KPK- Pendemo Tuntut Novel Baswedan dan Agus Rahardjo Mundur, Aneh tak Tahu Pimpinan KPK, Bayaran?

KPK- Pendemo Tuntut Novel Baswedan dan Agus Rahardjo Mundur, Aneh tak Tahu Pimpinan KPK, Bayaran?

Editor: Salomo Tarigan
Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com
KPK- Pendemo Tuntut Novel Baswedan dan Agus Rahardjo Mundur, Aneh tak Tahu Pimpinan KPK, Bayaran? 

KPK- Pendemo Tuntut Novel Baswedan dan Agus Rahardjo Mundur, Aneh tak Tahu Pimpinan KPK, Bayaran?

TRIBUN-MEDAN.COM - KPK- Pendemo Tuntut Novel Baswedan dan Agus Rahardjo Mundur, Aneh tak Tahu Pimpinan KPK, Bayaran?

//

Yanti peserta aksi demonstrasi menuntut pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jilid IV Agus Rahardjo Cs mundur dari jabatan mengaku tidak mengetahui siapa saja pimpinan KPK saat ini.

Baca: 15 JADWAL PENERBANGAN Garuda Dibatalkan Hari Ini dan Besok, Termasuk Rute Pengalihan ke Kalimantan

Yanti menuturkan ikut aksi semata-mata karena diajak.

DEMO KPK, Pengakuan Pendemo Dibayar Rp 50 Ribu Dukung Revisi UU KPK, Remaja dan Anak-anak Terlibat
DEMO KPK, Pengakuan Pendemo Dibayar Rp 50 Ribu Dukung Revisi UU KPK, Remaja dan Anak-anak Terlibat (TRIBUNNEWS/RINA AYU)

"Enggak tahu siapa (pimpinan KPK)," tutur Yanti saat ditemui ditengah-tengah peserta aksi demonstrasi di Depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (16/9/2019).

Yanti mengatakan telah dua kali ikut aksi demonstrasi di depan Gedung KPK.

Pada Sabtu (14/9/2019) lalu Yanti mengaku ikut aksi demonstrasi mendukung revisi Undang-Undang KPK.

Hanya saja, Yanti mengatakan tidak pernah mengetahui apa yang menjadi tuntutan dari aksi yang diikutinya itu.

Baca: Viral Aksi Polisi Menemplok Pada Kap Mobil di Pasar Minggu

Yanti mengaku ikut aksi lantaran diajak.

"Saya juga enggak tahu (tuntutannya) saya cuma diajak aja," ungkapnya.

Kendati begitu, Yanti mengkalim tidak diberi imbalan.

Bahkan untuk uang makan sekalipun.

"Enggak ada, enggak ada," ucap Yanti seraya tersenyum malu.

Baca: Maruarar Dorong Peserta Munas HIPMI Jalankan Program Goes To Desa

Untuk diketahui, sekelompok massa yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli KPK, Himpunan Aktivis Millenial dan Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (16/9/2019).

Mereka mendesak agar pimpinan KPK Jilid IV Agus Rahardjo Cs mengundurkan diri dari jabatan dan Novel Baswedan dipecat.

Aksi demonstrasi yang telah berlangsung sejak pukul 14.00 WIB itu pun masih berlangsung.

Sementara aparat kepolisian dan unit kendaraan taktis water canon serta baracuda telah disiagakan untuk mengantisipasi bila terjadi kericuhan.

Duit pecahan Rp 50.000 beterbangan

Sejumlah massa yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli KPK, Himpunan Aktivis Millenial dan Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (16/9/2019) siang.

Mereka mendesak agar pimpinan KPK Jilid IV Agus Rahardjo Cs mengundurkan diri dari jabatan dan penyidik KPK Novel Baswedan dipecat.

Dari pantauan Tribunnews.com di lokasi, sejumlah massa yang awalnya tampak berdiri mendengarkan orasi sang orator tiba-tiba riuh. Selebaran duit pecahan Rp50.000 tampak beterbangan di dekat mobil komando massa dari ARJ.

Massa yang berdiri di dekat mobil komando ARJ pun sontak keluar barisan dan memunguti pecahan uang Rp50.000 yang bertebaran.

"Ada yang sebar uang tuh ada yang sebar uang," kata Yasir salah pewarta suara.com di Gedung KPK.

"Iya warna biru, gocapan tuh," ujar Ridwan, pewarta Jawa Pos, kerabat Yasir yang juga berprofesi sebagai pewarta di Gedung KPK.

Senada dengan itu, salah satu peserta aksi yang tidak menyebutkan namanya pun membenarkannya. Menurutnya, uang yang disebar tersebut merupakan pecahan Rp50.000.

"Iya betul, tadi dapat satu gocap," tuturnya.

Untuk diketahui aksi demonstrasi tersebut telah berlangsung sejak pukul 14.00 WIB. Terkini, aksi tersebut pun masih berlangsung. Sementara aparat kepolisian dan unit kendaraan taktis water canon serta baracuda telah disiagakan.

Pengakuan Pendemo Dibayar Rp 50 Ribu Dukung Revisi UU KPK, Remaja dan Anak-anak Terlibat.

//

REMAJA berinisial A (15) datang ke Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2019) sore.

Baca: WHATSAPP TERBARU: 5 Fitur di Whatsapp tapi Jarang Diketahui Manfaatnya, Mudah Cari Pesan Penting

Pelajar ini terlihat bersama gerombolan seusianya, duduk di trotoar depan KPK bersama massa dari kelompok Corong.

Baca: WHATSAPP TERBARU: 5 Fitur di Whatsapp tapi Jarang Diketahui Manfaatnya, Mudah Cari Pesan Penting

Saat ditanya, A mengaku ikut aksi ini karena diajak oleh seorang temannya yang sama-sama dari Kampung Pulo, Jakarta Timur.

"Iya ikut ini, dijanjiin dibayar Gocap (Rp 50 ribu) setelah bubar," akunya.

Dirinya mengaku tak begitu memahami apa yang disampaikan oleh massa.

"Ya gitu aja dukung Jokowi revisi UU," ucapnya.

Baca: Muncul Pengakuan Veronica Koman, Ngaku Kerap Diintimidasi, Jelaskan Rekening dan Laporan Beasiswa

Remaja lain dari kelompok massa lainnya yang ditanya, juga enggan menjawab pertanyaan yang sama.

Mereka hanya menjawab diajak oleh orang dewasa dalam aksi hari ini.

Namun dari sejumlah informasi di lapangan, massa dibayar bervariasi mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu.

Baca: 5 Ciri Obat Kedaluwarsa Jarang Diketahui dan Diperhatikan Konsumen, Pastikan Obat Aman Diminum!

Tribunnews.com pun mencoba menanyakan hal itu pada seorang koordinator lapangan yang mengaku dari Jakarta Pusat.

Perempuan berinisial T ini membantah massa yang datang dibayar.

"Saya datang ke sini karena benar-benar dari membela Jokowi sejak dulu saya bagian Seknas Jokowi."

Baca: LIVE TV ONLINE: Link Live Streaming Fiorentina vs Juventus, Siaran Langsung Liga Italia Malam Ini

"Saya enggak tahu kalau mereka ini dibayar, enggak tahu, beda tempat," ucapnya.

Pantauan Tribunews.com, selain para remaja, sejumlah anak-anak juga ikut terlibat dalam aksi mendukung revisi Undang-undang KPK usulan DPR.

Mereka juga menuntut pembubaran Wadah Pegawai KPK, serta meminta Presiden jokowi segera melantik komisioner KPK periode 2019-2023.

Baca: JOKOWI - Muncul Desakan, Jokowi Diminta Stop Bahas Revisi UU KPK, Tarik Kembali Surat Presiden

Menurut Pasal 87 UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, anak-anak dilarang terlibat unjuk rasa.

Sejak Sabtu siang hingga petang, setidaknya ada 10 organisasi masyarakat yang bergantian berorasi di depan Gedung Merah Putih KPK.

Massa pertama yang hadir sekitar pukul 14.45 WIB adalah Aliansi Rakyat Lawan Korupsi, bersamaan Solidaritas Pemuda Nasionalis (SOPAN) Himpunan Aktivis Millenial Indonesia, maupun Corong.

Baca: GERAK CEPAT Jokowi Setujui Revisi UU KPK, Pengamat Nilai Presiden Mulai tak Berdaya karena Parpol

Kemudian dilanjutkan dengan Aliansi Masyarakat untuk Perbaikan KPK yang membawahi massa yang mengatasnamakan Srikandi Millenial.

Lalu, Masyarakat Penegak Demokrasi (MPD), dan Jaringan Masyarakat Sipil Jayakarta (JAM-Jaya).

Massa yang hadir membawa mobil komando ini secara bergantian memberikan orasinya.

Baca: Bocoran Spesifikasi Oppo A9 2020 Dikabarkan Diluncurkan Bulan September Ini, Fitur Utama 4 Kamera

Meski dari massa yang berbeda, tuntuan massa hampir serupa, yakni memecat lima komisioner periode 2015-2019 dan memecat pegawai KPK.

Juga, meminta Presiden segera melantik komisioner baru, serta mendukung revisi UU KPK.

Aksi massa ini sempat diwarnai pembakaran poster dan spanduk.

Baca: 5 Ciri Obat Kedaluwarsa Jarang Diketahui dan Diperhatikan Konsumen, Pastikan Obat Aman Diminum!

Massa yang hadir terlihat membawa spanduk, poster, yang bertuliskan dukungan untuk Jokowi serta puluhan bendera merah putih yang dikibarkan.

Ada pula yang mengenakan kostum ala menari maupun menggelar aksi teatrikal.

Massa membubarkan diri menjelang Magrib atau sekitar pukul 17.50 WIB.

Baca: GERAK CEPAT Jokowi Setujui Revisi UU KPK, Pengamat Nilai Presiden Mulai tak Berdaya karena Parpol

Ratusan aparat kepolisian masih disiagakan menjaga gedung yang terletak di daerah Kuningan, Jakarta Selatan itu.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Bastoni Purnama mengatakan, untuk mengawal aksi hari ini, pihaknya menurunkan 400 personel, dan khusus malam ini disiagakan 100 personel.

"Untuk unjuk rasa ini kita menurunkan sekitar 400 personel. Selanjutnya, malam nanti, ada 100 personel untuk mengamankan, dan seterusnya."

Baca: 5 Ciri Obat Kedaluwarsa Jarang Diketahui dan Diperhatikan Konsumen, Pastikan Obat Aman Diminum!

Baca: WHATSAPP TERBARU: 5 Fitur di Whatsapp tapi Jarang Diketahui Manfaatnya, Mudah Cari Pesan Penting

"Ketika ada aksi unjuk rasa, kita akan menurunkan personel sesuai dengan jumlah massa yang ada," ujar Bustoni, ditemui di Gedung KPK.

Ia mengaku belum mengetahui apakah masih ada aksi massa yang dilakukan pada Minggu (15/9/2019) besok ataupun Senin (16/9/2019) lusa.

Bastoni mengimbau agar tak melakukan aksi pada hari libur, di mana dapat mengganggu kegiatan masyarakat seperti car free day.

"Kalau untuk Minggu atau Senin, belum ya. Mungkin nanti malam baru ada pemberitahuan."

"Mudah-mudahan tidak ada karena besok ada car free day, sehingga dapat mengganggu kegiatan masyarakat yang car free day," ucapnya.

 Baca: KPK TERKINI: Pengamat Ray Rangkuti Bilang KPK Lama Tinggal Kenangan Manis, Kini KPK Pura-pura

 Baca: AKHIRNYA Nasib Pria Bakar Motor Yamaha Vega, Kesal Dirazia Polisi, tak Bisa Perlihatkan STNK dan SIM

Baca: Rahasia Kesehatan Makan Apel Setiap Hari, Khasiat bagi Tubuh Kian Sehat, Coba 2 Minggu Saja

Baca: TERUNGKAP Fakta Demo KPK dari Anak-anak, Gak Tau Siapa Pimpinan KPK hingga Pendemo Bayaran

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan wartakota.tribunnews.com

Baca: LIVE LIGA CHAMPIONS: LINK LIVE STREAMING Dortmund vs Barcelona, Prediksi Napoli vs Liverpool

Baca: BEREDAR KABAR TSUNAMI di Ambon, Ribuan Ikan Mati, Warga Ketakutan Ngungsi, Imbauan BMKG & Wali Kota

KPK- Pendemo Tuntut Novel Baswedan dan Agus Rahardjo Mundur, Aneh tak Tahu Pimpinan KPK, Bayaran?

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved