KRONOLOGI Lengkap Tertangkap Basahnya Oknum Kepsek dan Guru TK Bertindak Asusila di Ruang Guru

KRONOLOGI Lengkap Tertangkap Basahnya Oknum Kepsek dan Guru TK Bertindak Asusila di Ruang Guru

YouTube
KRONOLOGI Lengkap Tertangkap Basahnya Oknum Kepsek dan Guru TK Bertindak Asusila di Ruang Guru. (YouTube) 

KRONOLOGI Lengkap Tertangkap Basahnya Oknum Kepsek dan Guru TK Bertindak Asusila di Ruang Guru

Oknum ASN berinisial DRN dan DN ketika para pemuda dusun sekitar pada malam hari pukul 19.00 berkumpul di sebuah sekolah di dusunnya untuk beramai-ramai mengakses internet di sekolah tersebut.

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang oknum kepala sekolah dan guru Taman Kanak-Kanak (TK) di Kecamatan Semin, Yogyakarta tertangkap basah melakukan perbuatan asusila.

Kedua Aparatur Sipil Negara (ASN) itu dituntut untuk diberhentikan secara tidak hormat.

Kepala Dusun Prebutan, Desa Kemejing, Kecamatan Semin Nugroho mengatakan kronologi awal penggerebekan terjadi pada, Kamis (5/9/2019) malam.

Oknum ASN berinisial DRN dan DN ketika para pemuda dusun sekitar pada malam hari pukul 19.00 berkumpul di sebuah sekolah di dusunnya untuk beramai-ramai mengakses internet di sekolah tersebut.

 

"Para pemuda curiga kok ada dua sepeda motor masih terparkir di lingkungan sekolah hingga malam hari,"

"Lalu terdengar suara perempuan lantas, para pemuda ini mencari tahu sebenarnya siapa yang malam-malam masih berada di sekolah," kata Nugroho, Senin (9/9/2019).

Sambungnya, ruang guru masih dalam lampu menyala, lalu pemuda mencoba mengintip pada sebuah celah.

Lalu tiba-tiba lampu dimatikan oleh seseorang yang berada di dalam.

"Mungkin karena terlalu gaduh di luar DRN dan DN mematikan lampu. Lalu mereka menelpon saya bahwa DRN dan DN ternyata sedang melakukan perbuatan asusila dan saya dikirimi bukti oleh mereka."

"Tidak lama berselang saya langsung ke tempat kejadian," jelasnya.

Setelah itu dirinya langsung mengintrograsi kedua pasangan yang bukan muhrim tersebut.

Keduanya sempat mengelak saat dimintai keterangan oleh Nugroho selaku kepala daerah.

"Alasan pertama mereka curhat karena adanya permasalahan pada keluarga, lalu alasan kedua DN sedang dalam kesulitan ekonomi dan meminta bantuan kepada DRN,"

"Tetapi alasan tersebut tidak logis, karena massa sudah berjubel lalu saya telpon pihak kepolisian untuk mengamankan kedua pasangan itu," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved