Bak Aksi Koboi, Tiga Oknum Polisi 'Hujani' Tembakan Saat Berlangsung Acara Adat di Lampung

Lepaskan tembakan saat melangsungkan upacara adat, tiga oknum anggota polisi diperiksa Bidang Propam Polda Lampung.

Tangkapan Layar Video Youtube
Oknum anggota polisi melepaskan tembakan ke udara di sela upacara adat di Kotabumi, Lampung Utara, Minggu, 15 September 2019. 

TRIBUN-MEDAN.com, LAMPUNG - Lepaskan tembakan saat melangsungkan upacara adat, tiga oknum anggota polisi diperiksa Bidang Propam Polda Lampung.

Terlihat dalam video yang beredar di media sosial, tampak aksi oknum polisi itu membuang tembakan yang dilepaskan ke udara dalam upacara adat tersebut.

Pemeriksaan ketiganya dilakukan sebagai tindak lanjut beredarnya video di media sosial Instagram dan Facebook, serta pesan instan WhatsApp, Rabu, 19 September 2019.

Dalam video tersebut, nampak tiga orang tengah melepaskan tembakan ke udara.

Dua orang menggunakan senjata laras pendek dan satu orang menggunakan senjata laras panjang.

Ketiganya melepas rentetan tembakan setelah upacara adat.

Dalam video terlihat juga belasan anak berebut selongsong peluru bekas tembakan.

Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengakui adanya peristiwa tersebut. Lihat videonya di sini:

Dia memebenarkan ketiga orang tersebut merupakan oknum anggota di jajaran Polda Lampung.

"Benar adanya peristiwa tersebut dan viral di medsos tentang adanya oknum anggota Polri yang melakukan penembakan (ke udara) di tengah sebuah acara," tutur Pandra, Kamis, 19 September 2019.

Pandra mengklarikasi kabar yang beredar bahwa prosesi adat tersebut berlangsung pada Minggu, 15 September 2019 sekitar pukul 09.00 WIB di kediaman keluarga besar Firdaus Amir di Kotabumi, Lampung Utara.

"Adapun prosesi tersebut merupakan bagian dari prosesi adat Lampung yang dikenal dengan istilah Begawi, yang dimulai sejak hari Jumat," terangnya.

"Selanjutnya pada hari Minggu berlangsung prosesi turun mandi dan pepadun atau pemberian gelar adat Lampung," imbuhnya.

Pandra menjelaskan, pada kegiatan turun mandi dan pepadun itulah dilakukan tradisi turun-temurun, yaitu membunyikan suara petasan untuk memeriahkan proses pemberian gelar adat Lampung.

"Jadi bentuk kemeriahan (prosesi adat) tersebut dilakukan dengan bentuk bunyi-bunyian, bisa berbentuk letusan. Letusan itu biasanya menggunakan petasan atau mercon," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved