FIX Ahok Jabat Komisaris Utama Pertamina, Didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Sadikin
Terjawab sudah teka-teki perusahaan pelat merah yang akan dipimpin mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Satu di antara masalah yang dilakukan Ahok ketika memimpin Jakarta adalah dirinya dianggap tidak bisa memperbaiki BUMN di daerah.
Rizal Ramli menganggap, Ahok hanya bisa membuat kehebohan.
"Ahok pernah mimpin DKI, di bawahnya ada 30 BUMN Daerah ya. Waktu dia masuk, dia bikin heboh, dia jelek-jelekin BUMD sebagai kacau," ujar Rizal Ramli.
Meski Ahok telah mengganti jajaran pimpinan BUMD daerah, namun kader PDIP itu dianggap belum bisa memperbaiki BUMD.
"Manajammennya dia ganti 30 orang. Konco-konconya (teman-temannya) Ahok, tapi juga tidak ada hasilnya setelah beberapa tahun tidak ada perbaikan kinerja yang bagus," ujarnya.
"Kalau Ahok punya pengalaman eksekutif pasti dari pergantian perubahan yang dilakukan terjadi perbaikan," imbuh ekonom berusia 64 tahun itu.
Tak berhenti di sana, Rizal Ramli lantas membeberkan masalah pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT.
"Contoh lain aku ikut dalam sidang kabinet, Ahok ngotot supaya LRT pake rel yang lebar. Padahal LRT hanya di dalam kota cukup rel yang sempit tidak perlu lebar karena yang lebar itu kalau bebannya tinggi atau jarak jauh. Nah apa yang sekarang terjadi, LRT punya banyak masalah karena untuk nikung perlu yang sempit," ujar Rizal Ramli panjang lebar.
Tak berhenti di sana, Rizal Ramli turut mengomentari masalah pembangunan Depo.
"Yang kedua ternyata Depo harus dibangun dengan 25 hektar belum ada tanahnya," lanjutnya.
Sehingga, Rizal Ramli menolak Ahok menjadi petinggi BUMN khususnya sebagai Bos Pertamina.
"Ini nunjukkin bahwa yang namanya Ahok cuma dramanya gede, tapi kemampuan korporasinya tapi betul-betul mengecawakan, sayang kalau Pertamina dijadikan Pertamina percobaan yang tidak perlu," ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahok Jabat Komisaris Utama Pertamina"