Dituding Aliran Sesat, Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah Diberondong Pertanyaan Warga dan Aparat

Warga menunggu fatwa MUI Samarinda tentang ajaran yang disebarkan Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah.

TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER
Ratusan warga RT 31 dan RT 33 Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, Gunung Manggah meminta klarifikasi dari anggota kelompok yang diduga dianggap sesat, Minggu (6/10/2019). Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul BREAKING NEWS-Diduga Aliran Sesat, Majelis Didatangi Warga, Dugaan Aktivitas Asusila Antar Jamaah, https://kaltim.tribunnews.com/2019/10/06/breaking-news-diduga-aliran-sesat-majelis-ini-datangi-warga-dugaan-aktivitas-asusila-antar-jamaah?page=all. Penulis: Christoper Desmawangga Editor: Rafan Arif Dwinanto 

TRIBUN-MEDAN.com - Diduga menyebarkan aliran sesat yang tidak sesuai dengan Islam, ratusan warga RT 31 dan RT 33 Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, Gunung Manggah meminta klarifikasi dari anggota kelompok yang diduga aliran sesat.

Pertemuan tersebut dilakukan di Langgar Ahada yang dihadiri masyarakat, pihak Kelurahan Sungai Dama, Polri dan TNI.

Selain memenuhi ruangan Langgar, masyarakat juga tampak memenuhi bagian luar.

Bahkan, warga yang berada di luar berulang kali berteriak "Usir saja, alirannya itu sesat."

Keriuhan semakin terjadi ketika beberapa anggota jamaah keluar dari langgar.

Pertemuan tersebut dilaksanakan Minggu (6/10/2019) pagi tadi sekitar pukul 10.00 dan baru selesai sekitar pukul 18.00 Wita.

Dari informasi yang didapatkan, jamaah kelompok yang bernama Majelis Rasulullah Assabatu Sahabah jumlahnya ada puluhan.  dan selalu menyampaikan ajarannya secara berpindah-pindah.

Kelompok ini telah ada sejak setahunan terakhir di lingkungan warga Gunung Manggah.

Farul Hadi (22) warga sekitar, sekaligus pengurus ikatan remaja langgar (Irla) Ahada menjelaskan, perilaku kelompok tersebut membuat warga curiga ada yang tidak beres dari ajaran yang disampaikan.

Hal itulah yang membuat warga ingin mendengarkan penjelasan dari jamaah kelompok tersebut.

"Perilaku mereka yang buat warga resah. Ada dugaan bahawa ajaran mereka ini mengarah ke aliran tertentu," ucapnya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (6/10/2019).

Dia mengatakan, salah satu hal yang membuat warga resah yakni, ketika anggota kelompok mereka berboncengan maupun jalan bukan dengan pasangan sahnya.

"Tadi banyak pertanyaan yang dilontarkan warga, tapi jawaban mereka selalu tidak sampai. Ada juga yang tidak dijawab," imbuhnya.

La Jahaja, Ketua RT 33 mengaku tidak dapat menjelaskan secara detail mengenai aktivitas kelompok tersebut.

Namun dirinya membenarkan sebagian dari jamaah kelompok tersebut merupakan warganya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved