Pengusaha BPK Bangkit

BREAKING NEWS: 500 Warga Ikut Perlombaan Makan Daging Babi, Pengusaha RM BPK Hadapi Hog Cholera

Wisata Kuliner ini bertekad untuk mengembalikan kembali minat masyarakat makan daging babi.

Penulis: Alija Magribi |
Tribun Medan/Alija Magribi
Kemeriahan Wisata Kuliner Makan Daging Babi di Komplek CBD Polonia Medan, Senin (16/12/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com-Sejak pukul 10.00 WIB, Senin (16/12/2019) pagi, satu persatu warga merapat ke Komplek CBD Polonia, Jalan Padang Golf, Polonia Medan untuk meramaikan Wisata Kuliner B2 Kota Medan.

Wisata Kuliner ini bertekad untuk mengembalikan kembali minat masyarakat makan daging babi.

Empat ekor babi dipotong dan disediakan untuk 500 lebih warga yang ikut lomba makan daging yang beristilah B2 ini. Babi diolah dengan resep khas Karo, yaitu dipanggang atau biasa disebut Babi Panggang Karo (BPK).

Ketua Asosiasi Pengusaha Rumah Makan BPK Kota Medan Darna Tarigan menyampaikan rasa terima kasihnya, sebab acara ini didukung oleh 30 Rumah Makan Babi Panggang Karo (BPK) sekitarnya Kota Medan.

Diantaranya ada RM BPK Mari, RM BPK Barus Jahe, RM BPK Taninya,  RM BPK Latumara, RM BPK Sembiring, RM BPK Latersia, RM BPK Meriah, RM BPK Setia Budi, RM BPK Pasar 1, RM BPK Sapo Rumbia, RM BPK Batu Mbulan, RM BPK Tigalingga, RM BPK Tesalonika dan RM BPK Ingettenta.

"Ada 30 rumah makan yang bergabung saat ini.

Tujuan kita adalah menyikapi tentang virus Hog Cholera yang membawa dampak secara sistematis.

Kita tidak Gantar, meski banyak peternak yang alami kerugan, termasuk pengusaha kuliner dan beberapa usaha usaha lainnya juga mengalami dampaknya," ujar Darna.

Darna menyampaikan, dampak yang ditimbulkan juga berpengaruh dengan serapan tenaga kerja.

Kemeriahan Wisata Kuliner Makan Daging Babi di Komplek CBD Polonia Medan, Senin (16/12/2019).
Kemeriahan Wisata Kuliner Makan Daging Babi di Komplek CBD Polonia Medan, Senin (16/12/2019). (Tribun Medan/Alija Magribi)

"Karyawan karyawan rumah makan juga mengalami dampak. Banyak yang gak bisa membayar gaji karyawannya," ujarnya

Darna menjelaskan bahwa pemerintah melalui Dinas Kesehatan, sudah menegaskan kalau virus Cholera Babi tidak memperngaruhi kesehatan manusia.

Oleh sebab itu jangan sampai terpengaruh pada minat makan Babi.

"Kami perusahaan rumah makan BPK di Medan, agar tidak takut mengonsumsi daging babi.

Tidak boleh ada seorang pun yang meninggalkan BPK," tandasnya.

"Sebagai Pengusaha rumah makan, kami memiliki tanggungjawab kepada untuk konsumen agar tetap mengonsimsi daging babi," tutupnya

Lomba yang digelar terdidik dari 3 kategori, yakni, Lomba makan Babi untuk Pria, Lomba makan Babi untuk Wanita dan Lomba makan Babi kategori anak-anak.

Pengusaha BPK Pangkas Karyawan 

Pemilik rumah makan BPK yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Rumah Makan BPK Kota Medan mengaku mengalami penurunan omzet yang drastis sejak maraknya kematian babi.

Selama tiga bulan belakangan usaha kuliner yang memakai daging babi sebagai bahan baku mengalami penurunan penjualan 70 persen sampai 80 persen.

Hal ini diungkapkan Ketua Asosiasi Pengusaha Rumah Makan BPK Kota Medan Darna Tarigan saat ditemui, Senin (16/12/2019).

"Adanya virus hog cholera bukan hanya memberikan dampak pada peternak babi.

Kami para pengusaha kuliner yang menggunakan bahan baku daging babi turut mendapatkan dampak dari kejadian ini.

Begitu pula pengusaha lainnya seperti pengusaha bumbu, sayur, dan beras," ujarnya.

Ia mengatakan tak sedikit masyarakat yang penghasilannya berasal dari usaha kuliner yang berbahan dasar daging babi ini.

Di asosiasi yang dipimpinnya saja ada sekitar 30 pengusaha yang memiliki banyak karyawan yang berjumlah hingga ratusan orang.

"Dari Dinas Peternakan dan Kesehatan sudah mengatakan virus tersebut penularannya tidak bisa pada manusia.

Tapi masyarakat susah takut mengkonsumsi daging babi. Hingga sekarang setiap harinya masih ada konsumen yang makan daging babi walau jumlahnya berkurang dan belum ada ditemukan manusia yang terjangkit virus tersebut," jelasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan pemilik rumah makan BPK Ola Kisat Cabang Gajah Mada, Mariani Tarigan.

Ia mengatakan sudah hampir tiga bulan omzet rumah makannya berkurang. Ia terpaksa melakukan pengurangan jumlah karyawan.

"Kami sudah terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja, yang tadinya ada 18 orang sekarang hanya tinggal tujuh orang, ini pun sudah berat kami.

Mereka inipun karena berharap nanti situasi membaik saja," ungkapnya.

SUKSES MESKI DIGELAR MENDADAK

Wisata Kuliner Babi yang dilangsungkan di Komplek CBD Polonia, Jalan Padang Golf, Polonia, Medan menyedot perhatian ratusan warga. Padahal kegiatan ini digelar mendadak.

Sekitar 500 warga berbondong-bondong mengisi kursi panjang yang disediakan panitia acara.

Ratusan orang itu ikut memeriahkan lomba memasak dan makan siang bersama.

Ketua Panitia Wisata Kuliner Babi, Mariani Tarigan, mengungkapkan rasa bangga atas dukungan berbagai pihak untuk acara ini.

Padahal persiapan untuk menggelar acara ini hanya 2 minggu yang lalu.

"Saya sebenarnya belum biasa menggelar event sebesar ini, tapi berkat dukungan dari berbagai pihak termasuk Asosiasi Pengusaha Rumah Makan Babi Kota Medan dan Peternak Babi Kota Medan event ini berhasil kita gelar," ujarnya.

Selain dipanggang, kuliner dengan bahan utama daging babi juga diolah dengan darah, atau yang biasa disebut saksang.

Ratusan porsi dijejerkan di meja dan dihabiskan seketika oleh pengunjung.

Mereka datang dari berbagai daerah, seperti Karo, Sibolga, Taput dan Tapanuli Selatan.

Seorang pengunjung bernama Jonathan mengaku datang ke event Wisata Kuliner B2 Kota Medan sekalian untuk melepaskan rasa lapar di siang hari.

"Saya kan, ngojek. Ada ramai ramai di sini, ya udah sekalian makan.

Pas, ini kan kebetulan jam makan," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai driver ojek online.

Jonathan mengaku tak khawatir untuk makan daging babi.

Ia yakin dari kasus yang lalu, semua pihak sudah mencoba membenahi peternakan dan pengolahan babi secara sehat.

"Awal-awal pas gempar itu memang takut.

Tapi karena sekarang sudah berkurang, saya berani makan babi.

Saya yakin kalau diolah sehat tentu tak ada masalah.

Apalagi Hog Cholera kan tak menyebabkan penyakit untuk manusia," tutupnya.

(cr15/tribun-medan.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved