Air PDAM Tirta Malem Masih Tersendat, Warga Kabanjahe Terpaksa Beli Air, Kalau Hujan Tampung Air
Hingga saat ini permasalahan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Malem, masih dirasakan warga.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Juang Naibaho
Air PDAM Tirta Malem Masih Tersendat, Warga Kabanjahe Terpaksa Beli Air, Kalau Hujan Tampung Air
Laporan Wartawan Tribun Medan/Muhammad Nasrul
TRIBUN-MEDAN.com, KABANJAHE - Hingga saat ini permasalahan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Malem, masih dirasakan warga.
Semenjak salah satu sumber air milik perusahaan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo ini berhenti beroperasi, pasokan air ke pelanggan menjadi terganggu.
Seorang warga Kabanjahe, Tian, mengaku pasokan air yang mengalir ke rumahnya masih tersendat.
"Sudah enggak jalan lagi, sudah tinggal angin saja yang datang," ujar Tian, Rabu (11/12/2019).
Semenjak air semakin susah mengalir ke rumahnya, Tian mengaku harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli air.
"Sekarang sudah beli air sajalah, soalnya bayar pun ke PDAM yang datang cuma angin. Sekarang ini paling senang kalau hujan lah, bisa nampung air untuk mandi sama cuci, tapi kalau untuk masak tetap pakai air beli," ucapnya.
Ia mengaku satu bulan terakhir terpaksa mengeluarkan biaya membeli air lebih kurang Rp 200 ribu.
Air itu ia beli dari penjual air keliling yang mematok harga sebesar Rp 6.000 untuk setiap drumnya.
Tian mengaku, setiap kali membeli air biasanya sebanyak empat drum.
Dalam satu minggu, ia harus dua kali membeli air.
"Sekali beli itu empat drum, kalau seminggu itu bisa dua kali, tergantung pemakaian kita. Kalau satu tong saja enam ribu, dikalikan sebulan kan sudah lumayan uangnya," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, dengan besaran dana yang ia keluarkan untuk membeli air itu, tentunya sangat berbeda jika ia membeli air dari PDAM.
Ia menyebutkan, jika air lancar datang dari PDAM dirinya hanya mengeluarkan dana setengah dari membeli air di pedagang keliling.
(cr4/tribun-medan.com)