Siswi SMA yang Dibunuh Secara Sadis Disebut Hamil, Ini Komentar Kapolres Nias Selatan
Dugaan kehamilan Terimakasih Laia mencuat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter di puskesmas. Disebutkan bahwa korban hamil 4-5 bulan
Penulis: M.Andimaz Kahfi | Editor: Juang Naibaho
Siswi SMA yang Dibunuh Secara Sadis Disebut Hamil, Ini Komentar Kapolres Nias
Laporan Wartawan Tribun Medan / M Andimaz Kahfi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Polisi telah berhasil menangkap Tolonasokhi Halawa alias Gami (27), pelaku pembunuhan siswi SMA bernama Terimakasih Laia (17) di Nias Selatan.
Terimakasih Laia dibunuh secara sadis di dekat pohon bambu, tidak jauh dari rumahnya, Jumat (29/11/2019) lalu.
Dalam tempo 10 hari, polisi akhirnya ringkus tersangka di Desa Hilizoroilawa, Kecamatan Mazono, Kabupaten Nias Selatan, oleh Tim Satreskrim Polres Nias pada Minggu (8/12/2019) pagi.
Dalam perjalanan penyelidikan, korban diduga sedang berbadan dua. Terimakasih Laia diperkirakan hamil sekitar lima bulan.
Dugaan kehamilan Terimakasih Laia mencuat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter di puskesmas setempat.
Disebutkan bahwa tanda kehamilan di tubuh korban diperkirakan telah berumur 4-5 bulan.
Dalam pengakuannya, tersangka Gami mengatakan bahwa dia kenal sama korban tapi bukan teman dekat.
Dia mengakui hanya teman biasa dan tidak ada hubungan asmara sama sekali.
"Tersangka dan korban tak ada memiliki hubungan spesial. Mereka hanya saling kenal dan bukan teman dekat," kata Kapolres Nias Selatan (Nisel) AKBP I Gede Nakti Widhiarta, Rabu (11/12/2019).
Ditanya apakah pelaku merupakan orang yang diduga juga menghamili korban, Nakti tak membenarkan hal tersebut.
"Soal kehamilan tidak ada hubungan dengan tersangka. Itu perlu pembuktian lagi melalui visum," jelas Nakti.

Untuk diketahui, korban ditemukan tewas berada dibawah pohon bambu. Dia merupakan siswa SMA Negeri 3 Susua, Kecamatan Susua.
Diperkirakan jarak rumah korban dengan sekolah korban sekitar 6 kilometer.
Korban ditemukan dalam kondisi alami luka di wajah dan leher bersimbah darah.
Saat ditemukan korban dalam posisi menyamping ke kanan menggunakan pakaian warna merah jambu dan celana hitam motif liris hijau.
Korban ditemukan adiknya selepas pulang sekolah.
Dia berusaha mencari korban dan coba menjemput disekolah.
Sesampainya di sekolah, diberitahukan pihak sekolah korban sudah dari tadi pulang.
Dalam perjalanan menuju rumah, Situ terkejut saat menemukan korban telah tergeletak di bawah pohon bambu sekitar 50 meter tidak jauh dari jalan.
Adik korban yang menemukan kakaknya telah tiada, lalu memberitahukan kejadian yang dialami korban pada keluarga.
Sampai akhirnya pihak kepolisian datang mengevakuasi korban.
Kapolres Nias Selatan (Nisel), AKBP I Gede Nakti Widhiarta mengatakan pada 29 November 2019 sekitar pukul 19.00 WIB, tersangka Gami melintas berjalan kaki di jalan setapak tepatnya di Dusun IV Khou-khou Desa Hiliwaebu, Kecamatan Susua untuk pulang.
Tersangka akan pulang menuju ke arah gubuk miliknya di Desa Hilimbaruzo, Kecamatan Aramo dan pada saat yang bersamaan korban melintas dengan berjalan kaki di jalan tersebut untuk pulang kerumahnya.
Tersangka tak memiliki pekerjaan tetap, sehari-harinya dia bekerja mencari buah pinang. Status tersangka juga belum menikah dan dia hanya tinggal seorang diri di tengah hutan.
"Saat berpapasan korban menegur tersangka dengan mengucapkan Ayok Bang. Kemudian tersangka berbalik badan dan mengikuti korban dari belakang," kata Nakti via telepon seluler, Selasa (10/12/2019) malam.
"Tersangka langsung memeluk korban dari belakang dan memeras kedua payudara korban menggunakan kedua tangan sambil menarik paksa korban ke arah semak-semak," sambungnya.
Dijelaskan Nakti perbuatan yang dilakukan pelaku mendapat perlawanan dari korban.
• BREAKING NEWS Parbetor Jadi Bandar dan Pengecer Sabu, Irjen Arman Depari: Sabu 60 Kg Asal Malaysia
• AKHIRNYA Mendikbud Nadiem Makarim Hapus Ujian Nasional (UN), Ini Program Penggantinya
Terimakasih Laia melakukan perlawanan dengan cara menunjang perut tersangka dengan kaki kanan sehingga pelukan tersangka terlepas dan tas korban terjatuh.
Korban kemudian berbalik arah dan melakukan perlawanan dengan cara mencakar bahu sebelah kiri tersangka sambil berteriak-teriak "hey Ama Fendi, hey Ama Fendi" untuk memanggil seorang laki-laki yang gubuknya berdekatan dengan tempat kejadian tersebut.
Melihat korban yang mulai panik dengan gerak-gerik yang dilakukan, pelaku Tolonasokhi kemudian berusaha merayu untuk menenangkan korban.
"Jangan takut sama aku, nanti bilang sama orangtuamu, aku mau nikahi kamu," ucap pelaku untuk tenangkan korban.
Bukannya tenang, korban malah terus berteriak dan melakukan perlawanan sehingga tersangka takut akan perbuatannya diketahui oleh orang lain.
Untuk mengancam korban, tersangka kemudian mengeluarkan pisau yang disimpan di kantong celana bagian depan sebelah kanan dan langsung menikam kepala korban.
"Menggunakan tangan kanan saya secara berulang-ulang menikam korban hingga dia berlari ke arah semak-semak pohon bambu yang berjarak 5 meter. Saat yang bersamaan tersangka langsung menikam punggung korban secara berulang-ulang hingga korban terjatuh dengan posisi terlungkup dan tidak bergerak lagi," ungkap tersangka.
Untuk memastikan korban sudah tidak bernyawa, tersangka memiringkan tubuh korban kearah sebelah kanan lalu menutup mulut korban dengan menggunakan tangan kiri dan menggorok leher korban menggunakan tangan kanan hingga korban kehabisan darah dan akhirnya meninggal.
"Setelah selesai membunuh, tersangka meninggalkan mayat korban dan menyimpan pisau miliknya. Dia juga mengambil telepon seluler Oppo A71 warna merah milik korban yang jatuh di dekat tubuh korban dan membawanya," tuturnya.
(mak/tribun-medan.com)