TERUNGKAP Dialog Ibu Guru dan Siswanya, Dipelintir hingga Picu Kerusuhan Wamena, 16 Tewas 65 Luka

"Ya ini kan ada yang memprovokasi untuk memanfaatkan Sidang Umum PBB. Berkaitan dengan di PBB," kata Moeldoko

Editor: Tariden Turnip
facebook
TERUNGKAP Dialog Ibu Guru dan Siswanya, Dipelintir hingga Picu Kerusuhan Wamena, 16 Tewas 65 Luka . Massa membakar bangunan di Wamena 

Sehingga nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya kemana," sambung dia.

Moeldoko pun memastikan pemicu kerusuhan di Wamena hoaks.

Menurut dia, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sudah memastikan tak ada guru yang bertindak rasis ke siswa Papua.

Oleh karena itu, ia meminta semua pihak tak terpancing dengan provokasi yang sengaja dibuat.

Saat ditanya kenapa pemerintah tidak menindak pihak provokator itu, Moeldoko menyebut masih butuh proses.

"Ya semuanya kan by process," ujar dia.

Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar (hoaks).

"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujarnya di Jayapura.

Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.

"Guru tersebut sudah kita tanyakan dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kita pastikan.

Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.

Kronologi hoaks pemicu kerusuhan Wamena
Kronologi hoaks pemicu kerusuhan Wamena (facebook)

Lantas apa sebenarnya yang terjadi hingga meletus kerusuhan yang menelan korban jiwa?

Akun halaman facebook, Surga Kecil Yang Jatuh ke Bumi, mengunggah foto ibu guru yang dalam hoaks yang beredar sebagai orang menyebut ucapan rasis.

Foto ibu guru ini disertai kata: Kwn seorang guru dari SMA PGRI WAMENA tanggal 21septeDia mengucapkan kata MoXXXX...

Padahal katanya si ibu guru hanya meminta siswa membaca dengan suara keras: BACA YANG KERAS.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved