Kakinya Direnggut Granat, Kopral Mugiyanto Tak Patah Arang, Kini Dinobatkan Jadi Jenderal Kelengkeng
Sosok Mugiyanto boleh dikatakan sebagai panutan para petani. Khususnya untuk komoditas buah Klengkeng varietas Kateki.
Penulis: Ayu Prasandi |
Kakinya Direnggut Granat, Kopral Mugiyanto Tak Patah Arang hingga Dinobatkan Jadi Jenderal Kelengkeng
TRIBUN-MEDAN.com - Kelengkeng merupakan tanaman asli Asia Tenggara ini memiliki cita rasa manis yang menyegarkan pada daging buahnya.
Klengkeng kerap dijadikan salah satu bahan pelengkap dalam resep makanan, terutama untuk dijadikan toping kue atau salad.
Namun cukup sulit untuk menemukan buah kelengkeng ini, karena buah ini merupakan buah musiman, pun demikian klengkeng sudah banyak dikembangkan di Indonesia.
Salah satu daerah yang kini fokus mengembankan buah Klengkeng di Indonesia adalah daerah Magelang, Jawa Timur yang diprakarsai seorang anggota TNI bernama Kopral Mugiyanto.
Sosok Mugiyanto boleh dikatakan sebagai panutan para petani. Khususnya untuk komoditas buah Klengkeng varietas Kateki.
Di kalangan para petani buah kelengkeng, Mugiyanto adalah contoh nyata bagaimana ketekunan dan keuletan bertani mampu mengantarkannya sebagai petani sukses meski dalam keterbatasan.
Ya, sejak 2015 mengembangkan Klengkeng Kateki, Mugiyanto berhasil mengembangkan buah manis legit ini.
"Sekarang saya mengelola lahan 1,3 hektare. Ada sekitar 230 pohon (Klengkeng Kateki) yang saya budidayakan di Magelang," ujar dia ketika berbincang dengan awak media di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Mugiyanto, yang saat ini masih tercatat sebagai prajurit aktif TNI AD yang berdinas di Kodim 0705 Magelang.
Prajurit berpangkat Kopral Kepala ini, di sela-sela kegiatan dinasnya juga menunjukkan membina sejumlah petani di beberapa daerah.
Adapun di Magelang, dia memberdayakan Kelompok Tani Borobudur.
Dia lantas bercerita soal alasannya memilih Klengkeng Kateki. Menurutnya komoditas ini punya daya saing dan nilai ekonomi tinggi.
"Pasarnya masih sangat luas ya. Kebutuhan dalam negeri saja mayoritas masih di-suply dari luar (impor). Artinya peluangnya sangat terbuka sekali," beber pria yang pernah mengikuti kursus Pusrehab di Kementerian Pertahanan ini.
Pun dari sisi budidaya. Menurut dia, Klengkeng salah satu jenis buah yang fleksibel. Bisa ditanam dalam kondisi pada 5 MDPL (meter di bawah permukaan laut) hingga 1000 MDPL (dataran tinggi).
"Bayangkan di lokasi yang dekat bibir pantai pun masih bisa berbuah. Kemudian klengkeng ini skala 21 brix (indeks tingkat kemanisan buah-buahan), " kata dia.
Saat ini budidaya Klengkeng Kateki yang dirintis Mugiyanto membuahkan hasil yang luar biasa. Belum genap lima tahun, dia sukses memanen buah dengan kualitas unggul.
"Untuk satu hektare (pohon klengkeng) menghasilkan sekitar 12 ton buah. Itu dari 200 pohon," ungkap Mugiyanto.
"Malah bisa lebih ya. Kalau dimaksimalkan, satu pohon bisa 75 kilogram. Dikalikan 200 pohon, artinya bisa mencapai 15 ton," lanjut dia.
Adapun untuk biaya per kilogram dari budidaya klengkeng ini sekitar Rp10.000. Sementara Mugiyanto menjualnya ke pasar sekitar Rp35.000-Rp.45.000.
"Gampang sekali (menjualnya). Malahan kurang ya, permintaan pasar tinggi," ujar Mugiyanto.
Ditanya soal resep rahasianya mengembangkan Klengkeng Kateki, Mugiyanto menjabarkan ada dua kunci.
"Pertama benih yang unggul. Kedua agroklimat, bagaimana memahami iklim pertanian. Meliputi cuaca, kelembaban, hingga soal kondisi tanah. Nantinya ini akan mempengaruhi pola penerapan teknologi maupun treatment pohonnya," beber Mugiyanto.
Awal Mula Kopral Mugianto Menjadi Petani Kelengkeng
Namun siapa sangka, dibalik kesuksesan Mugiyanto mengembangkan buah kelengkeng ini, terdapat sebuah cerita sedih yang menjadikannya sebagai petani buah Kelengkeng.
Hal ini diungkapkan Mugiyanto ketika berbincang dengan seorang PNS di Kementerian Pertanian, yaitu Alif Al Syahban.
Perbicangan keduanya dituliskan Alif Al Syahban di akun facebooknya. Dia mengatakan bahwa Kopral Mugiyanto di Nobatkan Sebagai Jenderal Kelengkeng.
Berikut Postingan Lengkap Alif Al Syahban
"Senin kemerin bliau bertandang kejakarta untuk menghadiri acara sebagai narasumber di salah satu stasiun TV nasional, bliau tak lupa mengunjungi kami di kantor Kementerian Pertanian.
Sempat ngopi bareng, namun sebelum wawancara dengan berbagai media nasional (cetak dan elektronik), saya mencuri waktu untuk wawancara eksklusif dengan bliau.
Banyak sekali yang bliau ceritakan, dengan meneguk secangkir kopi, senyum bahagia itu terpancar dimata bliau, lalu pelan-pelan mengupas kisahnya saat bertugas diberbagai tempat.
Sebagai invanteri, medan tempur sudah dilahap habis oleh pria bertubuh tegap itu.
Sembari sesekali memandangi TV di ruang PPID Ditjen Hortikultura , Prajurit TNI Angkatan Darat itu akhirnya sampai kapada kejadian luar biasa yang menimpanya, "sebelumnya tidak ada firasat, tiba-tiba saja tubuh saya terlempar saat berjalan menyusuri medan operasi militer" ungkapnya. Granat itu telah berhasil merampas kaki kanannya, tubuhnya yang ter......
saksikan kisah lengkapnya nanti yah..."
