Breaking News

Isak Tangis Keluarga Saat Golfrid Disemayamkan di Rumah Duka, Abangnya Lihat Ada Kekerasan

Jenazah Golfrid Siregar (34) telah dibawa ke rumah duka di Desa Palian Na Opat Kecamatan Dolok Panribuan

Penulis: Tommy Simatupang |
TRIBUN MEDAN/TOMMY SIMATUPANG
Jenazah Golfrid Siregar (34) telah dibawa ke rumah duka di Desa Palian Na Opat Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun, Selasa (8/10/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Jenazah Golfrid Siregar (34) telah dibawa ke rumah duka di Desa Palian Na Opat Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun, Selasa (8/10/2019).

Polisi telah selesai melalukan otopsi untuk membantu penyebab kematian.

Para kerabat telah berkumpul di rumah duka.

Mereka juga menggelar acara berkabung. Pun teman-teman aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumut dan Persaruan Advokat Indonesia (Peradi) Sumut telah hadir mengucapkan turut berduka kepergian aktivis lingkungan itu.

Golfrid Siregar merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ia lahir 11 Maret 1985.

Golfrid meninggalkan seorang istri bernama Resmi Barimbing dan seorang putri yang masih berusia dua tahun Felicia Siregar.

Golfrid merupakan kuasa hukum Walhi tamatan S2 Fakultas Hukum Nomensen. Jenazah Golfrid rencana akan dimakamkan pada hari ini (8/10/2019) sore.

Amatan Tribun-Medan.com di rumah duka, rasa haru begitu kentara. Banyak kerabat yang mengungkapkan keseharian bersama dengan Golfrid Siregar.

Sementara, Resmi Barimbing istri Golfrid terlihat terus menangis di sebelah peti jenazah. Ia menutup kepalanya dengan ulos (kain khas batak) berwarna gelap sembari menunduk.

Ibunya Golfrid tampak beberapa kali meraung. Ia tidak menyangka dengan kejadian yang dialami anak bungsunya.

Tribun-Medan.com juga mencoba mengamati bentuk-bentuk luka pada sekujur tubuh jenazah Golfrid.

Pada bagian batok kepala terlihat dua garis jahitan yang panjang sekitar 6 cm.

Ada juga beberapa jahitan kecil. Lalu, pada bagian mata sebelah kiri terlihat memar yang sudah membiru. Pada bagian tangan juga terlihat luka memar yang juga membiru.

Keluarga korban masih menaruh rasa curiga atas kematian golfrid. Mereka sepakat kematian Golfrid bukan insiden kecelakaan lalu-lintas. Abang Golfrid, Rahman Siregar menilai dari kasat mata tubuh adiknya terlihat ada bentuk kekerasan.

"Meninggal adik saya tidak murni kecelakaan. Kalau melihat jenazah adik saya, ada hal-hal yang disengaja karena lihat kondisinya," ujarya sembari mencoba menahan air mata.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved