Dua Jenderal (Purn) Jebolan Kopassus Akhirnya Turun Tangan Terkait Gejolak Papua
Gejolak di tanah Papua mendapat perhatian serius dari dua jenderal (Purn) TNI jebolan Komandan Pasuskan Khusus (Kopassus).
Diketahui, Hendropriyono memiliki karier cemerlang di TNI. Ia merupakan prajurit jebolan Kopassus.
Karier militernya diawali sebagai Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.
Ia kemudian menjadi Komandan Detasemen Tempur Para-Komando, Asisten Intelijen Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya (1986).
Hendropriyono kini dikenal sebagai tokoh intelijen di Tanah Air.
Baca: Fakta Gepeng Ditangkap Satpol PP, Tas Diperiksa Simpan Uang Rp 12 Juta dan Deposito Rp 25 Juta
Baca: Diejek Farhat Abbas dan Elza Syarief dengan Sebutan Bau Pesing, Ini Reaksi Hotman Paris
Sementara Prabowo Subianto juga punya pengalaman banyak di tanah Papua.
Prabowo merupakan salah satu prajurit jebolan Kopassus yang pernah memimpin operasi militer di Papua.
Operasi militer itu merupakan pembebasan sandera dari tangan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma, Papua.
Pada 9 Mei 1996, Kopassus yang dipimpin Prabowo menggelar operasi menyelamatkan 11 sandera Tim Ekspedisi Lorentz 1995.
Selama 130 hari sejak 8 Januari 1996, mereka disandera kelompok OPM.
Aksi penyanderaan itu menjadi alasan OPM untuk menuntut kemerdekaan dari Indonesia.
Kopassus turun tangan memburu OPM ke Mapenduma.
Operasi yang dipimpin Prabowo berlangsung selama lima hari.
Dalam kontak senjata, delapan orang anggota OPM ditembak mati sedangkan dua orang ditangkap hidup-hidup.
Sementara di pihak sandera, sembilan orang berhasil diselamatkan namun dua sandera terbunuh.