Buntut Mahasiswa FK USU Meninggal Diduga karena Difteri, 10 Mahasiswa Lain Diperiksa Kesehatannya
FK USU mengumpulkan mahasiswa satu angkatan dari Nurul Arifah Ahmad Ali dan sudah menjelaskan tentang apa saja yang harus dilakukan.
Penulis: Ayu Prasandi |
“Dinas kesehatan mengatakan ada tujuh hari untuk mengetahui apakah positif difteri atau tidak tetapi musyawarah dengan keluarga, tindakan yang dilakukan adalah dengan meruah pernafasan dari leher, tetapi sebelum tindakan dilakukan si mahasiswi tersebut meninggal dunia,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, meninggalnya mahasiswi FK tersebut tentunya merupakan musibah bagi keluarga besar USU dan merupakan kejadian luar biasa karena difteri merupakan penyakit yang dianggap sudah tidak ada lagi.
“Sudah langsung berkoordinasi dengan Dinkes Sumut dan juga Dinkes Medan. Kemarin sore kami rapat membahas bagaimana penanganannya yang kami dapat kemarin, sebanyak 260 mahasiswa yang memungkinkan ada kontak dengan korban ini dilakukan imunisasi,” ungkapnya.
Ia mengatakan, mahasiswa dan mahasiswi yang kontak langsung akan dilakukan imunisasi dan pemberian obat selama seminggu berturut-turut dan sudah berjalan.
“Semua biaya dibebankan ke Dinkes Sumut dan Dinkes Medan sehingga USU membantu dari segi teknis yaitu membantu tenaga medis nya dan untuk obat-obatan disediakan dinkes,” katanya.
Ia menambahkan, untuk sementara ini USU masih akan menunggu instruksi dari dinkes karena yang mengetahui benar bagaimana dampak secara meluas. Kalau dinkes mengatakan untuk mahasiswa USU harus menggunakan masker maka akan disediakan. (pra/tribun-medan.com)