Cerita Korban Ledakan Bom Polrestabes Medan: Sampai Sekarang Saya Pikir Itu Suara Ban Pecah

Melihat keadaan Kompol Abdul Mutolib yang diperban di tangan kanan dan kirinya, Wakapolda Mardiaz bertanya mengenai kondisi dan kronologi kejadian.

Penulis: Liska Rahayu |
TRIBUN MEDAN/LISKA RAHAYU
Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto menjenguk korban ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019). 

Dia di depan kantin di dekat tempat pengurusan SKCK. Tiba-tiba ada ledakan dan saya kaget," katanya.

Ia menjelaskan, keadaan mulai panik dan dirinya sedikit terjatuh karena ledakan.

Namun petugas yang ada di lokasi mengatakan ledakan tersebut berasal dari ban mobil yang pecah.

Tapi ia kemudian merasa panas di pahanya.

Saat dilihat, dirinya ternyata sudah berdarah dengan serpihan paku-paku dan besi panas tertancap di pahanya.

"Barulah ditolongi polisi, dibawa ke sini. Terus di sini dibersihkan luka-luka itu. Kata dokter tidak parah. Sampai sekarang memang saya pikir itu suara ban pecah," jelasnya.

Wakapolda juga mengunjungi korban lain Richard Purba, yang merupakan PHL.

Setelah menjenguk, mereka memberikan santunan dari istri Kapolri.

"Ini ada santunan dari ibu Kapolri. Semoga cepat sembuh," katanya.

Senada, keluarga Bripka Juli Chandra juga memberikan keterangan saat keluar dari RS.

"(Bripka Juli Chandra) sadar. Tidak ada luka," kata perempuan berjilbab yang diketahui adalah ibu Bripka Juli Chandra.

Saat ditanyai mengenai kondisi terkini korban, dia menjawab Bripka Juli Chandra baik-baik saja dan tidak ada luka ringan.

Namun ibu Bripka Juli Chandra tidak bersedia ditanyai lagi mengenai kondisi pasti Bripka Juli Chandra.

"Nggak tahu saya.

Namanya orang penyakitan, jadi enggak lihat saya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved