Viral Medsos
Ada Apa Hubungan Dirut Garuda yang Dipecat Erick dengan Eks Menteri Rini Sumarno? Ini Kata Said Didu
Said Didu buka suara soal sosok Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Ari Askhara yang kini tengah tersandung kasus penyelundupan.
Karenanya, Said Didu pun tak ragu menyebut bahwa Ari Askhara adalah orang kuat yang dekat dengan kekuasaan.
"Biasanya, pengalaman saya, orang seperti ini adalah titipan kekuasaan atau orang dekat kekuasaan. Biasanya orang seperti ini," sambung Said Didu.
Dalam tayangan Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Said Didu juga menyinggung sosok mantan Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Said Didu menyinggung soal sosok Ari Askhara yang mungkin menjadi titipan kekuasaan di era kepemimpinan Rini Soemarno.
"Orang ini ( Ari Askhara) agak diistimewakan oleh menteri sebelumnya. Dan biasanya orang yang diistimewakan seperti ini adalah orang yang ada titipan yang kuat," ucap Said Didu.
"Anda mau bilang, ini titipan Bu Rini ?" tanya pembawa acara.
"Saya tidak tahu, siapa tahu bu Rini juga dapat titipan," jawab Said Didu.
"Jadi ada titipan melalui bu Rini atau ini titipan Bu Rini ?" tanya pembawa acara algi.
"Kita enggak tahu. Kalau orang sudah jadi penikmat jabatan itu sudah masuk pintu jalan sesat. Ari ini betul-betul penikmat jabatan," ungkap Said Didu.
Mengulas kinerja Rini Soemarno, Said Didu pun menyebut bahwa di era kepemimpinannya, Rini diduga kerap mengganti orang di jabatan direksi tanpa mempertimbangkan kompetensi.
Alhasil, Said Didu pun menyebut sosok pemimpin yang dihasilkan di BUMN pun adalah sosok yang jahat.
"Saya menengarahi bahwa Bu Rini kemarin ini asal comot saja karena setiap saat bisa mengganti orang. Kalau kita setiap saat bisa mengganti orang bukan berdasar kompetensi maka yang muncul menghasilkan direksi penjilat, penikmat kekuasaan, dan mafia pejabat," kata Said Didu.
Padahal diakui Said Didu, tugas Menteri BUMN itu sebenarnya mudah.
Said Didu pun menjabarkan lima tugas mudah yang harusnya dilakukan Menteri BUMN.
"Pekerjaan Menteri BUMN itu kan sebenarnya mudah asal urut. Hanya satu menempatkan orang baik di BUMN, memberikan target kepada dia. Kemudian melindungi dia dari intervensi non korporasi"