Mahasiswa Nommensen Tewas
Ayah dan Ibu Rojer Siahaan Terus Menangis Meratapi Jenazah Anaknya, Minta Kampus Bertanggung Jawab
Kedua orang tua korban, Basri Siahaan dan Meri boru Simatupang tak dapat membendung air mata yang terus membanjiri pipinya.
Penulis: Arjuna Bakkara |
Dan pelaku harus ditindak tegas," tuturnya.
OB Siahaan berharap pihak Kampus UHN dapat menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga agar tidak terulang lagi hingga memakan korban jiwa.
Menurut OB Siahaan, korban merupakan orang yang beriktikad baik di tengah masyarakat selama di kampung dan juga di tengah keluarga.
Sampai saat ini, kematian korban sangat disayangkan pihak keluarga korban, apalagi korban dikenal pintar bergaul.
Terpantau, tangisan kerabat korban semakin sore semakin ramai di rumah duka.
Zidane Siahaan sahabat kecil korban meratapi sambil bersenandung (mangandung-andung) atas kematian korban.
"Naso diingot ho be hita nasai rap marbola najolo?
Hape dung tammat hita sikkola sian SMA marjajji ho na ikkon rap hita sahat tu namate.
(Apakah kau tidak ingat sejak kecil di kampung kita selalu sama, sama main bola.
Dan setelah tamat SMA kita berpisah, tetapi tetap setia dan berjanji sehidup semati)," kata Zidane Siahaan menangisi jenazah Roger mengenang masa kecil mereka.
Kematian sahabatnya Rojer, pukulan bathin yang cukup keras bagi Zidane yang dulunya mereka dikenal selalu bersama enam orang sekawan.
Korban yang merupakan anak ke dua dari empat bersaudara ini menurut Zidane dikenal sebagai sosok yang baik di desanya.
Bahkan, kata Zidane meskipun sudah kuliah dan jauh dari desa Rojer tak sungkan bergaul dengan sahabat-sahabat kecilnya di Balige.
Roger termasuk orang yang rajin pulang ke kampung membantu orang tuanya ke ladang kalau ada libur kuliah.
"Keseharian korban kalau dia pulang dia pasti bantu orang tua.