Begini Cara Prada DP Rencanakan Bunuh Sang Pacar Vera Oktaria, Oditur Beberkan di Surat Tuntutan

Kelihaian Prada DP Susun Rencana Pembunuhan Terhadap Sang Pacar Vera Oktaria, Dibeberkan Oditur Militer dalam Sidang Tuntutan di Pengadilan Militer

Editor: Juang Naibaho
KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA
Prada DP menangis setelah Oditur menuntutnya dengan hukuman seumur hidup serta dipecat dari satuan, Kamis (22/8/2019) 

Pada tanggal 3 Mei, terdakwa lari dari Latpur Rindam 2 Sriwijaya dan keesokan harinya tiba di Palembang.

Oditur menyebutkan, saat ditangkap Prada DP dalam BAP pernah mengaku lari dari pendidikan karena curiga korban sudah punya pacar lain. Prada DP ingin ke Palembang untuk membuktikannya.

Fakta ini berbeda dengan pengakuan Prada DP yang mengaku lari dari pendidikan karena takut ketinggian dan trauma.

Lalu pada tanggal 4 Mei 2019 pukul 11.00 WIB, Oditur menyebutkan Prada DP indekos di lorong Banten 5 dan bertemu dengan Sherli. Di sana ia empat kali berhubungan badan dengan Sherli.

Bukan cuma perkara hubungan badan itu yang menjadi indikasi kuat pembunuhan berencana. Dari Sherli pula Oditur mendapatkan fakta bahwa Prada DP pernah bilang Vera Oktaria tak tahu terima kasih.

Selama pertemuan dengan Sherli, Prada DP bercerita bahwa Vera Oktaria tak tahu terima kasih padahal sudah dibelikan ponsel 4 kali, dibayari sekolah dan sering dibawakan makanan.

Vera Oktaria korban mutiliasi tewas di sungai lilin.
Vera Oktaria korban mutiliasi tewas di sungai lilin. (Facebook/Mhd Perjaka Purwata)

Selanjutnya pada tanggal 7 Mei 2019, Prada DP menghubungi Vera Oktaria dan berhasil.

Ini adalah momen-momen krusial pembunuhan berencana itu. Karena Prada DP mengajak Vera bertemu dan tempat pertemuannya ialah di Stasiun Kertapati.

"Terdakwa mengajak bertemu di Stasiun Kertapati agar seolah-olah ia baru tiba dari Baturaja ke Palembang," katanya.

Padahal Prada DP sudah beberapa hari berada di Palembang. Pada pukul 20.00 di hari yang sama tanggal 7 Mei, Vera Oktaria menghubungi Prada DP dengan bertanya "kamu di mana?'

Prada DP membaca pesan itu tapi tak buru-buru menjawab.

Ia lalu menghubungi temannya Putra Baladewa dan meminta diantarkan ke Stasiun Kertapati Palembang. Ia membawa tas ransel hitam layaknya orang yang baru tiba di stasiun.

Prada DP dan Vera lalu pergi ke Jembatan Ampera Palembang. Sampai di sana Prada DP membawa Vera menuju Sungai Lilin. Dalihnya untuk bertemu dengan bibi Prada DP bernama Elsa.

Ini pun termasuk poin penting tentang indikasi kuat Prada DP merencanakan pembunuhan.

Prada DP, menurut Oditur, sengaja membawa nama Elsa dan mengajak Vera Oktaria ke sana karena korban kenal dan akrab dengan Elsa.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved