Kisah Jenderal Sintong Panjaitan Ketakutan Dibentak Presiden Soeharto Gara-gara Saran Timor Timur

Letnan Jenderal (Purn) Sintong Panjaitan punya pengalaman tak mengenakan dengan Presiden ke-2 RI Soeharto.

Editor: Juang Naibaho
ISTIMEWA
Sintong Panjaitan 

Akhirnya Soeharto berkata, "Ya sudah begitu saja ya, jadi dilanjutkan saja yang sudah kamu lakukan. Jangan kamu pikirkan daerah istimewa lagi".

Polisi Temukan 2 Butir Peluru Kaliber 22 di Motor Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan

Teguran Benny Moerdani Kepada Soeharto

Bukan cuma Sintong Panjaitan saja yang harus merasakan kemarahan Soeharto saat memberikan saran.

Jenderal TNI Benny Moerdani juga pernah merasakan hal serupa.

Namun, teguran 'maut' belakangan terbukti benar. Pada akhirnya Pak Harto menyesal karena mengabaikan saran tersebut.

Dilansir dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' dan 'Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan' karya Julius Pour, Jenderal TNI Benny Moerdani memberikan teguran 'maut' itu pada tahun 1984.

Jenderal TNI Benny Moerdani melakukan hal itu karena sejumlah menteri merasa risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis tapi dengan memanfaatkan kekuasaan bapaknya.

Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI/TNI bukan oleh warga sipil.

Ketika ada kesempatan bermain biliar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri ‘menegur’ Pak Harto.

Ia mengingatkan soal bisnis anak-anak Soeharto yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.

Soeharto ternyata tidak terima oleh teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar. Setelah itu, hubungan mereka berdua memburuk.

Benny Moerdani kemudian dicopot dari Panglima ABRI meski Soeharto membantah jika pencopotan Benny akibat ‘teguran maut’ yang telah dilakukannya.

Ayah Jual Anak Gadis Seharga Rp 161 Juta, Untuk Bayar Live Streaming Wanita Dewasa

Pada Agustus 2004 Soeharto menjenguk Benny Moerdani yang sedang sakit keras dan terbaring di Rumah Sakit RSPAD, Jakarta.

Di depan Benny, Soeharto secara terus-terang mengakui bahwa teguran yang pernah dilontarkan Benny pada tahun 1984 ternyata benar.

Akibat bisnis anak-anaknya yang ikut memicu krisis ekonomi dan kemarahan rakyat terhadap keluarga Soeharto. Pada 21 Mei 1998, kekuasaan Soeharto pun tumbang.

Sumber: Surya
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved