Kronologi Massa Serbu Patroli Bripda Dedi Hingga Panah Menancap di Leher, Serda Rikson Gugur
Nasib Serda Rikson Adi Candra tidak semujur, Bripda Dedi bersama empat personel TNI-Polri yang terluka saat terjadi bentrok dengan massa.
TRIBUN-MEDAN.com - Nasib Serda Rikson Adi Candra tidak semujur, Bripda Dedi bersama empat personel TNI-Polri yang terluka saat terjadi bentrok dengan massa.
Kerusuhan meletus di Distrik Waghete, Deiyai, Papua, mereka pun jadi bulan-bulanan massa hingga akhirnya Serda Rikson gugur saat mempertahankan mobil patroli.
Bripda Dedi dinyatakan masih hidup, walau mendapatkan perawatan serius akibat panah yang menancap pada lehernya.
Foto Bripda Dedi yang kena panah di bagian leher pun menjadi viral di media sosial.
Menariknya dia masih sanggup bertahan, kendati panah itu masih dalam posisi menancap di tubuhnya.
Panah tidak langsung dicabut, karena dikhawatirkan jika segera dicabut dari bagian leher maka dia akan kehilangan banyak darah.
Awalnya Bripda Dedi dikabarkan meninggal dunia setelah mendapat luka panah di bagian leher.

"Setengah jam lalu mereka sudah dievakuasi ke Timika dengan helikopter," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto saat dihubungi melalui telepon, Kamis (29/8/2019).
Ia membantah informasi yang menyebut salah satu korban luka, Bripda Dedi yang terkena panah pada bagian leher telah meninggal dunia.
Massa pada saat itu ingin kembali menggelar aksi unjuk rasa terkait dugaan tidak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur.
Eko juga memastikan ada perampasan senjata yang dilakukan massa, namun ia belum dapat memastikan jumlahnya.
Menurut Eko, kini situasi di Distrik Waghete, Deiyai, sudah berangsur kondusif dan massa telah membubarkan diri sejak pukul 16.00 WIT.
Kini, sambung Eko, Dandim 1705/Paniai, bersama Bupati Deiyai dan para tokoh masyarakat setempat sedang berkumpul untuk mengatasi masalah tersebut.
Akibat kejadian tersebut, Serda Rikson gugur karena mengalami luka terkena senjata tajam sejenis parang dan luka panah di bagian kepala.
Sementara Kapolda Papua Irjen Pol Rudolph A. Rodja memastikan bentrokan tersebut juga menyebabkan 2 orang dari massa tewas.