Perekrutan Teroris Medan

TERUNGKAP Terduga Teroris Latihan Semi Militer di Gunung Sibayak, Dari Medsos hingga Mau Buat Negara

Sebelum beraksi, para terduga teroris sempat menjalani pelatihan. Mereka melakukan pelatihan semi militer alias Idad di Gunung Sibayak.

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
TRIBUN MEDAN/M ANDIMAZ KAHFI
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Selama pengembangan jaringan terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, polisi banyak mengungkap fakta-fakta, dimana saja jaringan ini mengembangkan kelompok.

Dalam perkembangan, kelompok jaringan teroris yang berafiliasi dengan ISIS ini diketahui menyebarkan paham radikal melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu melalui media sosial.

Jadi para terduga teroris sekarang ini  tidak mesti harus melalui imam imam yang ada di Indonesia. Tapi juga langsung belajar dari media sosial.

Kelompok radikal ini sudah mempersiapkan aksi secara matang. Karena dari racikan bahan peledak dan bahan yang ditemukan di TKP, ada bahan senpi rakitan dan ada senjata tajam, panah dan senapan angin.

Bahkan, sebagian besar anggota kelompok radikal yang direkrut juga masih masuk dalam kategori kaum millenial.

Mirisnya saat disuruh untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Pancasila mereka tidak tahu sama sekali.

Sebelum beraksi, para terduga teroris sempat menjalani pelatihan. Mereka melakukan pelatihan semi militer alias Idad di Gunung Sibayak, Sumatera Utara.

Bisa dibilang sebelum menjalankan aksinya, para terduga pelaku memang sudah benar-benar berlatih untuk mempersiapkan diri dalam aksi tersebut.

"Bentuk pelatihan mereka identik dengan menggunakan kuda. Tapi bagaimana mereka latihan akan kita cek ke sana," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja di RS Bhayangkara Medan, Selasa (19/11/2019).

Belajar dari Media Sosial

Sebelumnya, Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto mengungkapkan bahwa aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan sudah direncanakan dengan matang.

Tak hanya itu, jaringan kelompok ini juga sempat melakukan pelatihan sebelum menjalankan aksi mereka di Mapolrestabes Medan.

Agus menerangkan dalam menyebarkan pahamnya, kelompok ini juga memanfaatkan perkembangan teknologi.

"Perkembangan teknologi sangat luar biasa. Jadi sekarang ini tidak mesti belajar dari imam-imam di Indonesia. Tapi juga langsung belajar dari media sosial dan tentunya ini menjadi PR kita bersama, apakah kita ini merasa ancaman bersama yang membahayakan kita, keluarga kita dan lingkungan kita," jelas Agus.

Untuk diketahui, sejauh ini Densus 88 bersama dengan Polda Sumatera Utara sudah mengamankan 30 terduga teroris pasca bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved