangan itu bertolak belakang apa yang diucapkan saksi. Dalam berkas pemeriksaan sebelumnya, Dodi disebutkan menolak untuk menyiapkan parang, kapak dan gergaji besi.

Namun, menurut Prada DP, Dodi memberikannya kantong plastik berukuran besar yang akan digunakan untuk memasukkan tubuh Fera.

"Kantong plastik itu untuk memasukkan jenazah Fera setelah dipotong, agar darahnya tidak netes. Setelah dari rumah Dodi saya membeli tas dan koper di pasar," ujar Prada DP. 

Saat bertemu Dodi, Prada DP mengaku bahwa pamannya itu menyarankan agar jenazah korban dipotong menjadi dua bagian dan dimasukkan ke koper sehingga bisa dibawa keluar kamar.

Mendapatkan saran tersebut, ia kembali membeli gergaji besi di toko bangunan dekat rumah pamannya itu. 

"Saya minta tolong Dodi untuk membantu memotongnya, Dodi tidak mau. Saya balik lagi ke penginapan," jelasnya. 

Ketika di penginapan, Prada DP kembali melanjutkan untuk memotong tangan Fera. Namun ia lalu merasa iba dan mengurungkan niatnya tersebut.  

"Saya kembali lagi ke rumah dodi. Dodi lalu menelepon Imam (saksi yang meninggal) untuk meminta bantuan," ungkapnya. 

Saat Imam datang, ia menyarankan agar Prada DP membakar jenazah Fera yang ada di dalam kamar dengan menggunakan obat nyamuk bakar yang telah dibentuk menjadi "bom waktu".

"Seluruh tubuhnya saya siram pertalite, sekitar 9 liter. Kasur juga disiram, ketika obat nyamuk dihidupkan, saya kasihan jadi saya batalkan," ucapnya.

Ingin menyerahkan diri namun dilarang Dodi

Sosok Dodi juga disebut Prada DP sebagai orang yang melarangya untuk menyerahkan diri ke Polisi Militer ataupun satuan tempatnya berdinas usai membunuh Fera.

Niat menyerahkan diri itu muncul setelah upaya mutilasi yang dilakukan Prada DP gagal. Begitu juga dengan percobaan pembakaran tubuh korban.

"Dodi bilang tidak usah, dia yang menyarankan saya agar tidak menyerahkan diri," kata Prada DP, Kamis (15/8/2019).  

Dodi lantas menghubungi temannya bernama Imam. Lalu Prada DP disarankan untuk membakar jenazah Fera, namun usaha itu batal ia lakukan. 

Selanjutnya, saksi Imam yang telah meninggal sebelum dihadirkan dalam ruang sidang, menghubungi satu saksi lagi bernama Muhammad Hasanudin.  

Kepada Hasanudin, Imam menjelaskan bahwa Prada DP sedang mengalami masalah keluarga dan ingin belajar mengaji. 

Hasanudin pun menyarankan agar Prada DP belajar di pesantren Serang, Banten, hingga keduanya pun berangkat ke sana.  

"Selama saya di sana, merasa ada yang mengikuti. Lalu menghubungi tante saya untuk menyerahkan diri dan dijemput Polisi Militer," ujarnya.  

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prada DP Akui Fera Sempat Hamil Saat Pacaran, Ibu Korban Meradang"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved